Akselerasikan Transformasi Kehumasan Digital di Lingkungan Lembaga Kepresidenan, Kemensetneg Libatkan TikTok Indonesia

 
bagikan berita ke :

Jumat, 10 Juni 2022
Di baca 964 kali

Menjawab transformasi digital yang begitu pesat dengan berbagai macam rupa, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menjajaki kolaborasi dengan salah satu platform distribusi video, yaitu TikTok. Pertemuan kedua belah pihak berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom, pada Kamis (9/6).

 

Pertemuan secara virtual antara Kemensetneg dengan TikTok Indonesia bertujuan untuk mencari informasi lebih dalam mengenai urgensi penggunaan aplikasi TikTok sebagai penyampaian informasi kepada publik, serta merumuskan formula strategi komunikasi digital yang efektif sehingga dapat membangun kepercayaan publik.

 

Dalam sambutannya, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kemensetneg, Eddy Cahyono Sugiarto menegaskan kembali arahan Presiden Joko Widodo terkait pentingnya inovasi yang perlu dikembangkan oleh kehumasan di lembaga pemerintahan dalam menyampaikan pesan-pesan terkait kerja-kerja pemerintah.

 

“Coba kita menggunakan cara-cara baru, cara kekinian di dalam menyampaikan pesan sehingga apa yang menjadi target penugasan teman-teman humas ini dapat kita optimalkan diseminasinya, tidak hanya bussiness as usual, tetapi pesannya tersampaikan dan mampu membangun public trust,” terang Eddy.

 

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Faris Mufid selaku Public Policy and Government Relations Manager untuk TikTok Indonesia, berpendapat bahwa lembaga pemerintah memerlukan platform digital yang memiliki algoritma yang mampu mendiseminasikan informasi secara luas, kendati pengikut atau followers-nya masih sedikit. Menurutnya, yang terpenting adalah konten yang menarik dan di upload secara konsisten.

 

“Aku percaya temen-temen di Setneg punya banyak jenis kegiatan, tipe-tipe konten yang bisa di-share kepada pengguna-pengguna (masyarakat), sehingga itu bisa didistribusikan ke banyak orang di TikTok. Bagi TikTok, ‘Content is the King’,” kata Faris.

 

Dalam pemaparannya, ia berujar mengenai keberhasilan TikTok Indonesia saat berkolaborasi dengan kementerian lain, salah satunya Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud). Kampanyenya yang bertajuk #SamaSamaBelajar berhasil meraup 81,7 miliar views selama 2 tahun sejak 2020, menjadikannya konten edukasi nomor dua terfavorit di TikTok Indonesia setelah konten komedi.

 

“Ini sebenarnya peluang buat temen-temen di kementerian, pemerintah dan lembaga untuk bisa tap-in (turut serta), bahwa minat-minat pengguna TikTok itu terhadap konten-konten edukatif itu sangat luar biasa.” tambah Faris.

 

Sebagai informasi, hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa Generasi Milenial (25,87%) dan Generasi Z (27,94%) mendominasi dari 270,2 juta total populasi orang Indonesia. Hal yang dinamakan sebagai “bonus demografi” ini berpengaruh besar pada cara mayoritas masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi informasi. Kedua generasi tersebut tumbuh atau lahir di tengah gempuran teknologi mutakhir, karenanya Kemensetneg selaku humas pemerintah berencana untuk berkolaborasi dengan TikTok Indonesia agar dapat mendiseminasikan informasi yang relevan dengan perkembangan zaman, serta mencakup jangkauan yang lebih luas.

 

Kegiatan ini diikuti oleh humas di lingkungan istana kepresidenan, seperti humas sekretariat presiden dan Humas Kementerian Sekretariat Negara, serta peserta magang yang saat ini sedang menjalani program kerja lapangan. Ke depannya, Kemensetneg mengajak kolaborasi dengan TikTok Indonesia untuk mengadakan digital workshop pembuatan konten bagi humas seluruh kementerian dan lembaga di Indonesia. (RKS/KHA/RDW – Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0