Dukung Pencapaian SDGs, Pemerintah Indonesia Selenggarakan Pertukaran Pengetahuan Antar Negara di Bidang Energi Terbarukan

 
bagikan berita ke :

Selasa, 21 September 2021
Di baca 1174 kali

Pemerintah Indonesia (diwakili oleh Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) bekerja sama dengan Pemerintah Jerman yang diwakili oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia menyelenggarakan The First Exchange of South-South and Triangular Cooperation in Renewable Energy pada tanggal 21 s.d. 23 September 2021. Kegiatan tersebut diikuti oleh 51 peserta dari Indonesia, Madagaskar, dan Nepal.

Pelaksanaan pertukaran pengetahuan ini merupakan hasil dari diskusi Pemerintah Indonesia (Pemri) dan Pemerintah Jerman. Diawali dengan pertemuan bilateral di tahun 2019, penjajakan kerja sama kemudian dilanjutkan melalui kick off meeting yang turut melibatkan Afghanistan, Madagaskar, Nepal pada bulan Januari 2021 hingga peluncuran konsep Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) pada Maret 2021. Adapun Steering Committee di bidang energi terbarukan ini telah dilakukan pada Juni 2021 dan menyepakati kerja sama yang akan berlangsung selama 3 tahun, sejak 2021 sampai dengan 2023.

Sesi pembukaan diisi dengan sambutan yang disampaikan oleh Arrya Tirto Sumarto, Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kemensetneg; Zulazmi, Principal Advisor of SDGs SSTC Project, GIZ Indonesia; dan Laode Sulaeman, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM.

Dalam sambutannya, Arrya menyampaikan bahwa saat ini semakin banyak individu, pemerintah, dan perusahaan di dunia mulai sadar akan pentingnya penggunaan energi terbarukan. Arrya juga menyampaikan optimismenya bahwa kebutuhan akan energi terbarukan akan meningkat dalam satu dekade ke depan guna menurunkan emisi gas rumah kaca.

“Energi terbarukan merupakan alat paling efektif dalam menanggulangi  perubahan iklim dan kegiatan ini menjadi wadah diskusi dan tukar pikiran, ide dan pengalaman atas pelaksanaan kebijakan sektor energi terbarukan antar keempat negara,” ujar Arrya.

Selanjutnya, Zulazmi menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas komitmennya terhadap pelaksanaan KSST. Ia menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan tindakan konkrit dalam penguatan kemitraan di bidang energi terbarukan. “Saya harap pelatihan ini dapat menjadi wadah untuk mensinergikan upaya pengembangan energi terbarukan guna mencapai SDGs,” ujar Zulazmi.

Turut dijelaskan oleh Laode bahwa melalui Perjanjian Paris di tahun 2015, Pemri berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 29% secara independen pada 2030, dan 41% dengan dukungan komunitas internasional. Selain itu, Indonesia juga menargetkan untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan pada bauran energi nasional menjadi 23% di tahun 2025 and 31% di 2050. “Komitmen Pemri untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) telah digaungkan Presiden Joko Widodo melalui optimalisasi penggunaan energi terbarukan di sektor energi nasional,” tambah Laode.



Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan terkait energi terbarukan, seperti Solar Power Plant System and Regulation, Introduction to Solar Power Plant Minigrid, dan Waste to Energy Utilization oleh narasumber. Di sesi ini para peserta juga berkesempatan untuk memaparkan kebijakan dan implementasi penggunaan energi terbarukan di negara  masing-masing. (Biro KTLN-Humas Kemensetneg)


Informasi lebih lanjut dapat menghubungi
Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri
Kementerian Sekretariat Negara
T: +6221 38901135
E: biro_ktln@setneg.go.id
Web: http://ktln.setneg.go.id  ;  https://isstc.setneg.go.id/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           4           0           0           0