Keterangan Pers Presiden - Keberangkatan Menuju KTT ASEAN ke-28 dan..., Hangzhou, 5 September 2016

 
bagikan berita ke :

Senin, 05 September 2016
Di baca 1064 kali

KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBERANGKATAN MENUJU KE KTT ASEAN KE-28 DAN KE-29

HANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CHINA

5 SEPTEMBER 2016




Ya ini saya kira, sejak awal pemerintahan, sudah saya sampaikan bahwa ekonomi kita adalah ekonomi terbuka. Dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif ini sangat penting sekali ke depannya.


Jadi, kita ingin mendukung upaya-upaya ekonomi melalui kerja sama antarnegara, melalui kerja sama antaranggota-anggota G20. Dan kita sendiri ingin agar implementasi itu segera kita kerjakan secepat-cepatnya karena, tanpa itu, kita betul-betul akan ditinggal.


Ada dua hal penting yang menurut saya perlu kita waspadai, yaitu adanya revolusi industri baru yang ini mulai digaungkan oleh negara-negara besar.


Kita harus melihat peluang itu. Dan kita juga harus mengambil peran, bagaimana kita juga jangan sampai ditinggal.


Yang kedua, masalah ekonomi digital. Kita juga harus secepatnya mengejar ini karena semua sekarang sudah terus berbicara mengenai ekonomi digital dan terus mengimplementasikan apa yang secepatnya bisa dikerjakan. Kita juga sama. Kita akan secepat-cepatnya mengikuti tren dunia ini agar tidak ditinggal.


Oleh sebab itu, kenapa kita kemarin misalnya ke Alibaba. Yang kita sebetulnya sama Huawei.



Dan kita lihat sendiri bahwa di Indonesia sebetulnya sudah ada market place lokal, market place Indonesia yang juga ini bisa kita pakai sebagai sebuah fondasi menuju ke sebuah ekonomi digital dunia yang saling bergandengan.


Kita tidak mau market place Indonesia ini juga ditinggal begitu saja.


Tetapi kita juga tidak mau channeling dengan yang berkaitan dengan supply chain dunia, berkaitan dengan misalnya logistic platform-nya Alibaba, retail platform-nya Alibaba. Ini juga harus kita sambung-sambungkan sehingga semuanya bermanfaat, utamanya bagi ekonomi-ekonomi yang berada di kampung, produk-produk yang berada di desa-desa, yang bisa dipasarkan tidak dalam lingkup nasional tapi juga internasional.


Itulah gunanya men-channel-kan market place Indonesia dengan sistem platform logistik misalnya dengan Alibaba, retail platform-nya Alibaba misalnya. Ini di sisi digital ekonomi.


Kemudian juga di bidang perpajakan. Ke depan, semua mengatakan bahwa perpajakan ini harus dirombak. Kita juga sama.


Kita sudah mendahului dengan tax amnesty. Tax amnesty ini adalah arah menuju reformasi perpajakan kita. Jangan dianggap ini berdiri sendiri, tidak.


Tax amnesty adalah menuju kepada reformasi perpajakan kita yang juga mengikuti tren dunia. Jangan sampai misalnya Undang-Undang KUP kita, Undang-Undang PPh kita, Undang-Undang PPn kita ini ditinggal oleh tren dunia yang sudah akan menuju ke arah-arah pembaruan total. Ini juga harus diikuti agar kita tidak ditinggal.




Dan yang ketiga, masalah terorisme.


Yang pertama, saya tadi menyampaikan secara tegas bahwa Indonesia menekankan tidak ada kaitan antara terorisme dengan agama, khususnya agama Islam. Secara tegas kami sampaikan itu.


Dan terorisme juga harus didekati dengan smart approach, yaitu lewat pendekatan soft-power approach dan hard-power approach. Ini yang terus kita tekankan. Jadi, tidak semata-mata dengan kekerasan.


Dan perlunya melihat akar masalah sebetulnya apa. Kita menekankan tadi pada forum. Akar permasalahannya harus dicari. Dari hulu sampai hilir, ini harus dicari.


Dan kita semua harus ngerti. Dan itu menjadi introspeksi bagi anggota G20 yang juga berkait-kaitan dengan ini.


Saya kira itu yang tadi saya perlu tekankan, baik nanti sepulangnya akan ada beberapa hal yang bisa kita implementasikan akan kita implementasikan.


Dan juga paling tidak arah kita itu harusnya sudah pada arah yang, track yang betul.


Juga hal yang tadi kita tekankan, yang keempat, yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi.


Semua dunia sekarang ini mengarahnya ke sana karena ini menyebabkan, di semua titik kawasan di dunia, di banyak negara, ini menyebabkan adanya kemiskinan, adanya keterbelakangan, adanya kebodohan.




Titik ini merupakan sebuah titik krusial yang juga harus diberantas bersama-sama dengan cara tadi keterbukaan informasi, keterbukaan perpajakan, keterbukaan perbankan. Saya kira arahnya tren dunia akan menuju ke sana ya.


Terima kasih.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden