Sambutan Presiden RI Pd Strategi Nasional Literasi Keuangan, tgl 19 Nov. 2013, di JCC

 
bagikan berita ke :

Selasa, 19 November 2013
Di baca 1447 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN RI

PADA PELUNCURAN CETAK BIRU

STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN,

 DI JAKARTA CONVENTION CENTER,

19 NOVEMBER 2013

 

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati, para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

Saudara Ketua Dewan Komisioner dan para Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan,

Para Pimpinan Lembaga, Asosiasi, dan Industri Jasa Keuangan,

Para Pimpinan Dunia Usaha dan Pimpinan Perguruan Tinggi,

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersama-sama membulatkan dan menyatukan tekad serta langkah kita untuk terus meningkatkan perekonomian di negara kita, dan hakikatnya, pembangungan yang kita laksanakan dengan cara mengembangkan sektor  jasa keuangan. Beberapa hari yang lalu, saya berbicara dengan Ketua Komite Ekonomi Nasional, Pak Chairul Tanjung yang intinya ada acara yang bagus yang kita laksanakan hari ini. Kemudian, Saudara saya, Bapak Muliaman Hadad berharap apakah saya bisa hadir pada acara yang penting ini. Dan, setelah saya cek dengan menggeser jadwal satu dua yang sudah ada, alhamdulillah, akhirnya bisa hadir di tempat ini karena  mengingat pentingnya acara yang diselenggarakan, mengingat pentingnya gerakan atau kampanye, atau edukasi untuk membikin rakyat kita sungguh mengetahui seluk-beluk jasa keuangan, dan akhirnya insya Allah, mereka akan mendapatkan manfaat dari pengetahuan tentang Jasa Keuangan ini.

 

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada OJK atas inisiatif untuk bukan hanya meluncurkan blueprint Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tetapi secara nyata melakukan gerakan di seluruh Tanah Air untuk sekali lagi membuat masyarakat kita tidak berada di luar, tidak berada di pinggiran dalam dunia jasa keuangan. Oleh karena itu, saya berharap dan berpesan kepada jajaran OJK serta semua pemangku kepentingan, utamanya lembaga jasa keuangan untuk sungguh menyukseskan gerakan atau kampanye nasional literasi keuangan ini.

 

Saudara-saudara,

 

Kita sudah mendengarkan tadi apa yang disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK. Kita juga sudah melihat tayangan termasuk testimoni dari sebagian rakyat kita tentang jasa keuangan. Oleh karena itu, saya kira yang ada di ruangan ini termasuk saya sungguh memandang penting gerakan yang insya Allah akan terus dilaksanakan di seluruh Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin melihat dari perspektif yang lain, yang akhirnya akan menggarisbawahi  apa yang disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK tadi. Begini, alhamdulillah, saya telah memimpin negeri ini selama sembilan tahun, dan ini tahun terakhir masa kepresidenan saya. Oleh karena itu, saya sudah bisa melihat secara utuh, juga bisa menarik sejumlah kesimpulan tentang apa yang ada di kalangan masyarakat kita.

 

Yang ingin saya sampaikan adalah, tentu kalau itu capaian harus kita syukuri, kalau itu tantangan dan permasalahan harus kita jawab dan kita atasi bersama masa kini dan di masa depan. Potret yang bisa kita lihat adalah ekonomi kita  dan juga pembangunan kita terus meningkat dari masa ke masa. Industri jasa keuangan juga terus berkembang dengan kompleksitas tertentu dan fenomena atau realitas yang bisa kita potret benar sebagaimana yang kita saksikan dalam tayangan tadi belum seluruh rakyat Indonesia memahami sepenuhnya tentang jasa keuangan ini dan belum semuanya memasuki dunia yang penting ini, yaitu penggunaan jasa keuangan.

 

Oleh karena itu, solusinya hanya satu, kita harus melakukan gerakan, kita harus melaksanakan langkah-langkah strategis tapi juga operasional, nyata di lapangan untuk menyukseskan literasi keuangan ini sekaligus menyukseskan penggunaan jasa keuangan. Karena ingat, Indonesia sekarang ini adalah anggota G-20, ekonomi kita termasuk 20 ekonomi terbesar di dunia. Kita masih punya potensi. Kita masih punya potensi dan peluang untuk tumbuh dan berkembang lebih cemerlang lagi. Oleh karena itu, tentu kita merugi dan sayang kita punya potensi, kita punya peluang, jalan itu terbuka, apabila di tahun-tahun mendatang di dekade-dekade mendatang kita tidak bisa memastikan bahwa semua potensi ini kita gunakan dengan baik termasuk penggunaan jasa keuangan, termasuk beradanya seluruh lapisan masyarakat kita dalam dunia jasa keuangan tersebut.

 

Saudara-saudara,  

 

Mari kita simak kembali apa sih yang menjadi tujuan dan kepentingan Indonesia. Apa yang hendak kita tuju? Mengapa kita membangun, termasuk membangun perekonomian yang terus kita laksanakan dengan sangat serius?

 

Pertama, tujuan yang hendak kita capai berkaitan dengan topik hari ini adalah industri jasa keuangan harus terus berkembang. Para pimpinan lembaga keuangan banyak yang hadir di sini. Sebab, dengan berkembangnya industri jasa keuangan, perekonomian kita juga akan berkembang lebih pesat lagi. Itu our goal, our interest.

 

Yang kedua, masyarakat kita, seluruh rakyat Indonesia juga harus mengetahui dan sekaligus menggunakan jasa keuangan itu. Kalau itu dilaksanakan, tahun demi tahun, maka kesejahteraan rakyat kita akan terus meningkat. Kemiskinan akan makin berkurang. Ini goal atau interest nomor dua.

 

Nah, setelah kita paham betapa pentingnya jasa keuangan dalam tata perekonomian di negeri kita ini. Serta pentingnya rakyat kita kita ajak serta masuk dalam wilayah jasa keuangan itu, maka negara harus memastikan bahwa sistem dan praktik jasa keuangan itu aman. Tidak mudah terguncang, baik di masa damai maupun ketika situasi perekonomian dunia sedang mengalami gejolak ataupun krisis yang hampir pasti dampaknya juga dirasakan oleh negara kita. Tiga hal itulah yang menjadi tujuan dan kepentingan kita.

 

Nah, sekarang persoalannya adalah bagaimana agar sistem serta praktik jasa keuangan di negara kita ini benar-benar aman dan memiliki ketahanan yang tinggi. Kalau itu yang hendak kita jadikan tujuan maka pengawasan industri jasa keuangan harus dilaksanakan dengan seksama. Perlindungan kepada masyarakat kita, para konsumen kita yang menggunakan jasa keuangan juga harus kita berikan dan negara ini belajar dari pengalaman tahun 1998 utamanya juga sedikit pada tahun 2008 - 10 tahun kemudian -  maka kita harus memiliki sistem, memiliki satu mekanisme dan praktik untuk menjamin stabilitas sistem keuangan kita, dan sekaligus memiliki ketahanan, manakala tiba-tiba ada gejolak, we have to have a crisis management terhadap sistem keuangan ini. Kalau itu kita jalankan semuanya, tiga-tiganya insya Allah sistem keuangan kita makin ke depan akan makin aman dan memiliki ketahanan yang tinggi. Berkaitan dengan itu semua, maka sekali lagi kita menyadari betapa pentingnya gerakan atau kampanye atau edukasi literasi keuangan bagi rakyat Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Dalam testimoni tadi juga sudah diungkapkan oleh Saudara-saudara kita kalau kita sejenak melihat kembali realitas atau drama kehidupan Saudara-saudara, kita maka kita bisa memetik banyak pelajaran. Apa yang saya maksudkan, apa yang kita saksikan dan alami selama ini, masyarakat kita banyak yang berada di luar atau di pinggiran dari dunia jasa keuangan ini. Mari kita tarik masuk ke dalamnya.

 

Yang kedua, masyarakat kita masih ada yang tertipu atau ditipu oleh yang menawarkan jasa keuangan yang tidak benar. Saya bahkan mendengar teman-teman saya yang mestinya mengerti betul logika common sense dan seluk-beluk jasa keuangan juga ikut tertipu.

 

Yang lain, terus terang, besarnya industri keuangan kita belum dinikmati secara merata. Yang menikmati hanya itu-itu saja. Mengapa? Rakyat gamang, rakyat takut, rakyat tidak tahu bagaimana mendapatkan akses pada jasa keuangan itu. Dan, kemudian akibatnya istilah saya, banyak saudara kita yang punya peluang sebetulnya untuk maju, untuk makin sejahtera tapi tidak tahu caranya bagaimana. Untuk itulah sekali lagi, mari kita ubah potret kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat kita yang menurut kita kurang baik dan merugikan mereka semua menjadi satu masyarakat yang cerdas, masyarakat yang mengetahui peluang yang ada di depan mereka semua.

 

Saudara-saudara,

 

Kalau saya boleh mengatakan, ada dua sasaran kembar yang ini kait-mengait. Pertama, literasi keuangan itu sendiri. Mengertikan rakyat kita tentang yang tadi itu semua. Bikin rakyat kita tahu. Tetapi itu baru separuh dari sasaran yang hendak kita tuju, yang lainnya kita harus bikin betul inklusi keuangan ada dan hidup di Tanah Air kita. Artinya apa? Setelah tahu rakyat kita jasa keuangan tadi, apakah perbankan, modal, asuransi, pegadaian, dan sebagainya, maka dia juga mendapatkan manfaat, mendapatkan benefit karena dia mulai menggunakan jasa keuangan itu.

 

Pada pertemuan puncak G-20 tahun 2012 di Los Cabos, Mexico kebetulan saya bersama President Meksiko Calderon dan Presiden Chile Sebastian bersama Queen Maxima meluncurkan gerakan yang disebut dengan inklusi keuangan (Financial Inclusion). Dan itu adalah gerakan yang mendapat respons yang baik karena banyak negara di dunia ini ternyata yang mengalami permasalahan yang sama dengan Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Di atas segalanya saya memohon kepada semua yang hadir di ruangan ini untuk bersama-sama marilah kita bikin rakyat kita tidak takut atas masa depannya. Mari kita bikin rakyat kita juga mendapatkan peluang untuk maju dan kemudian kalau itu bisa didapatkan maka kita membikin rakyat kita mendapatkan keadilan dalam kehidupan dan pembangunan yang kita laksanakan sekarang ini. Dan, yang terakhir kepada jajaran OJK, saya berharap untuk bekerja segiat mungkin, lakukan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan semua pemangku kepentingan. Lakukanlah kerja sama dengan kementerian dan lembaga, bekerja samalah, dan ajaklah para gubernur, bupati, dan wali kota. Libatkan gerakan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah. Libatkan perguruan tinggi dan semua pemangku kepentingan dalam dunia jasa keuangan ini.

Itulah yang dapat saya sampaikan Saudara-saudara. Dan, akhirnya pada kesempatan yang baik ini dengan terlebih dahulu memohon rida Allah SWT dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia dengan resmi saya luncurkan implementasinya. Sekian.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

                                                                                                                               

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI