Kolaborasi Kemensetneg dengan Multi-Stakeholder dalam Menyukseskan WWF 2024

 
bagikan berita ke :

Selasa, 27 Februari 2024
Di baca 603 kali

Biro Hubungan Masyarakat (Humas), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) berkolaborasi bersama Universitas Syiah Kuala, Balai Wilayah Air Sumatera I Kementerian PUPR, Ceudah Asian Friendship Society of Aceh, dan Biro Data dan Informasi, Dewan Pertimbangan Presiden, menyelenggarakan Setneg Mantul Goes to Campus ‘Road to WWF 2024’ di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh.

 

Diskusi bertajuk "Kontribusi Indonesia dalam World Water Forum ke-10 Tahun 2024 ini diadakan di Ruang VIP Gedung Academic Activity Center (AAC) Prof. Dr. Dayang Dawood, MA., USK pada hari Selasa (27/2). Sukses menyelenggarakan KTT G20 pada tahun 2022 dan KTT ASEAN di tahun 2023, Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 di tahun 2024 yang akan dilaksanakan di Bali, Indonesia.

 

Melalui program Setneg Mantul Goes to Campus, Kemensetneg ingin meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan dan masyarakat umum dalam mendukung program pemerintah, khususnya perhelatan internasional ini. Salah satu fokusnya adalah memaksimalkan peran sivitas akademika dan komunitas masyarakat dalam menyebarkan informasi terkait WWF.

 

Memulai acara pada sesi keynote speech, Kepala Biro Humas Kemensetneg, Eddy Cahyono Sugiharto yang juga turut menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bersama-sama mendukung kegiatan Setneg Mantul Goes to Campus ini sebagai pembuka paparannya.

 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Universitas Syiah Kuala, Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Komunitas C-AFS dan Wantimpres yang sudah mendukung kegiatan hari ini, karena WWF ini merupakan forum strategis yang akan membawa banyak manfaat untuk Indonesia dan untuk itu kami ingin mengajak semua pihak untuk berpartisipasi,” ujar Eddy.

 

Eddy juga berharap bahwa para mahasiswa yang hadir dapat aktif berpartisipasi dalam side event serta youth forum yang menjadi rangkaian kegiatan forum internasional tersebut. “Untuk para mahasiswa bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini,” sambung Eddy.

 


Foto: Humas Kemensetneg/Wantimpres/USK

 

Melalui kegiatan ini, Biro Humas Kemensetneg mencoba membangun collaborative governance dengan sivitas akademika seperti Universitas Syiah Kuala, Balai Wilayah Air Sumatera I Kementerian PUPR, dan Ceudah Asian Friendship Society of Aceh yang telah sangat intens dilakukan dan akan terus ditingkatkan untuk menyukseskan World Water Forum 2024 mendatang.

 

Sebagai penutup, Eddy menjelaskan bahwa Kemensetneg telah membangun kolaboratif dengan mengoptimalkan multi-stakeholder engagement, salah satunya adalah Setneg Mantul ‘Goes to Campus’ untuk mengkomunikasikan isu-isu strategis pemerintah kepada publik. Hal ini pun dapat meningkatkan engagement dan public trust terhadap program dan kebijakan yang dilakukan pemerintah.

 

Pelaksanaan kegiatan Setneg Mantul Goes to Campus ‘Road to WWF 2024’ ini merupakan salah satu cara agar publik dapat memahami manfaat konkret dari penyelenggaraan event WWF 2024 ini.



Sesi keynote speech dilanjutkan oleh Agussabti, selaku Wakil Rektor USK Bidang Akademik yang menyampaikan rasa terima kasih dan bangga karena USK menjadi salah satu kampus yang dipilih Kemensetneg untuk berkolaborasi menggaungkan perhelatan WWF ke-10 tahun 2024 yang akan dilaksanakan pada bulan Mei mendatang di Bali. Lebih lanjut dalam sesi keynote speech, Agussabti menjelaskan kontribusi sivitas akademika USK dalam hal pengelolaan air yang melibatkan banyak pihak untuk berkolaborasi bersama.

 

“Universitas Syiah Kuala melalui tridarma perguruan tinggi telah berkontribusi aktif dalam pengelolaan air untuk kesejahteraan bersama. Kontribusi ini terwujud melalui penelitian dan pengembangan solusi inovatif dan kolaboratif, penyusunan kurikulum terpadu dengan isu lingkungan, edukasi dan pelatihan bagi masyarakat dan guru, serta kegiatan kunjungan dan ekstrakurikuler bagi mahasiswa, plus advokasi kebijakan pengelolaan air yang berkelanjutan,” ujar Agussabti.

 


Foto: Humas Kemensetneg/Wantimpres/USK

 

Dalam sesi paparan narasumber, Fajarullah, dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I menyampaikan bahwa pemerintah selama ini telah turut berperan serta dalam memanfaatkan sumber daya air untuk kesejahteraan bersama melalui strategi tiga pilar dan fondasi yang kokoh.

 

“Pengelolaan sumber daya air bertujuan terwujudnya kemanfaatan air yang berkelanjutan untuk kemakmuran rakyat dengan mengoptimalkan tiga pilar yaitu konservasi sumber daya air, pengendalian daya rusak air, dan pendayagunaan sumber daya air. Ketiga pilar ini semakin kokoh dengan hadirnya sistem informasi dan pemberdayaan serta pengawasan”, ungkap Fajarullah.

 


Foto: Humas Kemensetneg/Wantimpres/USK

 

Fajarullah juga menyampaikan tentang masalah krisis yang dihadapi saat ini seperti krisis air, krisis perilaku, dan krisis pengelolaan serta tantangan BWS Sumatera I untuk menyelesaikan krisis tersebut di lapangan. Fajarullah menutup sesi paparannya dengan menyampaikan harapannya terkait kesuksesan penyelenggaraan WWF 2024. “Kita harus terus mendukung penyelenggaraan WWF 2024 ini karena forum ini melibatkan banyak negara sehingga nantinya akan tercapai sebuah komitmen bersama untuk pengelolaan air yang lebih baik dan air dapat diakses secara menyeluruh ke depannya,” tutup Fajarullah.

 

Sesi paparan narasumber penutup menampilkan Syafwina, Ketua Ceudah Asian Friendship Society of Aceh (C-AFS-Aceh) yang mewakili komunitas masyarakat di Banda Aceh. Syafwina menjelaskan kontribusi komunitas masyarakat dalam upaya pengelolaan air khususnya dengan program penanaman mangrove yang dilakukan oleh komunitas miliknya yang bekerja sama dengan Jepang.

 


Foto: Humas Kemensetneg/Wantimpres/USK

 

“Kami dengan komunitas telah melakukan kegiatan positif antara lain berpartisipasi aktif dalam Asia Youth Summit (AYS), Network Seminar, Blue Ocean Rangers, penanaman pohon dan mangrove, jambore sungai, kunjungan ke sekolah, dan pelepasan tukik.”, ujar Syafwina.

 

Syafwina lebih lanjut menjelaskan kolaborasi komunitasnya dengan BWS Sumatera 1 dengan beragam kegiatan sebagai upaya untuk kelestarian air yang melibatkan KPS, pemuda, mahasiswa & masyarakat.

 

“Bentuk nyata kolaborasi kami dengan BWS Sumatera I adalah kegiatan komunitas Peduli Sungai Tangse (Kompesta) dalam menyelenggarakan Jambore Sungai di Tangse serta Mangrove Project yang didukung penuh oleh Japan Asian Association & Asian Friendship Society (JAFS)”, lanjut Syafwina.

 


Foto: Humas Kemensetneg/Wantimpres/USK

 

Diskusi ini diikuti dengan sangat antusias oleh mahasiswa dari berbagai program studi (prodi), serta turut hadir menyimak Dekan Kedokteran Hewan, Teuku Reza Ferasyi; Biro Akademik, Darmawan; dosen pengajar Sayyid Muhammad Iqbal, dan beberapa sivitas akademika lainnya. Pada sesi tanya jawab, narasumber berhasil melengkapi informasi yang menjawab keingintahuan mahasiswa USK tentang peran genarasi muda untuk mendukung peran Indonesia sebagai tuan rumah WWF ke-10 tahun 2024 bulan Mei mendatang. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           2           0           1           0