Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2023

 
bagikan berita ke :

Jumat, 15 Desember 2023
Di baca 361 kali

di Puri Begawan Kota Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat


 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

 

Yang saya hormati Menteri Sekretaris Negara, [Pj.] Gubernur Jawa Barat, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor beserta seluruh jajaran Forkopimda, seluruh wali kota yang hadir dari seluruh tanah air;
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

 

Ini mumpung sedang berkumpul, saya mungkin ingin agak banyak menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan kota, karena ya dikit-dikit saya punya pengalaman dua periode jadi wali kota. Yang kita tahu [tahun] 1900 itu kota populasinya baru 10 persen. Kemudian tahun 2000-an populasi kota sudah 50 persen dari total penduduk dunia. Tahun 2050 diperkirakan sudah 70 persen dari populasi yang ada. Di Indonesia sendiri, di tahun 2010 itu kota populasinya sudah 49,7 persen. Tahun 2020 sudah 56,7 persen, diperkirakan nanti di tahun 2045-2050 sudah mencapai 70 persen.

 

Oleh sebab itu, yang namanya desain kota, perencanaan besar, strategi besarnya harus disiapkan dari sekarang. Semua kota harus memiliki rencana besar kotanya masing-masing. Sering saya sampaikan mestinya setiap kota itu punya perbedaan-perbedaan, karena unggulannya semuanya memiliki. Dan, kita tahu kota-kota di Indonesia tidak ada yang spesifik memiliki kekuatan dan diferensiasi dibanding kota-kota, perbedaan-perbedaan dengan kota-kota lainnya. Sehingga, saya titip yang pertama desain arsitektur kota itu semua kota harus memiliki, tetapi lebih detail lagi harus ada detail engineering-nya. Sehingga jelas ini kota ini nanti 2050 akan menjadi kota apa, karena sebetulnya keunggulan-keunggulan kuat itu akan nanti memunculkan karakter kota itu dibawa ke mana.

 

Saya berikan contoh kota-kota dunia yang menarik menurut saya, ada di California, di Sunnyland. Ini sering saya ceritakan, satu kota punya padang golf 37, 37, semua private jet hampir setiap hari datang ke sana hanya untuk golf. Kita enggak bisa bikin seperti itu di tempat-tempat, kota-kota yang agak dingin saya enggak tahu kota mana. Kenapa tidak? Ada kota yang punya spesifikasi membuat pameran setiap dua minggu sekali, pameran tingkat dunia di Koln, Jerman. Tiap dua minggu pameran terus, pameran fotografi, pameran outdoor, furniture, pameran teknologi, terus. Hidupnya hanya dari pameran kota itu. Ada lagi yang sangat terkenal yang karena itu bidang saya, kota mebel yang namanya High Point, ini di North California, yang setiap tahun itu selalu datang berpuluh ribu orang untuk melihat tren mebel itu seperti apa, warna yang tren tahun depan apa, di sana pameran seluruh kota. Kalau kotanya misalnya di Bogor itu nginepnya kita bisa di Banten, bisa di Jakarta, karena sudah enggak muat kotanya. Kenapa kita tidak?

 

Saya berikan contoh, misalnya Ambon, kekuatannya menurut saya ikan. Kenapa tidak dibuat, direncanakan mulai sekarang, seluruh fasilitas yang berkaitan dengan ikan. Enggak ada yang di pikiran yang lain, Ambon, kecuali ikan; cool storage-nya, pelabuhannya, konsep besarnya ikan, mengundang setiap tahun misalnya konferensi mengenai ikan.

 

Lampung kota nanas atau kota pisang? Karena sangat terkenal sekali pisang dan nanas di Lampung. Semua simbol-simbol yang ada di sana pisang, nanas. Pisang atau nanas, salah satu saja. Jangan pisang sama nanas, nanti bingung lagi nanti diferensiasinya. Kenapa tidak? Kita punya semuanya. Yang di dekat Manado itu apa ya? Tomohon misalnya, menjadi kota bunga, kenapa tidak? Seperti di Keukenhof di Amsterdam, kenapa tidak? Kenapa kita semua kota kita ini hampir mirip-mirip semuanya, dengan brand yang mirip-mirip semuanya. Berhiber, Berseri, pokoknya pakai ber karena bersih itu diambil depannya ber-nya semuanya. Ber apa lagi? Ber, ber, ber, ber, ber, semuanya, kenapa harus seperti itu semuanya memakai.

 

Jadi, kekuatan kota itu betul-betul muncul, karakter kotanya muncul, tapi itu semuanya harus didesain sejak awal seperti tadi disampaikan oleh Pak Bima Arya, ada konsistensi terus-menerus dari setiap kepemimpinan, tidak gonta-ganti program, gonta-ganti acara. Kayak pompa bensin kita nanti, dari nol terus. Dari nol, dari TK sudah sampai SMA balik lagi ke TK, sudah sampai SMP kembali lagi ke SD, mau mulai lagi, karena kita tidak memiliki perencanaan kota yang detail, detail. Dan gagasan besarnya ada, gagasan besarnya ada,  direncanakan dengan baik, direncanakan dengan detail, ada gambarnya, ada detail engineering-nya, sehingga setiap… ini tugas Pak Pj. Wali Kota karena kan waktunya pendek. Jadi buat itu perencanaan kotanya detail, sudah, landscape kotanya, undang arsitek-arsitek landscape yang baik sehingga kotanya itu…

 

Saya kadang-kadang kalau masuk ke sebuah kota, dari sisi catnya saja saya sudah tahu ini dari partai apa. Masa warna partai masuk ke kota ya enggak sambung kan, tapi dipaksakan karena pemimpinnya dari partai. Saya enggak sebut partai apa, dari partai A. Wah langsung catnya ungu, ya enggak menyinggung, catnya ungu. Waduh enggak sambung, kantor-kantornya pemkot juga dicat ungu. Ini apa toh ini. Tapi kalau saya sudah hampir setiap hari sih ke daerah, jadi tahu oh ini dari partai ini, wali kotanya ini dari partai ini, termasuk baju yang kita pakai sekarang ini.

 

Jadi, kembali lagi ke kota. Ke depan memang harus betul-betul gagasan-gagasan besarnya kita rencanakan, kita desain, sehingga kita memiliki lah kota-kota dengan kekuatan-kekuatannya, dengan keunggulan-keunggulannya sendiri-sendiri, tidak sama semuanya. Karena banyak sekali produk-produk unggulan dari setiap kota itu yang membuat kota itu terkenal. Gorontalo misalnya, kalau orang ke Gorontalo apa yang ada di pikiran kita, jagung, ada jagung. Ya kekuatan itu yang mestinya terus secara konsisten direncanakan, dikerjakan setiap tahun dengan…

 

Kemudian yang kedua, saya titip ini kalau perencanaannya ada itu perencanaan yang terkonsep secara total. Untuk contoh saja, membangun sebuah jalan. Kita itu kalau membangun sebuah jalan ya hanya jalannya saja. Mestinya itu satu paket, mestinya kalau jalan itu mesti ada trotoarnya, mesti ada drainasenya,  landscape-nya sekalian, jadi barengan. Jangan yang bikin jalan sendiri, nanti untuk trotoarnya tidak dikerjakan sehingga didahului oleh pedagang kaki lima. Baru bingung kita kalau sudah ada berbondong-bondong warung di pinggir-pinggir jalan itu. Kalau trotoarnya dibuat, drainasenya juga disiapkan secara satu paket, landscape-nya sekalian.

 

Kita ini sering estetika kita itu menjadi tidak nampak karena landscape-nya tidak, padahal kita memiliki arsitek-arsitek landscape yang sangat pintar dan sangat kuat. Tidak juga dibuat sendiri-sendiri. Nanti ini jalannya, lima tahun lagi drainasenya sudah harus, kita harus menggeser pedagang kaki lima ada ongkos politik dan ongkos sosial lagi, sehingga secara total menjadi jauh lebih mahal, beda kalau sekalian. Meskipun baru bisa yang direncanakan 10 km, baru 2 km enggak apa-apa, tahun ini 2 km, tapi semuanya dikerjakan. Tahun depan 2 km, tapi maju-maju terus.

 

Ini yang saya lihat juga karena apa, kembali lagi ke anggarannya kita ecer-ecer. Saya selalu mengingatkan jangan sampai anggaran itu sudah anggarannya tidak melimpah, dibagi semua dinas, ini tambah, tahun depan tambah 5 persen, 5 persen, 5 persen, 5 persen, 5 persen, 5 persen, 5 persen, prioritasnya kemana enggak jelas. Apakah mau prioritas pendidikan, ya sudah konsentrasi 60 persen anggaran masuk ke pendidikan. Yang 40 persen oke dibagi sesuai dengan skala prioritas. Mau infrastruktur, ya sudah 60 persen masuk infrastruktur semuanya, sehingga kelihatan.

 

APBN juga sama, kalau kita enggak konsentrasi itu kemana-mana, uang itu ke mana-mana. Dan akhirnya lima tahun kita, loh saya sudah selesai, kaget. Loh apa yang saya kerjakan? Apa yang saya tinggalkan? Padahal hampir mirip-mirip anggaran itu setiap lima tahun hampir mirip-mirip. Setiap pemimpin kota, pemimpin provinsi, pemimpin nasional sama.

 

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Nanti kalau saya ngomong terlalu banyak, terlalu kelamaan. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini, secara resmi saya buka Musyawarah Nasional Luar Biasa Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Tahun 2023.

 

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Sumber: https://setkab.go.id/peresmian-pembukaan-musyawarah-nasional-luar-biasa-asosiasi-pemerintah-kota-seluruh-indonesia-apeksi-tahun-2023-di-puri-begawan-kota-bogor-kota-bogor-provinsi-jawa-barat-15-desember-2023/