SBY: Demokrasi Tumbuh melalui Dialog

 
bagikan berita ke :

Kamis, 11 Desember 2008
Di baca 1281 kali


”Banyak masalah terjadi di dunia karena kemandekan dialog akibat putusnya jembatan di antara civilization. Melalui forum ini, kita bisa berdialog dan berdiskusi tentang bagaimana masing-masing bisa bergerak ke depan membangun negara yang demokratis,” tandas Presiden SBY saat membuka Bali Democracy Forum (BDF) di Nusa Dua,Bali,kemarin. Pertemuan di level pemerintah ini adalah yang pertama kalinya dilakukan di kawasan Asia.

Dalam pertemuan yang digagas Indonesia ini, hadir Perdana Menteri (PM) Australia Kevin Rudd,Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, PM Timor Leste Xanana Gusmao, serta utusan dari 32 negara. Seluruh negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga mengirimkan delegasinya ke forum tersebut, termasuk Myanmar yang sedang menghadapi masalah demokrasi. Begitu juga negara-negara lain di kawasan Asia seperti China, Jepang, India.

Negara luar kawasan juga diundang sebagai peninjau, yaitu Italia,Inggris,Swiss,Austria,Belanda, Swedia, Norwegia, Tunisia, AS, dan Kanada. Presiden menegaskan tidak ada satu pun asas demokrasi di dunia yang sempurna. Bahkan, hingga saat ini demokrasi masih terus berkembang. ”Tidak ada demokrasi yang sempurna.Tidak peduli apa sistem politik yang dikembangkan, dari bagian Asia mana kita berasal atau budaya yang memengaruhi,” kata Presiden SBY.

Oleh karena itu,menurut Kepala Negara, kedudukan semua negara dalam forum di Bali tersebut sama dan tidak ada satu negara pun yang datang untuk ”menceramahi” negara lain tentang demokrasi atau berdebat tentang sesuatu. Presiden mengatakan bahwa forum tersebut bukan suatu ajang yang akan mencoba menerapkan suatu bentuk tertentu dari demokrasi. Dia juga mengatakan bahwa demokrasi masih terus berkembang sejak pertama kali ditemukan.

Presiden memberikan contoh mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia yang terus berubah sebagai salah satu bentuk pencarian jati diri bangsa yang diwarnai dengan beberapa kegagalan. Disebutkan pula berbagai macam kesulitan yang menimpa Indonesia mulai dari krisis keuangan hingga konflik kepentingan yang justru menyempurnakan demokrasi karena masyarakat menjadi lebih bersatu dan kuat. Presiden juga mengatakan bagaimana demokrasi di Indonesia berjalan berdampingan dengan Islam dan modernisasi.

Lebih lanjut Kepala Negara mengatakan bahwa kemampuan Asia yangs angat beragam dalam mengembangkan demokrasi akan membentuk Asia di masa depan seiring dengan kebangkitan Asia. Presiden meyakini bahwa di masa mendatang soft power akan memegang peranan penting. Oleh karena itu, lanjut dia, upaya mengatasi tantangan-tantangan demokrasi adalah hal yang penting untuk dibahas bersama,antara lain mengenai keselarasan demokrasi dengan harmonisasi kehidupan.

Sementara itu, Perdana Menteri Kevin Rudd mengatakan bahwa demokrasi bukanlah milik barat ataupun timur, tetapi milik seluruh umat manusia sebagaimana tercantum dalam deklarasi Hak Asasi Manusia. Selain mengucapkan selamat atas perkembangan demokrasi di Indonesia, Rudd juga menyebut komitmen Australia dalam mengembangkan demokrasi.

Dia menekankan perlunya kerja sama di kawasan untuk mendorong demokrasi. Sementara Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah selaku pembicara selanjutnya menggaris-bawahi kewajiban pemerintah memenuhi kebutuhan warganya atas kehidupan yang layak.”Demokrasi di kawasan Asia memiliki kekhasan. Karena itu,demokratisasi tidak pernah berhenti.Akan selalu relevan membicarakan demokrasi,” ujar Hassanal Bolkiah.

Adapun PM Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan bahwa demokrasi tidak dapat berkembang sendiri, tetapi harussejalandengansejumlah aspek lain yang membentuk peraturan internasional. Dia menyebut tentang serangan teroris di Mumbai, India, mengganggu tatanan dunia.

Pembicara selanjutnya dalam BDF adalah utusan khusus PM Jepang Masahiko Koumura. Dia menyampaikan harapannya agar forum dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan demokrasi kawasan.

Forum ini diharapkan dapat menjadi ajang tahunan yang diikuti dengan berbagai pertemuan teknis bulanan dalamtingkatkelompokkerja. Forum ditindaklanjuti dengan pembentukan Institute for Peace and Democracy yang berbasis di Universitas Udayana,Denpasar.




Sumber:
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/194892/38/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           2