Amanat Presiden Selaku Inspektur Upacara pada Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer
Di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia, Saudara Gibran Rakabuming Raka;
Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga Negara yang hadir:
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Saudara Ahmad Muzani;
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Saudari Puan Maharani;
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Saudara Sultan Najamuddin;
Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. Sunarto;
Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia, Prof. Amzulian Rifai;
Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Agus Subiyanto;
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak;
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali;
Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Muhammad Tonny Harjono;
Menteri Pertahanan Republik, Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin;
Para Menteri Koordinator, para Menteri, Kapolri, para Kepala Badan, Kepala BIN, Wakil Menteri, dan seluruh Anggota Kabinet Merah Putih yang hormati;
Para Atase Pertahanan Negara-negara Sahabat;
Yang saya hormati, yang saya banggakan, dan yang saya cintai seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia yang berada di hadapan saya dan yang sedang bertugas di mana pun Saudara berada;
Dan juga seluruh warga masyarakat yang hadir di tempat ini, Pusdiklatpassus Batujajar, dan terutama para tamu undangan, serta rekan-rekan pers-media yang berkenan hadir.
Pertama-tama, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Mahabesar, Tuhan Mahakuasa. Hanya kepada-Nya-lah kita berdoa dan hanya kepada-Nya-lah kita minta perlindungan. Kita bersyukur atas segala karunia yang diberikan kepada kita dan kepada bangsa kita.
Pada hari ini, kita melaksanakan Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Upacara Kehormatan Militer. Adalah suatu kehormatan bagi saya untuk bisa hadir di acara ini sebagai inspektur upacara.
Pertama, saya mengucapkan terima kasih kepada Panglima TNI, seluruh Pimpinan TNI dan Angkatan yang telah menyelenggarakan acara ini, tentunya Menteri Pertahanan dan seluruh jajaran Kementerian Pertahanan, dan semua kementerian yang mendukung. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada komandan upacara dan seluruh peserta upacara. Dalam pemeriksaan pasukan, saya melihat disiplin, semangat yang menyala-nyala dari para prajurit yang hadir di sini.
Saudara-saudara,
Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan, tapi juga suatu panggilan, dan juga suatu kesiapan untuk berkorban. Saya bangga melihat Saudara-saudara, saya bangga melihat kerelaan Saudara untuk berkorban.
Saudara-saudara sekalian,
Bangsa kita adalah bangsa yang besar, bangsa kita bangsa yang kaya, tapi bangsa kita, Nusantara kita ratusan tahun diganggu, ratusan tahun diinvasi, ratusan tahun dijajah. Prajurit-prajurit muda yang di depan saya tidak boleh sekali-sekali melupakan sejarah bahwa nenek moyang kita, bahwa kakek-kakek kita, eyang-eyang kita, orang tua kita pernah dijajah, pernah diperbudak, pernah diperlakukan lebih rendah dari binatang. Jangan pernah lupa sejarahmu. Makanya, bangsa kita butuh tentara yang kuat. Tidak ada bangsa yang merdeka tanpa tentara yang kuat. Saya katakan sekali lagi, tidak ada bangsa yang merdeka tanpa tentara yang kuat.
Bangsa Indonesia tidak suka perang. Bangsa Indonesia ingin damai, tapi bangsa Indonesia telah mengalami pengalaman pahit. Setiap kali kita mau bangkit, kita diganggu. Setiap kali kita mau menyejahterakan rakyat kita, kita diganggu. Kekayaan kita dirampok. Kita diadu domba di antara kita. Karena itu, saya Presiden Republik Indonesia yang telah disumpah untuk memegang teguh Undang-Undang Dasar, saya akan menjalankan tugas ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Dan untuk itu, memang kita sedang perkuat pertahanan kita.
Kita harus mempertahankan wilayah kita. Kita harus mempertahankan kedaulatan kita. Kita harus mempertahankan kekayaan kita.
Saudara-saudara sekalian,
Keadaan dunia penuh ketidakpastian. Walaupun kita tidak suka perang, perang terjadi di mana-mana. Di Kontinen Eropa, perang besar terjadi. Di Timur Tengah, kita melihat bagaimana bangsa yang lemah diperlakukan. Orang tua, ibu-ibu, anak kecil dibantai dan tidak ada yang bisa menghentikan itu.
Indonesia tidak mau memihak blok mana pun. Karena itu, tidak ada pilihan lain, Indonesia harus punya pertahanan yang sangat kuat. Dan untuk itulah, hari ini saya melantik enam panglima kodam baru, 20 komandan brigade baru, dan 100 batalyon teritorial pembangunan baru.
Saya telah melantik panglima-panglima, komandan-komandan brigade, orang-orang yang dipilih. Saudara-saudara sebagai pemimpin harus memimpin dari depan. Panglima TNI, Panglima Pasukan TNI, Komandan-komandan Brigade, Komandan-komandan Batalyon memimpin dari depan, memimpin di tengah-tengah pasukan, berada selalu di tempat yang paling berbahaya, berada selalu di tempat yang paling kritis. Tidak ada komandan pasukan yang memimpin dari belakang. Pemimpin dari depan. Pemimpin memberi contoh. Pemimpin adalah prajurit yang paling baik.
Saya titip, Saudara-saudara sekalian, jaga pasukanmu sebaik-baiknya, bina anak buahmu sebaik-baiknya. Anak buahmu adalah bagaikan anak kandungmu sendiri. Pimpin dengan baik. Jaga mereka dengan baik. Latih mereka dengan baik, latih mereka dengan keras, tapi tidak dengan kekejaman.
Dan selalu ingat, kita adalah tentara rakyat, kita lahir dari rakyat, kita adalah anak kandung rakyat, kita mengabdi untuk rakyat, kita membela rakyat, dan kita siap mati untuk rakyat kita, Saudara-saudara sekalian. Itulah TNI.
Hari ini, di belakang saya banyak tokoh-tokoh yang memakai seragam. Mereka pakai seragam sebagai tanda mereka ingin terlibat, mereka ingin mempertaruhkan diri mereka bersama-sama seluruh rakyat Indonesia karena bangsa kita punya pertahanan yang kita namakan pertahanan rakyat semesta. Kita tidak mau berbuat selain membela bangsa Indonesia. Karena itu, wawasan kita adalah wawasan pertahanan yang defensif.
Ada yang mengatakan, “Dalam perang, defensif itu tidak bisa menang.” Itu bacaan sejarah yang keliru. Kalau kita mempertahankan bangsa kita, kita pertahankan tiap kampung, tiap dukuh, tiap lembah, tiap bukit, tiap gunung, tiap kecamatan, tiap kabupaten, tiap provinsi, tiap jengkal tanah kita pertahankan, seluruh bangsa Indonesia pertahankan, Saudara-saudara, kita tidak bisa ditaklukkan. Dan bagi kita, tidak masalah. Daripada dijajah kembali, lebih baik kita mati, Saudara-saudara sekalian.
Saya kira itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih, para tokoh-tokoh nasional hari ini menyatakan diri bagian dari pertahanan rakyat semesta. Banyak negara mungkin merasa lebih kuat dari kita, tapi semangat kita sudah kita buktikan, dan kita akan buktikan terus bahwa kita bangsa yang pejuang, yang tidak pernah mengenal menyerah.
Sekali lagi, para Prajurit, saya bangga melihat Saudara-saudara. Terima kasih semangatmu. Ini yang saya inginkan: seorang letnan jenderal mimpin dari depan, menjadi komandan upacara. Terima kasih.
Sampaikan terima kasih saya kepada seluruh prajurit.
Perhatian.
Selesai.