Berbagi Pengelolaan Kehumasan 4.0 via Daring, Kemensetneg Kolaborasi dengan BKP dan Kantor Perwakilan BPK se Indonesia
Pandemi Corona Disease 19 atau yang lebih familiar dengan Covid-19 tidak menyurutkan semangat para Aparatur Sipil Negara untuk terus berkolaborasi. Hari ini, Kamis (20/9), Asisten Deputi Humas Kementerian Sekretariat Negarta (Asdep Humas Kemensetneg), Eddy Cahyono Sugiarto, berkesempatan berbagi transformasi kehumasan di lingkungan Lembaga Kepresidenan RI.
Agenda tersebut dibingkai dalam acara Workshop Penulisan Berita Online dan Transformasi Digital via Daring yang diikuti jajaran kehumasan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pusat dan Perwakilan Humas Kantor BPK di seluruh Indonesia.
Memulai pemaparan, Asisten Deputi Hubungan Masyarakat menyampaikan kembali arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, terkait harapan kepada Humas Pemerintah untuk menggunakan cara-cara baru dan kekinian dalam mengkomunikasikan kerja kerja pemerintah kepada publik.
Kalangan humas pemerintah sudah seyogyanya bertransformasi dengan mengubah paradigma pengelolaan kehumasan yang diarahkan agar memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, serta terus mengembangkan kolaborasi dalam rangka mengisi ruang publik dengan informasi yang dapat membangun optimisme Indonesia Maju.
“Pergeseran pola komunikasi di era digital telah menjadikan citizen journalism sebagai suatu fenomena baru, komunikasi sekarang bukan lagi two-step communication model, tetapi multi-step communication model, yang memposisikan individu menjadi kekuatan baru yang dapat mempengaruhi opini publik sehingga penyajian materi yang kaya data menjadi yang utama (content is the king), seluruh pegawai di organisasi pemerintah harus dapat berperan sebagai humas bagi organisasi kerjanya,” ujar Eddy.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan bahwa guna mengantisipasi pergeseran pola komunikasi dan mengoptimalkan peran kehumasan dalam membangun reputasi organisasi, Kemensetneg terus mengupayakan transformasi kehumasan di lingkungan Lembaga Kepresidenan, yang semakin mendapatkan momentumnya ditengah kondisi Covid-19, hal ini dapat dicermati dengan semakin masifnya dan beragamnya pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial dalam mendiseminasikan kerja-kerja Presiden, Wakil Presiden dan Kemensetneg pada berbagai satuan organisasi yang ada.
“Paradigma baru komunikasi pemerintah yang mengedepankan inovasi kreatif responsif kekinian, yang adaptif terhadap perkembangan era digital, merupakan jawaban terhadap tuntutan transparansi dan akuntabilitas serta membangun kepercayaan publik (Public Trust) terkait dengan kerja-kerja kementerian dan lembaga pemerintah,” jelas Eddy.
Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma komunikasi pemerintah dimana penyampaian komunikasi pemerintah yang tunggal dan terjadwal dalam gaya komunikasi tradisional, kini telah berubah menjadi majemuk dan anytime dengan channeling yang tidak hanya media masa mainstream, namun berkembang menjadi micro/targeted channel (youtube, blogs, instragram dll).
Perubahan pola komunikasi di era digital, dengan semakin masifnya penetrasi internet, diproyeksikan akan semakin mempercepat transformasi ke pola komunikasi model baru, yang menuntut adanya perubahan pola komunikasi pemerintah kepada publik.
Strategi komunikasi pemerintah yang dikembangkan harus mampu melayani kebutuhan informasi publik (service delivery culture), membentuk citra positif institusi, memberikan update mengenai apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan, apa manfaatnya bagi masyarakat, merangkul umpan balik dari publik, praktisi komunikasi publik di K/L harus dapat berperan sebagai mata dan telinga.
Asdep Humas Kemensetneg ini juga menerangkan beragam inovasi dan kreatifitas yang menjadi prioritas di Kemensetneg dan juga Program Humas Kemensetneg yang bertujuan untuk menjadi sumber informasi terpercaya serta membangun pemahaman publik, stakeholder dapat memperoleh informasi yang kredibel dengan mudah melalui Kemensetneg.
Menurut Eddy, ada tantangan yang dialami oleh Kehumasan Pemerintah yang perlu menjadi perhatian kita semua antara lain belum optimalnya konten kreatif yang disuguhkan di berbagai platform digital dan creative story telling diperlukan untuk memberi “roh” kepada pesan yang disampaikan, tidak hanya menyuguhkan data dan angka melainkan fakta dibalik data dan angka tersebut, kita perlu perkuat story dengan visual yang menggugah emosi.
Peserta workshop terlihat antusias dengan penjelasan yang disampaikan. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh perwakilan peserta dari Kantor BPK Propinsi yang ada di berbagai wilayah Indonesia dan dilanjut dengan sesi foto bersama peserta yang hadir. (ART, Humas Kemensetneg)