Beri Pembekalan Calon Perwira, Presiden Jokowi Minta TNI-Polri Tinggalkan Praktek yang Tidak Baik
Tim Komunikasi Presiden
Teten Masduki dalam siaran persnya menyebutkan bahwa jika TNI-Polri
bersatu maka akan kuat menghadapi ancaman dan tantangan, Presiden Jokowi
juga meminta untuk menjauhi rasa saling curiga mencurigai dan
menghindari penerapan jiwa korsa (Esprit de Corps)
“Saya tidak ingin mendengar adanya bentrokan antara TNI-Polri, bangun solidaritas TNI-Polri. Adik-adaik calon Perwira harus menjadi contoh perekat bangsa. Jangan justru malah melanggengkan praktek-praktek yang tidak baik dalam organisasi. Tradisi yang tidak tepat harus sudah ditinggalkan,†tegas Presiden Jokowi.
Sebagai bangsa yang besar, tentu tantangan tugas dan ancaman yang akan dihadapi bangsa Indonesia akan semakin besar, untuk itu Presiden Jokowi juga menuntut TNI-Polri agar mampu melindungi kedaulatan teritorial.
“Kita harus menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung dalam bumi pertiwi dari tindakan illegal mining. Jaga hutan kita dari illegal logging,†lanjut Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menuntut TNI-polri harus melindungi dan memberikan rasa aman pada segenap bangsa Indonesia, dari tindakan perdagangan manusia (human traficking), maupun tindak kejahatan yang semakin canggih seperti cyber crime.
Tantangan
Indonesia yang terdiri dari masyarakat majemuk juga perlu diperhatikan, seringkali perbedaan dijadikan alasan untuk memunculkan konflik horizontal atau tindak kekerasan dengan mengatasnamakan agama, ras, atapun golongan.
Persoalan lain adalah bahaya narkoba, yang mengancam generasi muda. Jumlah pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba juga mengkhawatirkan, jumlahnya diperkirakan 104.000 orang berumur di bawah 15 tahun dan 263.000 orang berusia antara 15 s.d 64 tahun.
Belum lagi tantangan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan. Masih banyak warga  yang  belum menikmati  listrik.  Di  kawasan  perbatasan, pulau-pulau  terluar, rakyat  juga  belum  mendapatkan  pelayanan  pendidikan  dan  kesehatan  yang memadai.
Itulah  tantangan  yang  dihadapi  para  calon  perwira  remaja  yang  kelak  menjadi pemimpin bangsa. Karena itu, Presiden Jokowi berharap para calon perwira ini bisa lebih mendekatkan diri dengan rakyat. Mendengarkan suara dan aspirasi rakyat dengan mengutamakan dialog atau musyawarah.
“Bekerjalah dengan rakyat, karena rakyatlah sesungguhnya kekuatan kita. Ingat, dulu kita bisa memenangkan perang gerilya dengan penjajah karena bantuan rakyat. Rakyat bukan musuh kita,†kata Presiden Jokowi.
Tolak Ukur Keberhasilan
Presiden Jokowi juga menyebutkan tiga hal yang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan khusus kepada perwira Polri. Pertama, polisi bisa menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. “Rasa aman dari gangguan kejahatan dalam kehidupan sehari-hari. Polisi menjadi pelindung warga, bukan sebaliknya menjadi ancaman. Jadi warga akab merasa aman kalau ada polisi, bukan malah menimbulkan rasa takut,†ujar Presiden Jokowi.
Kedua, menghadirkan ketertiban umum, terutama ketertiban dalam berlalu lintas di jalan raya. “Polisi harus menjadi contoh dan memberikan edukasi dalam membangun ketertiban dan kepatuhan. Jangan sampai justru kewibawaan polisi ditukar dengan imbalan untuk kompensasi ketidak patuhan warga,†himbau Presiden Jokowi.
Dan yang ketiga, menghadirkan kepastian hukum yang berkeadilan. “Jangan sampai penegakan hukum itu meruncing ke bawah, tumpul ke atas,†lanjut Presiden. Penegakan hukum tidak bisa dilakukan dengan semangat arogansi kewenangan. Kepentingan pembangunan nasional harus dijaga.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga berpesan agar para calon perwira terus belajar karena ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang. “Sangat ketinggalan apabila para perwira tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi alias gaptek. Dalam era globalisasi, penguasaan teknologi informasi sangat penting untuk membantu pelaksanaan tugas, baik di lingkungan TNI maupun Polri,†tutup Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Badrodin Haiti, para Kepala Staf TNI, Menhankam Ryarmirzad Ryacudu, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Humas Kemensetneg)
“Saya tidak ingin mendengar adanya bentrokan antara TNI-Polri, bangun solidaritas TNI-Polri. Adik-adaik calon Perwira harus menjadi contoh perekat bangsa. Jangan justru malah melanggengkan praktek-praktek yang tidak baik dalam organisasi. Tradisi yang tidak tepat harus sudah ditinggalkan,†tegas Presiden Jokowi.
Sebagai bangsa yang besar, tentu tantangan tugas dan ancaman yang akan dihadapi bangsa Indonesia akan semakin besar, untuk itu Presiden Jokowi juga menuntut TNI-Polri agar mampu melindungi kedaulatan teritorial.
“Kita harus menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung dalam bumi pertiwi dari tindakan illegal mining. Jaga hutan kita dari illegal logging,†lanjut Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menuntut TNI-polri harus melindungi dan memberikan rasa aman pada segenap bangsa Indonesia, dari tindakan perdagangan manusia (human traficking), maupun tindak kejahatan yang semakin canggih seperti cyber crime.
Tantangan
Indonesia yang terdiri dari masyarakat majemuk juga perlu diperhatikan, seringkali perbedaan dijadikan alasan untuk memunculkan konflik horizontal atau tindak kekerasan dengan mengatasnamakan agama, ras, atapun golongan.
Persoalan lain adalah bahaya narkoba, yang mengancam generasi muda. Jumlah pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba juga mengkhawatirkan, jumlahnya diperkirakan 104.000 orang berumur di bawah 15 tahun dan 263.000 orang berusia antara 15 s.d 64 tahun.
Belum lagi tantangan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan. Masih banyak warga  yang  belum menikmati  listrik.  Di  kawasan  perbatasan, pulau-pulau  terluar, rakyat  juga  belum  mendapatkan  pelayanan  pendidikan  dan  kesehatan  yang memadai.
Itulah  tantangan  yang  dihadapi  para  calon  perwira  remaja  yang  kelak  menjadi pemimpin bangsa. Karena itu, Presiden Jokowi berharap para calon perwira ini bisa lebih mendekatkan diri dengan rakyat. Mendengarkan suara dan aspirasi rakyat dengan mengutamakan dialog atau musyawarah.
“Bekerjalah dengan rakyat, karena rakyatlah sesungguhnya kekuatan kita. Ingat, dulu kita bisa memenangkan perang gerilya dengan penjajah karena bantuan rakyat. Rakyat bukan musuh kita,†kata Presiden Jokowi.
Tolak Ukur Keberhasilan
Presiden Jokowi juga menyebutkan tiga hal yang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan khusus kepada perwira Polri. Pertama, polisi bisa menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. “Rasa aman dari gangguan kejahatan dalam kehidupan sehari-hari. Polisi menjadi pelindung warga, bukan sebaliknya menjadi ancaman. Jadi warga akab merasa aman kalau ada polisi, bukan malah menimbulkan rasa takut,†ujar Presiden Jokowi.
Kedua, menghadirkan ketertiban umum, terutama ketertiban dalam berlalu lintas di jalan raya. “Polisi harus menjadi contoh dan memberikan edukasi dalam membangun ketertiban dan kepatuhan. Jangan sampai justru kewibawaan polisi ditukar dengan imbalan untuk kompensasi ketidak patuhan warga,†himbau Presiden Jokowi.
Dan yang ketiga, menghadirkan kepastian hukum yang berkeadilan. “Jangan sampai penegakan hukum itu meruncing ke bawah, tumpul ke atas,†lanjut Presiden. Penegakan hukum tidak bisa dilakukan dengan semangat arogansi kewenangan. Kepentingan pembangunan nasional harus dijaga.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga berpesan agar para calon perwira terus belajar karena ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang. “Sangat ketinggalan apabila para perwira tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi alias gaptek. Dalam era globalisasi, penguasaan teknologi informasi sangat penting untuk membantu pelaksanaan tugas, baik di lingkungan TNI maupun Polri,†tutup Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Badrodin Haiti, para Kepala Staf TNI, Menhankam Ryarmirzad Ryacudu, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?