Cerdas Kelola Dana Keluarga untuk ASN Hadir di Setneg SL #02

Indonesia  | English
bagikan berita ke :

Rabu, 23 November 2022
Di baca 855 kali

Selasa (22/11), Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (PPKASN) menyelenggarakan Setneg Serial Lecture (SL) #02. Setneg SL #02 kali ini bertemakan "Innovative Reliable Sustainable". Disiarkan secara hybrid, Setneg SL #02 menghadirkann tiga narasumber, yaitu yaitu Annissa Steviani, Indrawan Nugroho, Andien Aisyah.

Sebelum memulai rangkaian acara, Kepala PPKASN, Adyawarman menyampaikan pesan untuk inovatif dan kreatif. “Berbagai kendala yang dihadapi oleh manusia di zaman modern ini, menuntut seorang individu untuk memanfaatkan segala Sumber Daya Alam dengan cara yang inovatif dan kreatif  untuk menghasilkan output yang berkualitas dan lebih banyak dan semakin cepat,” ujar Adyawarman.




Annisa Steviani membawakan topik Cerdas Kelola Dana Keluarga untuk ASN. Pada sesi ini, Annisa banyak membagikan tips cara mengelola keuangan sesuai apa yang dialaminya dan apa yang memang harus diperhatikan dalam manajemen keuangan.

“Sehat fisik, mental, dan finansial disini aku bold karena ini hal yang penting menurut aku. Karena ini jadi akar masalah dari Sandwich Generation, generasi yang terpaksa ada karena orang tuanya sehat fisik, sehat mental, tapi tidak sehat finansialnya,” tutur Annisa Steviani.

Hal ini dipengaruhi dari relasi yang bagus di dalam lingkungan keluarga, menurut Annisa ini penting karena untuk mengimbangi sehat fisik, sehat mental, dan sehat finansial. Maka dari itu, komitmen dan komunikasi menjadi hal dasar yang penting dalam keluarg, baik dengan ibu, ayah, maupun adik.




Dalam mengelola keuangan, juga dibutuhkan melakukan presentase ideal yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari individu tersebut. “Presentasi ideal ini, cuma kita yang bisa atur sendiri. Ada orang yang bisa investasi, lifestyle, dan biaya hidup, tetapi ada juga orang yang cuma bisa memenuhi kebutuhan rutin. Karena apa? Karena ya tanggungannya banyak dan uangnya belum mencukupi,” ungkap Annisa Steviani.

Pada intinya uang sebaiknya dipakai sesuai kebutuhan, bukan untuk mengisi kekosongan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana seorang individu mengelola emosi yang ada di dalam dirinya, biasanya jika sedang marah melampiaskannya ke dalam perilaku konsumtif.
“Ketika kita sedang merasakan suatu emosi, jangan dikaitkan dengan perbelanjaan kita. Orang-orang yang lagi senang, biasanya self reward, yang lagi sedih jadinya healing. Tidak heran, uangnya justru habis karena itu,” ungkap Annisa Steviani.
Kebutuhan dalam melakukan pengelolaan keuangan memang seharusnya rasional dan tidak emosional. Jika terus mengaitkan dengan emosional yang dirasakan, maka disitulah keuangan kita justru menjadi tidak punya kontrolnya.

Annisa Steviani juga membagikan tips bahwa dalam menerima dan mengeluarkan pendapatan bulanan maupun tahunan, perlu memiliki catatan. Catatan ini penting agar nantinya bisa memilih prioritas dari bagian mana saja uang perlu dikeluarkan, bisa dimulai dari catatan pengeluaran mingguan.

Satu hal yang bisa diingat dalam pengeluaran uang untuk budgeting dari kebutuhan dan keinginan. “Kebutuhan ini sesuatu yang bisa di adjust ataupun di irit. Sandang, pangan, papan memang harus ada, tapi misalnya hanya beli baju satu kali dalam 3 bulan kan tidak ada masalah,” ungkap Annisa Steviani.

Jika membicarakan keuangan, seorang individu juga tidak akan lepas dari masa depan. Untuk menjamin masa depan seseorang, biasanya mereka melakukan investasi berupa asuransi jiwa maupun kesehatan. Asuransi saat ini sudah sangat banyak macamnya dan sebagai individu yang hidup di zaman modern maka sebaiknya melakukan pilah pilih asuransi agar tidak menjadi suatu investasi yang sia-sia atau investasi bodong.




Dalam memiliki dan mengelola sebuah aset, diharapkan juga untuk lebih bijak sehingga dapat menjangkau target hidup yang ditentukan. Sehingga, tidak mengejar gaya hidup yang tidak terbatas, sedangkan masa untuk mencari uang sangat terbatas.

Live the life you won’t regret, segala keputusan yang kita ambil saat ini merupakan hasil dari keputusan-keputusan masa lalu. Dan segala keputusan yang kita ambil saat ini akan menentukan hasil kita di masa depan. (COR, ART/Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0