Dialog Presiden RI dengan Petani pada Panen Raya Desa Rawa Gempol Wetan, 16 April 2013, Karawang

 
bagikan berita ke :

Selasa, 16 April 2013
Di baca 1543 kali

DIALOG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PETANI

PADA ACARA

PANEN RAYA DI DESA RAWA GEMPOL WETAN,

KECAMATAN CILAMAYA WETAN,

KABUPATEN KARAWANG, JAWA BARAT

TANGGAL 16 APRIL 2013

 

 

Petani 1:

Terima kasih, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya ucapkan selamat datang di desa kami, syukur alhamdulillah kita pada pagi menjelang siang hari ini diberi rahmat dan hidayah, sehingga tidak mimpi Pak, kami bisa didatangi oleh Bapak Presiden dan Ibu, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, Pak.

 

Bapak Presiden yang saya hormati, bahwa saya selaku pengurus Pokja Rukun Tani, nama saya Ratap Sudiar, alhamdulillah saya mengucapkan terima kasih, dari pemerintah Pokja diberi mesin alat pasca panen, Pak, berupa Combine Harvester. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih, itu sudah bisa dimanfaatkan oleh kami Pak.

 

Kemudian yang kedua, barangkali alat mesin panen ini pak, ada yang manual, kami punya unit perbengkelan dan kita dari unit perbengkelan ini sudah bisa mampu memproduksi kurang lebih 35 unit Pak, power trafer, Pak Menteri, Pak Presiden yang saya hormati. Namun demikian, kondisi saat ini Pak, pesanan cukup banyak tapi kami belum bisa memenuhi. Barangkali Bapak Presiden berkenan untuk memberikan bantuan modal, Pak.

 

Terakhir barangkali Pak Presiden, Bapak tadi sudah memanen padi kami. Kalau menurut kami itu sudah cukup bagus, namun demikian di beberapa kelompok ini kondisi tanahnya Pak belum begitu subur. Kami mengharap barangkali di pemerintah atau di Dinas Departemen Pertanian kan ada program yang namanya UPO, Unit Pengolahan Pupuk Organik, dimana ini akan berfungsi sangat bagus untuk memperbaiki tekstur tanah sehingga bisa meningkatkan produksi dan bisa menjamin ketahanan pangan, sekaligus karena tenaga kerja kita sedikit berkurang barangkali untuk tanam Pak, Pak Menteri, mohon kiranya kami dibantu alat tanamnya. Terima kasih pak wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Petani 2:

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi ta'ala wabarakatuh,

 

Bismillaah wal hamdulillaah ta'aalla, wa syukurillaah, laa haula wala quwwata illaa billaahil 'aliyyil'adziim, nama saya H. Muhyi Pak, Kelompok Tani Sri Kendal dan sebagai pemilik lahan di kelompok tani Sri Mukti. Ini yang dijadikan tempat kunjungan kerja oleh Bapak Presiden Republik Indonesia.

 

Yang terhormat Bapak Presiden beserta Ibu Hj. Ani Yudhoyono, rombongan dan Bapak Gubernur, Bapak Menteri dan Bapak Bupati yang kami hormati dan kami banggakan, para hadirin yang kami cintai. Dengan segala kekurangan kami, izinkanlah mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadirat Allahu Robbi yang telah memberi nikmat pada kita sekalian

 

Bapak Presiden yang terhormat,

 

Kami sebagai pemilik lahan yang dijadikan tempat kunjungan kerja merasa berbahagia dan merupakan suatu kehormatan yang tidak terhingga, Bapak adalah pimpinan yang peduli pada kaum tani dan Bapak pemimpin yang peduli pada usaha kecil, dengan demikian kami mengucapkan beribu terima kasih atas budi baik Bapak yang mencatat sejarah baru di lubuk hati kami yang tidak mungkin terlupa, dan sampai kapanpun, Bapak Presiden yang terhormat. Jika dalam kunjungan Bapak di tempat kami ini kekurangan yang didapat, kami mohon mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kami tidak mampu menyuguhkan yang bagus apalagi yang terbaik, hanya dapat kami suguhkan kenyataan yang asli tanpa rekayasa. Sekali lagi mohon maaf.

 

Bapak Presiden yang terhormat, kami sebagai petani yang kehidupannya menitikberatkan dari hasil panen sering mendapat kendala dalam pemasaran untuk itu, untuk menjaga ketersediaan pangan di Desa Rawa Gempol Wetan, kecamatan Cilamaya Wetan, kami mengharapkan mendapatkan program LDPM, Lembaga Distribusi Pangan Mandiri, yang dikelola oleh Gapoktan Rukun Tani Mandiri. Atas kekurangan dan kekhilafan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi ta'ala wabarakatuh.

 

Petani 3:

 

Terima kasih,

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi ta'ala wabarakatuh.

 

Perkenalkan nama saya Aep Sukardi, saya dari Ketua Forum Kelompok Usaha Garam Rakyat, Pak.

 

Bapak Presiden yang saya hormati,

 

Alhamdulillah, Kabupaten Karawang tahun 2012 dipercaya untuk menyelenggarakan Program Usaha Pemberdayaan Garam Rakyat. Kita dapat 38 kelompok tahun kemarin, alhamdulillah produksinya bisa 15.000 ton, itupun dari 4 kecamatan Pak, jadi tidak semua kecamatan pantai bisa dibikin garam. Nah, kemudian selanjutnya, alhamdulillah juga Pak tahun ini mendapatkan kembali dari Pak Menteri itu dapat 15 kelompok Pak, untuk tahun ini, kami dari Forum Kelompok Usaha Garam Rakyat mendukung sepenuhnya tentang swasembada garam, alhamdulillah, mungkin bantuan dari pemerintah yang masuk ke kami sehingga kami sama temen-temen bisa berusaha, sehingga produksinya tinggi dan alhamdulillah tahun 2012 untuk garam konsumsi Indonesia bisa surplus, dan yang lebih tertarik lagi Pak saya sering ngomong sama, waktu di Jakarta atau di mana, pada kegiatan-kegiatan tertentu, kami sangat bersyukur bahwa garam sekarang masuk komoditas resi gudang, jadi garam tahun ini baru masuk, yang tahun lalu, beras, padi kemudian kopra dan lain-lain itu resi gudang, alhamdulillah garam tahun ini bisa masuk pak.

 

Selanjutnya tentang petambak garam tidak pernah menikmati harga bagus ketika panen, ini saya, dari Pak Menteri juga ini, tadi ngobrol-ngobrol, Pak Menteri mengeluarkan statement bahwa satu bulan sebelum musim garam stop impor, dan baru ada, dibuka kran impor garam dua bulan setelah musim garam. Kami terlindas terus dengan garam-garam yang dari impor. Memang kami tidak munafik kan garam harus tetap bisa impor karena kita kebutuhannya masih 3,9 juta kita baru dua koma sekian, jadi ada garam-garam-garam tertentu yang produksinya untuk impor.

 

Jadi mohon maaf sekali lagi Pak, untuk HPP garam, surat edaran dari Kementerian Perdagangan untuk Kw.1 itu Rp.750, Kw.2 Rp.550, sedangkan apabila panen hanya Rp.250,- pak dihargai per kg pak, kalau posisi sekarang sih Rp.700,- yang sudah masuk gudang, kami sangat berharap petani itu ketika panen, dia dapat 10 ton, 5 ton dijual untuk kebutuhan, 5 ton disimpan.

 

Jadi ada permohonan, ada pergudangan di situ kemudian bisa dimasukkan pada resi gudang, terima kasih mohon maaf atas segala kekurangan, Billahi taufik wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Presiden :

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi  wabarakatuh,

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan anak-anakku sekalian yang saya cintai dan saya banggakan.

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersilaturahim sekaligus berpanen bersama dan kemudian berdialog.

 

Pada kesempatan ini semoga pertemuan kita mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Tadi dalam perjalanan saya bersama Ibu Ani membuka jendela melihat kiri dan kanan, ketika hamparan padi menguning, tumbuh subur kami berdua mengucap syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami berdua berdo'a semoga ini membawa kebaikan kepada para petani dan masyarakat yang sama-sama kita cintai.

 

Kita tentu bersyukur kepada Allah, coba kalau hujan terlalu lebat, kalau kemarau panjang, apalagi tiba-tiba banjir datang, wereng merajalela dan sebagainya. Dengan anugerah seperti ini jangan lupa kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kalau kita terus bersyukur insya Allah, Allah akan berikan lagi nikmat yang lebih banyak, anugerah rezeki yang lebih besar kepada Bapak-Ibu, Saudara-saudara sekalian.

 

Kami datang, saya dengan Pak Menteri, dengan Pak Wakil Gubernur, dengan Pak Bupati tujuannya adalah untuk melihat langsung kehidupan para petani dan nelayan, melihat langsung perkembangan sektor pertanian utamanya padi, beras, dan sektor perikanan, melihat langsung apakah program-program pemerintah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Dan setelah itu saya mendengar harapan, aspirasi, keinginan, dan juga usul dari masyarakat kita, termasuk yang baru saja Bapak-bapak sampaikan kepada saya dan rombongan. Dengan demikian, kalau semua kebijakan dan program pemerintah dijalankan, dijalankan dengan baik, tidak ada penyimpangan di sana-sini pasti membawa kebaikan bagi rakyat.

 

Demikian juga kalau para pemimpin mulai dari presiden, menteri, gubernur, bupati, walikota, sampai paling depan juga mendengar harapan dan keinginan rakyat pastilah kebijakan dan program-programnya akan lebih baik dan lebih tepat. Oleh karena itu, kami datang untuk membantu, kami datang untuk melihat permasalahan dan kemudian kami pecahkan secara bersama.

 

Tadi sudah disampaikan, saya tidak ingin menjawab satu-persatu tetapi usulan yang berupa penambahan alat-peralatan untuk pertanian maupun, kalau di sana tadi, perikanan para menterinya ada di sini. Saya barusan bisik-bisik ke Menteri Pertanian Pak Suswono, insya Allah permintaan-permintaan yang menurut saya tadi logis dan dalam batas kemampuan pemerintah akan kami bantu, demikian juga yang bersifat, yang berkaitan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan misalkan permasalahan industri garam, apa yang sudah kita bantukan, jalankan dengan baik sesuai dengan peningkatan perekonomian kita yang alhamdulillah baik sekarang ini, maka sekali lagi dalam batas-batas kemampuan pemerintah juga akan kami bantu.

 

Tetapi ingat Bapak-Ibu yang kami bantu ini seluruh Indonesia, yang kami bantu bukan hanya pertanian, perikanan tapi juga pendidikan, kesehatan, semua. Oleh karena itu, bantuannya mestinya adil, mungkin secara bertahap sesuai dengan keperluannya.

 

Tadi yang disampaikan menurut saya penting untuk segera dibantu, Pak Menteri, tolong dibantu dengan demikian insya Allah pertanian utamanya padi dan beras di kawasan kecamatan Cilamaya ini, khususnya Desa Rawa Gempol Wetan betul-betul makin maju di masa depan.

 

Kemudian, nah ini begini, saya sering keliling Indonesia bertemu seperti ini dengan saudara-saudara kita, dari ujung barat sampai ujung timur, dari bagian utara sampai bagian selatan. Alhamdulillah sejak saya mengemban tugas sebagai Presiden tahun 2004 itu sudah ratusan kali saya berdialog, pertanyaannya, "Pak, mengapa kalau kami sedang panen kok justru harga-harga turun?" Begitu. Ini begini Ibu-ibu, di negara manapun, di bagian dunia manapun memang hukum ekonomi, manakala barang itu melimpah ruah di pasar harganya cenderung turun, tetapi kalau barangnya kurang di pasar, harganya naik, itu berlaku di seluruh dunia, itu hukum ekonomi.

 

Oleh karena itu, yang pemerintah lakukan adalah pada saat harga turun bagaimana melindungi petani, peternak, nelayan, semua yang dirugikan karena harganya sedang turun itu. Itulah kebijakan pemerintah seperti harga patokan baik komoditas beras, gabah dan yang lain-lain. Oleh karena itu, kalau memang ada situasi harga seperti itu saya minta Pak Bupati, Pak Walikota cepat untuk berkomunikasi, bekerjama sama dengan jajaran pemerintah pusat agar bisa dilakukan langkah-langkah yang tepat. Pendek kata kita ingin melindungi rakyat kita sendiri, melindungi petani-petani kita, memang Bapak-Ibu selalu ada ekpor dan impor kalau kita lebih kita ekspor, kita jual, kalau kita kurang kita impor. Negara lain juga begitu. Yang penting kalau ada apa-apa, ada gejolak harga kita akan segera atasi. Pemerintah berkewajiban untuk mengatasinya, diperlukan kerja sama dengan semua.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan dan garam itu sangat penting. Harus kita kembangkan industri ini bersama-sama, saya sudah kemana-mana, saya sudah ke NTT, ke Jawa Timur, Madura dan tempat-tempat lain. Mari kita hidupkan, apa namanya, industri garam kita.

 

Sementara itu yang dapat saya jawab, sekali lagi kalau permohonan alat-peralatan, bantuan A, bantuan B, kami punya program, Kementerian Pertanian punya program, Kementerian Kelautan Perikanan punya program, Kementerian Koperasi dan UKM punya program, kalau namanya program juga ada anggarannya. Nah, tolong diambilkan dari situ sesuai dengan rencana, prioritas, dan keadilan bagi semua.

 

Kalau bantuan pemasaran saya pikir para menteri, apa namanya, akan memberikan bantuan yang diperlukan, bantuan teknis ini juga berlaku bagi handicraft, kerajinan tangan, batik dan lain-lain. Mereka juga mengalami kesulitan pemasaran atau promosi. Oleh karena itu, ya sekali lagi Pak Bupatinya, Pak Gubenur, para Menteri bekerja bersama-sama membantu mereka agar pemasaran bisa berlangsung dengan baik. Kemudian saya sudah mendapatkan penjelasan dari Pak Menteri Pertanian misalkan untuk LDPM itu bantuan besarnya 150 juta, bangunan 50 juta beli gabahnya, 100 juta kemudian nanti ada alat tanam, ada unit pengolah pupuk organik dan sebagainya. Silakan gunakan program dan anggaran yang ada, meskipun saya juga akan membantu nanti terlepas dari itu untuk modal awal kepada Saudara-saudara agar lebih berkembang lagi.

 

Silakan yang lain.

 

Petani 4:

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Nama saya H. Iwan Mulyana Pak, Ketua Kelompok Tani Sri Asih.

 

Yang terhormat Bapak Presiden beserta Ibu Hj. Ani Yudhoyono yang kami hormati, Bapak Menteri Pertanian, Bapak dan Ibu rombongan Presiden yang nampak hadir, Bapak Bupati dan rekan-rekan para petani, hadirin yang kami cintai.

 

Alhamdulillah pada kesempatan siang hari ini kita dapat bertemu dengan Bapak Presiden yang kami hormati, dengan mengucap syukur alhamdulillah ke hadirat Allah yang telah memberikan nikmat kita sekalian.

 

Yang pertama Bapak Presiden, kami belum memiliki hak atas tanah yang akurat atau sertifikat, mohon kiranya Bapak Presiden dapat memberikan fasilitas pembuatan sertifikat dengan biaya yang ringan pak ataupun prona barangkali ini yang pertama.

 

Yang kedua, ucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan benih unggul jenis Mekongga yang telah diberikan kepada 4 kelompok Pak, sebanyak 2 ton 6 kwintal 20 kg, berterima kasih dari pemerintah. Barangkali itu Pak penjelasan dari kami. Kurang-lebihnya mohon maaf. Billahi taufik wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Petani 5:

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Hj. Ani Yudhoyono yang sungguh sangat kami hormati, kami cintai dan kami banggakan beserta para Menteri. Kebetulan Pak Dede Yusuf lupa barangkali, nama saya Jam, panjangnya Enjam Jamsir, ketua KTNA Kabupaten Karawang pak, kalau Jawa Barat saya menjadi Wakil Ketua.

 

Pada kesempatan yang sungguh sangat bahagia ini, memang betul masyarakat tani ingin berbicara dengan Presiden sungguh sangat sulit sekali, tapi alhamdulillah Bapak selain menugaskan para menterinya, bawahannya, bisa hadir melihat langsung ini suatu hal yang sungguh sangat baik. Mudah-mudahan saja amal baik Bapak diterima oleh Allah SWT.

 

Kemudian kalau kita lihat Kabupaten Karawang luas tanahnya, sawahnya kurang lebih 97.529 ha lho pak, jadi tentu sebagai pemasok beras nasional kedua setelah Indramayu, itu antara lain. Dan kemudian hasil pertanian yang sungguh sangat banyak, di sana ada yang namanya pasar induk di Karawang juga ingin. Oleh karena itu, informasi, konon kabarnya di daerah utara akan dibangun pabrik, apa namanya, pelabuhan peti kemas, sebelah selatan juga akan dibangun bandara. Oleh karena itu, khawatir rakyat Karawang menjadi penonton di negerinya. Oleh karena itu, solusinya kami mohon Bapak Presiden, pemerintah pusat, membangunkan terminal agribisnis sehingga produk pertanian, kehutanan, perkebunan, kemudian perikanan bisa ditampung di sana. Kemudian juga termasuk alat-alat kita, atau salah satu barangkali yang sangat mendesak di Kabupaten Karawang itu dilakukan. Kemudian juga kalau kita bicara tentang penyuluhan yang harus merubah perilaku petani Karawang hanya punya 105 PPL PNS Pak Kabupaten, desa dan kelurahan, Kabupaten Karawang ada 309, tentunya itu kurang sekalipun ada THL baik dari pusat maupun dari provinsi tambahnya 70, intinya, titiknya mohon kiranya segera THL-THL itu untuk diangkat.

 

Selain itu juga kami tidak tinggal diam, bagaimana untuk melatih petani melalui P4S, pelatihan petani di pedesaan swadaya, sudah ada 7 dari tingkat kecamatan ini. Pak Bupati sangat membimbing, ada 7 tanpa tes, dan kemudian telah juga dibentuk asosiasinya, namun demikian pelatihan-pelatihan ini memerlukan sarana, memerlukan sarana, dan prasarananya. Tentunya kami mohon hal ini, sebab tiada lain dalam pertemuan seperti sekarang ini, selain ucapan terima kasih baik terhadap Allah SWT, terhadap Bapak selaku Presiden yang mengemban tugas begitu banyak itu, juga selalu ada permintaan-permintaan. Itu antara lain yang ingin kami sampaikan pada kesempatan ini.

 

Selain itu Bapak-Ibu sekalian, sekarang Bulog sudah eksis membeli gabah petani. Salah satu contohnya adalah bank onlines hari sabtu, hari minggu saja buka ini membahagiakan buat petani, mudah-mudahan saja Bulog terus melejit dan mampu, apa namanya, targetnya terpenuhi, selain itu tentunya petani juga ingin, berapa sih HPP sekarang ini, harga itu baru Rp.3.300 lho pak keinginan petani tidak jauh lah sampai Rp.4.000 saja. Saya kira itu demikian, ini keinginan petani saya sampaikan.

 

Selain itu juga ingin kami sampaikan tidak yang bagusnya saja, Bapak-bapak melihat disini persawahan begitu hamparan yang cukup luas dan hasilnya memungkinkan. Sesuai dengan program P2PM mestinya 10 juta ton pada tahun 2014 nanti akan kami, kiranya Pak Wakil Gubernur, Pak Dede, terpenuhi. Namun demikian di sana-sini tidak mulus semua karena ada satu serangan sundep, serangan penggerek batang, kekeringan apabila musim kering, kebanjiran, mungkin infrastruktur juga yang menjadi primadona buat petani tidak diungkapkan tadi, ini Bapak-Ibu sekalian apa itu artinya. Maka pemerintah pusat diharapkan bisa membuat bumper stop yang cukup sehingga begitu ada kejadian, begitu pula dilakukan.

 

Saya kira itu saja banyak yang perlu saya sampaikan, geus ngaromong wae cenah, padahal mah hari ini teh kebetulan bertemu dengan Bapak Presiden, sataun sakali moal, lima taun sakali ge moal kitu. Tapi di sana-sini jangan banyak, gak terlalu banyak ngomongnya. Begitu Pak Menteri Kelautan yang bisa saya informasikan, kurang lebihnya mohon maaf, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Petani 6:

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi ta'lla wabarakatuh,

 

Perkenalkan nama saya H. Een dari Kelompok Sri Mulya, Desa Tegalsari, Kecamatan Cilamaya Wetan.

 

Yang terhormat Bapak Presiden dan Ibu, yang terhormat Bapak Wakil Gubernur dan Bapak Menteri, dan Bapak Bupati yang kami hormati,

 

Syukur alhamdulillah bahwa pada hari ini kita sekalian dapat berkumpul, yang ingin kami sampaikan bahwa sekarang ini, itu bukan rahasia umum lagi, bahwa perubahan iklim sudah nyata di depan kita, jadi petani sekarang ini di samping infrastruktur dan sebagainya yang sudah pada rusak Pak, di samping itu ada satu persoalan yang baru yaitu persoalan iklim ini.

 

Kami petani sekarang agak kesulitan, dimana sangat terasa oleh petani perilaku daripada hama dan penyakit yang kami hadapi itu sudah jauh berbeda dengan hama perilaku penyakit yang dulu, sehingga kami perlu ada semacam latihan-latihan. Sehingga mungkin petani bisa mengatasi persoalan yang dihadapi di lapangan, karena perilaku daripada hama sekarang ini sudah jauh berbeda dengan perilaku yang dahulu. Jadi kami mohon latihan-latihan itu untuk petani peningkatan SDMnya jangan sampai dikurangi, kami mohon untuk peningkatan SDM ini. Latihan sebagai peningkatan SDM petani itu alangkah baiknya di tambah. Saya kira itu yang bisa kami sampaikan dan saya akhiri Wabillaahitaufiq wal hidayah wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

Presiden:

 

Saudara-saudara,

 

Begini supaya dipahami ya, meskipun ekonomi kita tumbuh baik, meskipun penerimaan negara meningkat, meskipun belanja negara juga meningkat, yang namanya APBN, uang negara, anggaran negara itu selalu ada keterbatasannya.

 

Yang mau kita bangun banyak sekali, yang mau kita tingkatkan, kita tambah, apakah peralatan termasuk irigasi, infrastruktur yang lain juga banyak di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, kita bangun sesuai dengan prioritas, dengan tahapan-tahapan yang benar, percayalah itu semua menjadi pemikiran kita dengan demikian makin ke depan insya Allah kita bisa lengkapi infrastruktur yang disampaikan tadi. KTNA selama ini menjadi partner pemerintah, saya senang berterimakasih karena dimana-mana saya ketemu KTNA, sangat sering ketemu KTNA, pak Winarno juga sering ketemu saya dan bermitra.

 

Saya ingin merespon tadi yang disampaikan yang baik-baik dan penting untuk saya respon;

Masalah pertama perlunya pasar agribisnis, saya setuju dan di banyak tempat sudah terjadi, dengan demikian petaninya akan lebih diuntungkan dan tidak terjadi pada pedagang-pedagang yang sering mengambil keuntungan terlalu banyak. Dengan pasar agribisnis itu menjadi lebih bagus. Saya pernah ke Brebes bertemu petani bawang, saya tanyakan berapa, waktu itu, "Pak, kami jual Rp.6.000 di pasar berapa Rp.10.000." terlalu jauh dong jaraknya, mestinya hanya jarak Rp.1.000 atau Rp.2.000. Ya model-model begini, oleh karena itu pemikiran untuk membangun pasar agribisnis itu bagus para gubernur, bupati, dan pemerintah pusat mari kita bekerjasama untuk itu.

 

Lantas perubahan iklim, tadi Bapak berdua menganggap, karena perubahan iklim hamanya berubah, perilakunya berubah dan macam-macam. Memang akibat perubahan iklim seluruh negara di muka bumi ini kena dampaknya, termasuk negara kita. Oleh karena itu, Indonesia aktif. Saya sendiri, Bapak-Ibu, sering memantau datang ke hutan-hutan, ke lereng-lereng gunung. Berhenti menebang hutan sembarangan, berhenti menggunduli hutan-hutan, illegal logging, ada orang yang mengambil keuntungan bermilyar-milyar rupiah menebang pohon. Akibatnya iklim berubah, iklim rusak, yang sengsara petani karena pertaniannya banyak yang gagal. Itu contohnya.

 

Perkara itu mari saya mengajak rakyat Indonesia, kita pelihara lingkungan kita, hutan kita. Dengan demikian iklim akan baik, masalahnya betul, Menteri Pertanian, menteri terkait berikan pelatihan dan pendidikan kenalkan akibat perubahan iklim inilah yang mengganggu pertanian, hamanya misalnya bagaimana mengatasinya, mencegahnya dan sebagainya, itu cara-cara yang tepat dan baik.

 

Kemudian tadi disampaikan, ya masalah perubahan iklim sudah saya sampaikan. Kemudian Bulog, Bulog ini akan terus kita fungsikan. Ka Bulognya juga ada disini, mana? Yang penting Bulog itu mengatur harga yang baik. Harga yang baik itu adalah para petani itu mendapatkan penghasilan yang layak, yang makin baik tetapi rakyat kita juga bisa membeli beras itu. Ini dua-duanya penting. Oleh karena itu, kita kasih tugas Bulog ke depan ini lebih pada stabilisasi harga. Masalah HPP silakan dibicarakan baik-baik yang penting pas, tepat, dan sekali lagi, seperti tadi itu, harga yang tepat, yang baik bagi petani terutama kemudian rakyat kita juga bisa membelinya.

 

Lantas sertifikat tanah, ini begini Bapak, bukan hanya di Karawang, di seluruh Indonesia, dulu itu kurang jelas, banyak sekali tumpang tindih, satu lahan tanah yang punya sertifikat tiga. Masing-masing mengaku pemiliknya yang benar, tumpang tindih, bentrokan sampai ada pembakaran dan sebagainya. Kita terus tertibkan, tetapi kalau banyak sekali di seluruh Indonesia, meskipun BPN telah bekerja siang dan malam dengan instansi yang lain memang tidak bisa sekaligus. Nah, berkaitan dengan situasi sertifikasi tanah yang ada di kawasan ini saya minta perhatian Pak Bupati, kemudian komunikasikan ke BPN, jadikan prioritas untuk penanganannya. Dengan demikian akan bagus.

 

Nah, kalau penyuluh-penyuluh ya Tenaga Harian Lepas, atau penyuluh pertanian itu silakan Menteri Pertanian, tetapi memang semuanya terpulang pada anggaran yang tersedia kebutuhannya berapa, anggarannya berapa. Maka kita penuhi yang dalam batas kemampuan kita begitu anggaran naik, ekonomi kita naik kita tambah lagi dengan demikian akan mengalir. Ini juga penting sebab dengan tenaga penyuluh yang bagus insya Allah produktifitasnya akan meningkat, produksinya akan meningkat.

 

Apa betul yang kita panen tadi kalau gabah kering giling berapa? 7 ton, 5 ton ya, 7 ton betul Bapak. Sebetulnya itu prestasi itu, jadi saya bangga, bersyukur dan bangga. Mari kita jaga, mari kita jaga sehingga Karawang itu penyumbang beras nasional itu pahlawan itu, pahlawan karena bisa menjaga stok beras kita secara nasional.

 

Saya kira itu, saya beri kesempatan satu putaran lagi.

 

Petani 7:

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi ta'ala wabarakatuh,

 

Nama saya Ade Suparta, atau Dwipayana Suparta, kebetulan pengurus Gapoktan Rukun Tani Mandiri desa Rawa Gempol Wetan yang menjabat sebagai ketua.

 

Saya kira basa-basi atau boleh dikatakan etika kami mohon maaf karena waktu jualah yang membatasi kami akan langsung saja pak kepada pokok masalah.

 

Tadi ada yang mengatakan bahwasannya siklus iklim adalah menjadi permasalahan yang sangat penting, sektor pertanian kita ini. Memang benar pak di dalam hal itu, namun di sisi lain kami juga memang banyak hal-hal yang perlu terpikirkan yaitu di antaranya kami sangat bermohon kepada Bapak dengan perubahan iklim kemudian pendeteksian mengenai cuaca juga kami sangat bingung, sehingganya tadi tidak jelas infrastruktur itu adalah paling prioritas utama karena di Kabupaten Karawang ini Pak, untuk golongan air itu golongan air satu, dua, tiga sampai lima. Sehingganya kalau memang infrastruktur jaringan irigasi ini tidak secepatnya direvitalisasi, maka golongan itu seringnya mudur sehingganya pola tanam tidak tepat.

 

Ditambah lagi kendala kami di sini Pak, di kecamatan Cilamaya Wetan atau di wilayah Desa Situdam Kecamatan Batusari di situ ada salah satu bendung dimana bendung tersebut adalah penggunaannya untuk mengairi wilayah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang tapi kondisinya nampaknya sudah kritis pak, sangat kristis sekali sehingganya untuk menampung debit air yang sesuai dengan kebutuhan itu tidak mungkin karena takut pecah akhirnya dibuang ke kali bawah dan kali Cilamaya, dan kami kebetulan muaranya, alhamdulillah itu kebagian banjirnya terus Pak. Sehingganya kurang lebih sekitar 1.000 ha kami kadang-kadang tanam 2-3 kali Pak yang tadi itu sebetulnya kebijakan daripada banyak hal yang dikorbankan, lebih baik harta barangkali di Cilamaya Wetan sehingganya kami merasa terima kasih yang kemarin, yang tadi diberikan boleh dikatakan bantuan bibit  itu pak, itu untuk penanggulangan banjir sebenarnya, artinya boleh dikatakan tanam, kemudian dengan berkaitan dengan teknologi Cilamaya Wetan ini sebetulnya. Artinya ya walaupun baru istilahnya melangkah itu adalah sudah sedikit berkembang pak.

 

Namun saya mohon kepada Bapak tandanya boleh dikatakan di Kabupaten Karawang, khususnya Kecamatan Cilamaya Wetan akan dijadikan show windows pak, artinya disini boleh dikatakan untuk meningkatkan produksi padi dengan metodenya ramah lingkungan dengan kearifan lokal pak, katanya. Dan ini kami atau beberapa, boleh dikatakan dengan instansi terkait sudah mengusulkannya kepada musrenbang kabupaten maupun provinsi tahun 2014, maka di dalam kesempatan ini kami mohon didukung pak, karena di dalam hal ini boleh dikatakan show windows bagi kecamatan Cilamaya Wetan ini adalah sangat penting sekali dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan atau padi khususnya yang ramah akan lingkungan pak itu.

 

Bapak Presiden yang kami hormati,

 

Perlu diketahui di Desa Muara atau tepatnya di Kecamatan Cilamaya Wetan, ada Desa Muara, di situ ada bendungan Karet yang berfungsi untuk menanggulangi kekeringan pak, dan itu kami yakin bisa mampu menanggulangi kekeringan kurang lebihnya 1.500 namun sampai sekarang itu belum difungsikan secara maksimal. Sehingganya boleh dikatakan hanya banjir, banjir, dan banjir tapi untuk penanggulangan kekeringan yang seharusnya boleh dikatakan dari bendungan Karet tapi itu adalah belum dimaksimalkan. Kami mohon Pak, itu dimaksimalkan, sayang bangunan itu adalah jumlahnya katanya konon itu milyaran itu biayanya, itu milyaran rupiah Pak.

 

Bapak beserta Hadirin yang kami hormati, kiranya adalah cukup segitu saya yang boleh dikatakan patut dipertanyakan juga, Bapak perlu ketahui Pak, kami ini sebenarnya adalah pejuang pangan pak, boleh dikatakan gelapnya malam aku jadikan teman, teriknya matahari itu sudah saya jadikan sahabat, Pak, tapi apabila hujan turun mengguyur kami itu adalah rahmat, Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi ta'ala wabarakatuh.

 

Petani 8:

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

 

Terima kasih Pak Presiden Republik Indonesia.

 

Kami dari nelayan Pak, pertama ada beberapa hal yang akan kami sampaikan, pertama terkait dengan masalah program SPDN pak, kebetulan kami pengelola SPDN di desa Ciparage Jaya dan di Kabupaten Karawang, baru hanya kami yang sudah sempat beroperasi tapi sempat juga collapse ketika pada saat dari harga Rp.1.650 naik ke Rp.2.100, kemudian sampai juga naik ke Rp.4.300. Sehingga nelayan pada saat itu tidak menggunakan solar, sehingga menggunakan minyak tanah karena pada saat itu minyak tanah masih murah. Nah, untuk itu, saat ini kami sedang merenovasi, kemudian kami juga sedang memproses perijinan supaya bisa mengaktifkan kembali karena pada saat itu sempat collapse Pak, dan anggaran kami pada saat tahun 2003 kami hanya mendapatkan anggaran 100 juta Pak, dan untuk meng-cover pembangunan SPDN itu tidak cukup Pak. Sehingga kami mencoba bermitra dengan teman-teman kami yang memiliki dana. Karena sempat kami menanyakan kepada pemerintah, dalam hal ini Departemen Kelautan itu untuk anggaran renovasi itu belum ada anggaran, karena yang akan dianggarkan itu saat ini SPDN yang unit-unit baru Pak, itu yang pertama. Terus kedua ini kaitan dengan pengolahan ikan pak, kami ada titip pesan dari teman-teman pengolah ikan mengucapkan terima kasih sempat bahwa para pengolah ikan mendapatkan program bantuan fasilitas untuk mempermudah proses pengolahan ikan.

 

Tetapi ada satu hal yang memang mesti juga Bapak bisa bantu kami, salah satunya menyangkut masalah permodalan. Kami sempat hari kemarin itu didatangi oleh Bank BNI Pusat, dan itu karena ada program KUR. Tetapi menjadi persoalan buat kami itu jaminan Pak, jaminan itu kami rata-rata tidak memiliki sertifikat. Nah ini yang diwajibkan itu sertifikat. Nah, ini mohon bisa bantu kami untuk yang non sertifikat misalnya AJBnya itu pak. Terus ketiga itu menyangkut pendangkalan muara sungai pak, untuk saat ini dari beberapa tahun yang lalu kami merasa kesulitan untuk bersandar dan keluarnya perahu, karena seringkali karena sedimentasinya cukup tinggi untuk alur sungai itu, sehingga sering kali ketika air surut nelayan tidak bisa keluar Pak. Nah, oleh karena itu, kami mohon kiranya untuk menyangkut masalah pengerukan agar ada kontinuitas pak, terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi  wabarakatuh.

 

Petani 9:

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Yang terhormat Bapak Presiden beserta Ibu,

Yang terhormat para Staf dari Kepresidenan, Bapak Menteri Pertanian, Bapak Wakil Gubernur, beserta Bapak Bupati yang telah hadir di sini,

 

Hadirin sekalian yang saya cintai,

 

Saya hanya ingin sedikit mengulas yang tadi dipertanyakan oleh KTNA Pak, masalah THL, kebetulan saya sendiri selaku Tenaga Harian Lepas, tenaga bantu penyuluh pertanian dari pusat, di sini saya hanya sedikit pak, sedikit istilahnya dari Bapak selaku Presiden sedikit terketuk Pak, karena kami di sini sangat ingin membantu para petani Pak. Kami ingin membantu petani betul, tapi kami juga ingin ada sedikit perhatian Pak, jadi ada sedikit perhatian, kami siap apapun akan kami lakukan istilah kasarnya siang buat malam, malam buat siang siap kami hadapi hanya itu saja pak mungkin yang saya perlu dipertimbangkan.

 

Kemarin ada ucapan katanya harus dilihat dari faktor usia kebetulan kami kebanyakan THL itu dari kepala empat banyak Pak, dari kepala empat. Jadi tolong jangan dipilah-pilah ya Pak, jadi karena baik yang kepala tiga, kepala empat juga sama pak kami bekerja maksimal di lapangan.

 

Terus untuk yang pertanyaan dari Pak H. Een dari Gapoktan Sri Mulya bahwa agar pertanian bisa makmur itu dengan adanya pelatihan-pelatihan untuk para petani, alangkah baiknya bukan hanya para petani Pak, tapi untuk para penyuluh juga Pak. Bagaimana pertanian bisa meningkat, bagaimana petani SDMnya bisa meningkat kalau penyuluhnya sendiri juga belum bisa meningkatkan SDMnya Pak, jadi ada semacam pelatihan untuk para penyuluh agar kami bisa mengadopsi ilmu yang sudah kami dapatkan di pelatihan itu kepada para petani. Nanti para petani siap dilatih di BP3K kami masing-masing, dilakukan kaji terap (inaudible) semuanya kami siap untuk membantu para petani. Mungkin hanya itu saja Pak, yang perlu kami sampaikan. Mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang tidak berkenan di hati Bapak. Saya tutup dengan akhirul kalam Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Presiden:

 

Terima kasih Saudara-saudara,

 

Saya akan menjawab yang penting dari yang disampaikan tadi, tetapi saya minta nanti Pak Bupati menjelaskan kepada saya masalah dua bendungan, satu dianggap kritis, yang satu lagi belum digunakan secara optimal, yang kedua Menteri Pertanian tolong jelaskan masalah THL tadi.

 

Begini Bapak-Ibu, Indonesia ini sudah dibagi habis, provinsi, provinsi dibagi kabupaten dan kota, kota terus sampai desa, habis, masing-masing punya pemimpin. Ada Kepala Desa, ada Camat, ada Bupati, ada Walikota, ada Gubernur, sampai dengan Presiden.

 

Yang namanya pembangunan itu ada pendidikan, ada kesehatan, ada pertanian, ada kelautan itu juga dibagi habis, dipimpin oleh para menteri sehingga tidak ada masalah di Indonesia ini sebenarnya yang tidak bisa diselesaikan dengan baik, manakala semua bekerja penuh. Tentu saya tidak paham isu di kabupaten A, di kota B, yang paling tahu ya Pak Bupati, Pak Walikota, kalau provinsi yang paling tahu Pak Gubernur. Namun kewajiban saya untuk memikirkan secara keseluruhan, kebijakan secara nasional harus tepat, anggaran harus tepat, program-program harus tepat meskipun saya juga memantau, saya setiap hari tentu mengetahui apa yang menjadi pikiran rakyat, Bapak-Ibu tahu, sejak tahun 2005 saya menerima SMS sejumlah 3,5 juta SMS, 117 ribu surat, tiap hari saya dapat 500 SMS, sekarang saya buka akun twitter itu juga berkomunikasi dengan ratusan ribu rakyat kita, tetapi sekali lagi tidak mungkin semua ditangani oleh Presiden. Oleh karena itu, mari kita bekerjasama termasuk saya, kita bekerja keras, kita peduli, kita sayang pada rakyat, mau turun ke lapangan bareng-bareng, termasuk saya. Kalau itu semua dilaksanakan pastilah akan lebih bagus.

 

Nah, sebelum saya menjawab nanti, tolong jelaskan dulu dengan dua bendung yang ada di tempat ini apa permasalahannya dan solusinya seperti apa, silahkan:

 

Bupati Karawang:

 

Terima kasih,

 

Bismillahirrahmanirrahim.

 

Mohon izin Bapak Presiden, sebelum itu mungkin saya ingin menjelaskan yang berkaitan dengan prona, Bapak. Prona itu di kita sudah ada pak 2.500 sudah berjalan ditambah lagi dengan Proda Pak. Program Daerah 1.500 jadi ada 4.000 kita Pak, ya mungkin ini baik informasinya tidak, belum sampai ditata, mengenai bendungan tadi Pak. Jadi ada kewenangan yang berkaitan dengan pengairan ini, jadi yang di bawah kewenangan pemerintah kabupaten itu yang mencakup 1.000 Ha, ini 1.500, namun demikian kami tidak menutup mata Bapak, insya Allah kami akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan itu sudah kita mulai sebetulnya untuk membahas masalah ini.

 

Kebetulan hari ini ada masukan ya mudah-mudahan kita bisa bersinergi nanti Pak, kami pemerintah daerah walaupun ini kewenangannya provinsi, tetap ini menjadi bagian karena ini adanya di Kabupaten Karawang jadi kami tetap berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Kemudian yang Bendungan Karet ini juga kami baru belakangan ini banyak mendapatkan masukan, insya Allah ini juga menjadi bagian yang akan kami koordinasikan Pak, bahkan dengan pemerintah pusat dan sebetulnya sudah kita mulai Pak pembicaraannya, tinggal lebih kepada penajamannya saja, insya Allah pak, akan segera kami tindaklanjuti. Terima kasih.

 

Presiden:

 

Terima kasih, ada Wakil Menteri PU di sini? Pak Hermanto Dardak, bendungan sangat penting, irigasi sangat penting untuk dikelola dengan baik dan diatasi.

 

Silakan.

 

Wakil Menteri PU:

 

Terima kasih Bapak Presiden,

 

Ibu-Bapak sekalian, kami ingin menyampaikan bahwa secara umum memang aliran sungai di utara Tarum Barat ini kurang lebih mengairi sekitar 90.000 Ha, itu dipasok dari bendung Walahar dari Jatiluhur. Nah untuk itu yang kawasan Cilamaya ini, ini lebih dialiri dari saluran sekunder yang ada di sisi timur, dan tadi yang untuk Bendung Karet itu adalah sebetulnya tambahan dari pasokan sungai Cilamaya dan Ciherang ya Pak ya. Nah untuk fungsionalnya bendung karet tadi memang yang separo sudah dilakukan, namun sisi yang lain akan kita lakukan untuk mengairi sisi yang sisi timur ya, jadi bisa juga akan mendukung di daerah sini.

 

Jadi Bapak Presiden kami laporkan bahwa memang modernisasi di sini sekarang sudah dilakukan, dan mulai sekarang ini sudah didesain fisik. Kita harapkan tahun depan sudah bisa dimulai untuk saluran sekunder Cilamaya Barat yang termasuk daerah untuk panen raya hari ini. Terima kasih Bapak Presiden.

 

Presiden:

 

Baik, jadi begini saja, terima kasih pak Wakil Menteri Pekerjaan Umum. Minggu Depan, tolong dicatat, minggu depan Pak Bupati, Pak Gubernur, Menteri PU datang ke dua waduk itu. Lihat bersama-sama, bersama-sama, kemudian minggu depannya lagi tolong dilaporkan ke saya kira-kira solusinya, dan apa yang akan dilakukan ke depan, tolong bantu, Bapak-bapak bantu supaya bisa diselesaikan dengan baik.

 

Kemudian THL, ini Bapak-Ibu, saya dengan Ibu Ani ini menerima SMS tidak mengenal waktu kadang tengah malam subuh, dari guru, dari bidan, dari perawat, dari PPL, dari THL, dari tamtama TNI dan Polri, semua rakyat Indonesia, tentang ya perbaikan lah, kesejahteraan, tentang masa depan mereka, yang belum menjadi PNS bagaimana bisa menjadi PNS itu banyak sekali dan jumlahnya tentu bukan hanya ribuan tapi kalau dijumlah-jumlah jutaan.

 

Saudara-saudara, itu menjadi kebijakan kami, pemikiran kami sebenarnya, bagaimana kita terus bantu meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi kan tidak mungkin sekaligus. Daripada saya banyak berjanji nanti malah tidak bisa ditepati, saya harus mengatakan itu bertahap sesuai dengan kemampuan negara, tetapi percayalah kita akan terus memikirkannya.

 

Bapak-Ibu tahu kan ada program pro rakyat, beras untuk rakyat miskin, Bantuan  Operasional Sekolah, Beasiswa untuk rakyat miskin, Jaminan Kesehatan Masyarakat, program Keluarga Harapan itu ya, Jampersal dan banyak sekali itu biayanya puluhan triliun. Kami sisihkan dari anggaran untuk membantu rakyat yang belum mampu, ini akan kami tingkatkan terus. Saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa semoga akhir tahun depan Presiden pengganti saya masih melanjutkan program-program pro rakyat ini karena itu sangat diharapkan oleh rakyat kita. Marilah kita pilih Presiden nanti, banyak calonnya, Presiden yang lebih baik dibandingkan saya yang juga cinta pada rakyat dan juga memperhatikan apa yang dirasakan oleh rakyat. Dengan demikian negara kita makin ke depan makin baik, namun demikian THL silakan Menteri Pertanian jelaskan dulu.

 

Menteri Pertanian:

 

Baik, terima kasih Bapak Presiden,

 

Jadi THL ini memang dimulai pengangkatan ini dari tahun 2007 ya, 2007 sengaja waktu itu dalam kontrak juga disebut, Bapak Presiden, tidak menuntut jadi PNS gitu kan. Itu jelas di situ tapi rupanya setelah, tadinya diharapkan setelah tiga tahun dia membimbing petani dia menjadi bosnya petani harapannya begitu, tapi rupanya ingin supaya, apa namanya, pendapatan tetap jadi PNS dari pada tetap berpendapatan begitu. Ini yang nampaknya, apa namanya, sudah terus dilakukan sampai sekarang dan kami sudah berjanji kepada mereka. Setidak-tidaknya kami sedang mengusahakan karena memang ada nanti PNS penyuluh yang pada pensiun. Nah prioritas yang akan diangkat adalah dari kalangan THL. (Presiden:setuju-setuju), itu sudah, kami sudah komunikasikan kepada Menpan, ya, kami sudah komunikasikan, kami sudah menulis surat, kalau toh, dan sudah dijanjikan oleh Menpan, kalau toh nanti tidak diangkat jadi PNS setidak-tidaknya jadi Pegawai Tidak Tetap ya. Jadi karena porsi PNS terbatas, ya jadi lebih banyak do'a lah ya. Banyak do'a insya Allah kalau memang, tapi yang pasti kita akan seleksi penyuluh-penyuluh THL yang rajin tentu saja itu yang nanti akan jadi prioritas diangkat. Begitu Bapak Presiden.

 

Presiden:

 

Tadi disebut Menteri PAN, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara itu yang mengkoordinasikan kalau ada penambahan PNS, penambahan pegawai, ini ada Mensesneg dan Seskab tolong sampaikan ke Menpan, ini ada suara hati saudara-saudara kita di Cilamaya ini mudah-mudahan mendapatkan perhatian, prioritas sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pertanian tadi.

 

Saya jawab langsung yang belum saya jawab, mana tadi ya yang tiga penanya tadi. Ada sekretaris saya. Ibu-ibu ini, ya infrastruktur memang secara bertahap akan kita tambah Bapak. Saya tiap minggu memimpin ini supaya mengalir terus di seluruh Indonesia, para gubernur teriak-teriak terus di provinsinya kurang ini, kurang itu kita dengarkan dan kita bangun sesuai dengan kemampuan anggaran.

 

Kemudian masalah perubahan iklim sudah kita bahas tadi. Saya kira penting sekali, lantas untuk nelayan. Tadi saya berkunjung ke Pasir Putih yang sudah saya putuskan akan kita keruk, pendangkalan akan kita atasi. Mudah-mudahan satu kilo pertama terus satu kilo berikutnya lagi, Wakil Menteri PU sudah ada disana, Pak Bupati sudah ada di sana dan saya minta segera diselesaikan tahun ini juga supaya bisa ini.

 

Masalah apa namanya, solar tadi saya bicara sama Menteri Kelautan dan Perikanan, tadi malam saya bicara sama Direktur Utama Pertamina, Pertamina Pejabatnya juga hadir tadi untuk dibangun SPBN dengan demikian bisa mempercepat, apa namanya, distribusi solar. Pengalaman Bapak kita dengar tadi itu suka duka membuka SPBN dengan demikian mudah-mudahan ke depan lebih bagus.

 

Lantas Pengolahan ikan perlu permodalan, ini ada Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, sebetulnya KUR itu tujuannya untuk memberikan bantuan tanpa terlalu diminta jaminan A, jaminan B, jaminan C dan sebagainya. Nanti akan saya beri kesempatan Pak Sofyan Basyir. Pak Sofyan Basir ini sudah mengalirkan ratusan triliun sebetulnya selama ini, ini pahlawan ini BRI ini. Oleh karena itu dengarkan nanti. Lantas kita akan juga instal pabrik es kecil ya di sana supaya lebih tahan, saya tadi dialog Pak dengan nelayan kita, berapa lama Pak, satu bulan Pak, kemana? Ke Kalimantan, ke Sumatera, gimana penangkapannya, kalau ini susah Pak tapi kadang-kadang kami dapat rejeki, kadang-kadang kering seperti ini, solarnya begini, ada perompak lagi dan sebagainya. Sudah kami aksi tadi, sudah kita catat semuanya untuk menjadi perhatian kita. Jadi itu masalah nelayan sesuai dengan yang Bapak sampaikan tadi.

 

Tolong dijelaskan Pak Sofyan Basyir masalah Kredit Usaha Rakyat, silahkan.

 

Direktur Utama BRI:

 

Terima kasih Bapak Presiden,

 

Bapak-bapak-Ibu-ibu yang kami hormati,

Assalamu'alaikum warahmatullahi ta'ala wabarakatuh,

 

Kami ingin informasikan terlebih dahulu bahwa ada BRI Cikampek disini Pak, mempunyai lebih kurang 19 Unit Desa tapi yang mendekati ini adalah Unit Cilamaya, Unit Mekar Maya, dan Unit Pasir Item yang lain ada 19 unit yang didaerah Cikampek ini.

 

Kami menyalurkan Kredit Usaha Rakyat ini program dari pemerintah yaitu untuk program ........ program sampai dengan 20 juta, dan ada kredit KURS Retail sampai dengan 500 juta, tingkat suku bunganya memang untuk yang retail itu sekitar 6,5% merata yang mikro sekitar 11,5% merata. Yang mikro sama sekali tidak ada jaminan, jaminannya adalah usaha yang Bapak ingin kembangkan. Kalau Bapak usaha misalkan pedagang ya dagangannya menjadi jaminan Bapak padi ya padinya, sawahnya, padinya. Begitu juga ada kredit KKPE, ada kredit KURPEDES dan memang kami sudah menyalurkan sekitar 85 milyar untuk wilayah Cikampek sini dengan 21 ribu kepala keluarga, memang mungkin Bapak tinggal datang saja ke Unit-unit BRI yang terdekat untuk bisa menginformasikan usaha Bapak disana dan insya Allah kami dalam setiap tahun menyalurkan lebih kurang kepada 1,2 sampai 1,5 juta penduduk dan hari ini alhamdulillah seperti Bapak Presiden sampaikan sudah lebih kurang 7,4 juta orang yang telah mendapatkan dengan hampir Rp.100 triliun seluruh Indonesia yang disampaikan dan yang alhamdulillah MPLnya sangat kecil masih di bawah 3%.

 

Jadi silahkan Bapak-bapak datang ke unit kami yang terdekat kebetulan para Ka Unitnya di daerah Cilamaya, Mekar Maya dan Unit Pasir Item ini berada disekitar Bapak-bapak, jadi silahkan Bapak menghubungi kantor kami Unit BRI yang terdekat. Demikian.

 

Wabillahi taufik wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Presiden:

 

Bapak-Ibu, kalau setelah dijelaskan oleh Pak Sofyan Basyir tadi masih ada yang persulit urusan, yang mestinya tanpa jaminan diminta jaminan A, jaminan B saat itu juga tolong dikontak Pak Sofyan Basyir, kasih nomor teleponnya dan tembusannya kepada saya 9949, karena dari kita sudah bersih artinya jelas kebijakannya, jelas peraturannya kita juga nggak pernah berhenti. Kalau ada di sana-sini mungkin bukan hanya BRI mungkin bank-bank yang lain dan aneh-aneh tolong diberi tahu karena tujuannya bukan itu, tujuannya untuk membantu rakyat kita. Dan tadi yang disebut MPL itu kredit macet ibu-ibu, saya bersyukur, saya bangga pengusaha kecil dan menengah itu malah jarang yang nunggak kredit malah kadang-kadang, kadang-kadang pengusaha-pengusaha besar kurang disiplin. Jadi yang pahlawan itu yang usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah oleh karena itu mudah-mudahan berlangsung dengan baik kerja sama kita, pemerintah memberikan kredit dengan kemudahan yang luar biasa jangan diakal-akali lagi Ibu-ibu, Bapak-bapak menggunakan kredit itu gunakan dengan baik dan disiplin didalam pembayarannya saya kira akan enak sekali.

 

THL sudah tadi sudah saya jawab, sampaikan salam saya kepada THL ya, Pak SBY dan Ibu Ani sayang kepada mereka, memikirkan betul itu.

 

Sementara itu, ada pengumuman dari Sespri tadi.

 

Sespri:

 

Bapak-Ibu sekalian yang kami hormati pada kesempatan yang berbahagia ini Bapak Presiden berkenan memberikan bantuan kepada 7 kelompok tani yaitu :

1.    Kelompok Tani Sri Asih diterima oleh Bapak Iwan Muryana

2.    Kelompok Tani Sri Gelonggong diterima oleh Bapak H. Abdul Rohman

3.    Kelompok Tani Sri Kendal diterima oleh Bapak Muhdi

4.    Kelompok Tani Kepuh diterima oleh Bapak Dahwin

5.    Kelompok Tani Sri Mulya diterima oleh Bapak Mamat

6.    Kelompok Tani Sri Mukti diterima oleh Bapak H. Sofandi

7.    Kelompok Tani Sri Makmur diterima oleh Bapak Ratan Sugiar

8.    Kelompok Ternak Itik silakan perwakilannya maju ke depan

Bantuan untuk masing-masing untuk kelompok tani sebesar Rp.100 juta demikian juga untuk kelompok ternak Itik sama Rp.100 juta.

 

Presiden:

 

Bapak, Ibu ini bantuan khusus dari saya sedangkan yang peralatan, yang sistem, yang modal, program segala macam silahkan nanti diurus dengan para Menteri terkait dengan yang lain-lain ya.

 

Itu saja yang ingin saya sampaikan, sampaikan salam saya kepada semua, kepada semuanya dengan permohonan kepada Allah SWT semoga kita memiliki masa depan yang lebih baik.

 

Sekian.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI