Dibahas, Upaya Peningkatan Anggaran Pertahanan dan Keamanan

 
bagikan berita ke :

Senin, 13 Juli 2009
Di baca 1880 kali


Peningkatan anggaran tersebut, menurut SBY, dimulai dari peningkatan anggaran tahun depan agar modernisasi sistem persenjataan dan pembangunan kekuatan, termasuk alutsista bisa terarah, sehingga bisa meningkatkan postur pertahanan lima tahun mendatang. Anggaran untuk pertahanan dan keamanan Indonesia, tahun 2009 besarnya Rp. 33,6 triliun.

"Kita merencanakan, akan masuk dalam RAPBN nanti akan kita matangkan 2 minggu ini untuk menambah Rp. 7 triliun, sehingga akan mencapai Rp. 40,6 triliun. Itu kenaikan lebih dari 20 persen. Secara sistematik, tahun demi tahun, kita menuju angka minimum essential force," kata SBY. Dengan asumsi ekonomi terus tumbuh pasca krisis ini, maka menurut SBY, kita bisa menambah lagi anggaran pertahanan sehingga jurang antara anggaran untuk minimum essential force dengan yang bisa kita sediakan tidak jauh.

Karena transisi parlemen dari DPR-RI hasil Pemilu 2004 dengan DPR-RI hasil pemilu 2009, maka akan ada percepatan proses pembahasan RAPBN 2010. "Direncanakan saya akan menyampaikan pidato di depan parlemen kita, dua minggu lebih awal dari biasanya. Dengan demikian RAPBN yang akan pemerintah serahkan untuk dibahas bersama harus siap lebih cepat lagi. Dalam kaitan itulah, sejalan dengan komitmen kita untuk meningkatkan anggaran pertahanan negara lima tahun mendatang secara signifikan, saya sudah mengeluarkan instruksi kepada pimpinan TNI, agar usulan anggaran pertahanan khususnya, oleh Dephan dan TNI betul-betul tepat adanya," kata SBY ketika memberikan sambutan dalam acara serah terima Panser APS 2 6x6 PT Pindad.

"Dengan peningkatan budget tersebut, maka harus sesuai dengan rencana strategis yang telah disiapkan oleh TNI dan jajarannya, agar dapat membangun postur pertahanan yang lebih handal dan unggul di waktu yang akan datang. Segala sesuatunya harus dilakukan secara sistemik berdasarkan sistem dan dengan manajemen yang benar. Kalau tidak, kalau hanya parsial dan situasional, maka berpuluh-puluh triliun rupiah yang dikeluarkan tidak mencapai sasaran yang kita kehendaki. Disitulah pentingnya perencanaan strategis, blue print dan roadmap selama lima tahun, sehingga insya Allah, postur TNI jauh lebih meningkat dibandingkan dengan keadaan sekarang ini," ujar SBY.

Kepada jajaran Dephan dan TNI, Presiden berharap agar anggaran yang akan ditingkatkan secara signifikan mulai tahun depan dapat digunakan secara tepat, konseptual, sesuai dengan rencana strategis, sesuai dengan blueprint dan roadmap. "Jangan tiba-tiba ingin beli ini, beli itu, nanti bisa tidak klop satu sama lain. Yang kedua, harus ada skala prioritas, dan ketiga harus ada audit. Saya tidak ingin ada bisnisnya di lingkungan TNI lantas sistem persenjataan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar yang ada. Itu nyawa prajurit, jangan sampai membahayakan prajurti kita. Kemudian user oriented, libatkan pusat penelitian dan pengembangan sebelum kebijakan ditetapkan dan anggaran dialirkan. Itulah manajemen dan sistem yang benar," papar SBY.

Usai memberikan sambutan, Presiden SBY beserta seluruh rombongan meninjau panser-panser produksi PT Pindad yang akan diserahterimakan ke TNI. Tampak hadir dalam antara lain Menko Polhukam Widodo AS.,Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Menhan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, Kepala BIN Syamsir Siregar serta Juru Bicara Presiden Andi A. Mallarangeng.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/07/10/4496.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           1           0           1           1