Doorstop Presiden RI pd Kunjungan ke PT PINDAD, di Bandung, tgl. 12 Jan 2015

 
bagikan berita ke :

Senin, 12 Januari 2015
Di baca 910 kali

DOORSTOP

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

 KUNJUNGAN KE PT. PINDAD (PERSERO)

DI JALAN GATOT SUBROTO, BANDUNG, JAWA BARAT

TANGGAL 12 JANUARI 2015

 

 

Wartawan:
Dari RRI, Pak, hasil kunjungan Bapak dari lanud sendiri bagaimana, Pak?


Presiden RI:

Ya, kalau  tadi melihat  line produksinya saya kira  sangat bagus. Saya sebagai orang produksi melihat langsung sangat bagus, alurnya jelas,  rule produksinya jelas, ya tepat untuk berproduksi pun juga bersih.  Itu memperlihatkan manajemen itu baik atau tidak baik. Manajemen produksi maksud saya, baik atau tidak baik itu ada  di situ. Kemudian juga alur mulai dari raw material, produksi di mesin, kemudian assembling
itu kelihatan. Tapi, menurut saya di sini yang mungkin perlu diberikan dorongan agar kapasitas produksinya berlipat, bisa lipat dua kali, bisa tiga kali, bisa empat kali.

Artinya apa? Itu juga bergantung lagi pada marketingnya, marketingnya jangan tergantung saja  ke TNI,  atau ke Polri, atau ke kementerian tetapi juga harus masuk ke pasar-pasar di luar Indonesia. Itu kalau mau melipatkan produksi, dan saya sudah sampaikan ke  Menteri BUMN kalau itu marketingnya bagus, produksinya punya kemampuan, ya akan kita suntik BUMN-nya,   kita tambah, baik untuk investasi  maupun untuk modal kerja. Saya kira  kita memang harus, harus seperti itu jangan sampai alat-alat pertahanan itu kita banyak beli di luar. Dan yang kedua, kalau memang kita belum bisa produksi, ya join dengan luar tapi di sini, semuanya nanti arahnya akan ke sana.


Wartawan :

Tadi besar suntikan  kira-kira berapa Pak?

 

Presiden RI:

Kalau tahun ini berapa Bu Menteri?


Menteri BUMN:

700


Presiden RI:

700


Wartawan:

Milyar apa juta?


Presiden RI:

Milyar masa juta. Ya, nggak artinya itu kan pertama kita akan lihat nanti ya kan? dengan suntikan seperti itu memberi nilai tambah apa, dampak apa ke ekonomi maupun kepada negara?  Artinya jangan sampai kita beli ini, beli apa, beli ke luar itu juga mengganggu neraca perdagangan kita.


Wartawan:

Pak, ada arahan nggak untuk masuk ke pasar komersial itu?


Presiden RI:

Sudah, sebetulnya  kan sudah masuk ke pasar-pasar komersil, sudah.  Tetapi prosentasinya masih sangat kecil, tadi saya tanyakan  95:5. 95:5.  95 masuk di
apa, di industri pertahanan, kemudian yang 5 masuk ke pasar komersial dan ekspor ya?

 

Direktur PT. PINDAD:

Ya Pak, yang 95 ekspor Pak yang 5 ekspor, kalau yang 80:20 yang komersial.

 

Presiden RI:

O yang 95: 5, 95 nya dalam negeri, 5-nya ekspor. Kalau  dari 95 itu, 20 komersial, dah betul. Nantinya memang sebetulnya masih banyak peluang di sisi komersialnya. Tetapi kesiapannya kan, kesiapan diproduksi seperti apa di situ, kesiapan marketingya memang harus udah bisa megang pasar.


Wartawan:

Pak, pada saat ... kan Bapak mengarahkan bahwa pertahanan harus difokuskan ke maritim Pak, harapan Bapak terhadap Pindad sendiri bagaimana dengan arahan itu?


Presiden RI:

Ya sama, semuanya apa terutama industri-industri pertahanan yang berkaitan dengan maritim itu mau kita dorong. Seperti kemarin kita hari Sabtu, ke PAL, ke PT. DOK itu, ya untuk itu dan kita melihat kalau di sana memang untuk apa tempat  kalau produksi
semuanya masih jauh. Saya sudah ngomong apa adanya itu. masih jauh. Tapi kalau nanti sudah disuntik atau pindah karena juga lokasinya masih, masih kurang. masih sempit menurut saya, kurang luas yang di PAL maupun yang di DOK, kalau mungkin bisa  pindah ke tempat  lain yang lebih luas, pengembangan ke depan  50 tahun, ratusan tahun yang akan datang, bisa di set up dari sekarang. Hingga kita mempunyai peluang terutama industri-industri, yang industri-industri  pertahanan yang berkaitan dengan maritim. Ini saya kira ke depan punya peluang yang besar sekali  selain juga Pindad.


Wartawan:

Pak Jokowi, tadi Bapak di acara HIPMI menyinggung tentang 28 trilliun yang diberikan kepada BUMN,  bisa dirinci mungkin 5 terbesar kepada BUMN yang mendapatkan tambahan itu?


Presiden RI:

Tanyanya ke  menteri-menterinya aja, nggak ngapalin saya ..


Menteri BUMN:

Ya nanti..


PresidenRI:

Ya, nanti Mbak Rini


Wartawan: :
Apakah yang diberikan suntikan diberikan target?

 

PresidenRI:

Ya, kalau sudah diberi suntikan pasti diberi target, enak aja diberi duit nggak diberi target.


wartawan:

Apa aja Pak targetnya?


Presiden RI:

Nanti tanya ke menteri. 


wartawan:

Pak, untuk teknologinya sendiri, bagaimana Pak, di Pindad ini Pak?


Presiden RI:

Hmm?


Wartawan:

Sejauh ini ANOA untuk teknologinya, Bapak melihat seperti apa, Pak?


Presiden RI:

Nanti tanya ke pemakai, ke usernya Pak Kasal.


Wartawan:


Presiden RI:

Ya, masa kita nggak make suruh ngomentari, gimana kamu itu tanyanya.


Wartawan:

Berarti dalam  sekian tahun ke depan tidak akan ada menjamin, pemerintah akan tidak ada impor


Presiden RI:

Ya, ada beberapa yang memang kita belum siap ya, tidak apa-apa akan tetapi kita arahkan untuk join dengan industri pertahanan di dalam negeri. Begitu, harus dipaksa.


Wartawan:

Menurut pantauan yang siap, apa saja yang mungkin hingga kita tidak perlu impor lagi?


Presiden RI:

Ya tentu aja, di sini? Iya, apa ini?

 

Direktur PT. Pindad:

Kendaraan tempur, senjata, Pak.

 

Presiden RI:

Senjata, kendaraan.


Wartawan:

Tidak perlu impor lagi?


Presiden RI:

Ya, tentu aja di sini, kayak apa ini?

 

Wartawan:

Kendaraan tempur, pistol, senjata, Pak?

 

Presiden RI:

Senjata, kendaraan tempur, amunisi. Kegiatan panser  dah mulai, mulai, mulai apa? Mulai dibuat kita dan local content nya bisa 80%. Ini menurut saya luar biasa dan ke depan harus terus dikembangkan terus.

 

Wartawan:

Pak untuk di sentra kerajinan tadi gimana Pak?

 

Presiden RI:

Hmm?

 

Wartawan:

Di sentra  kerajinan di Binong

 

Presiden RI:

Di sentra?

 

Wartawan:

Di Binong.

 

Presiden RI:

Ya, tadi kan saya udah sampaikan ke Pak Gubernur sisi produksinya bagus, efisien. Kelihatan efisien gimana? Harganya kompetitif. Masa? Kalau di apa itu, sweater kayak gitu 40 ribu. Wah murah banget itu. Menurut saya hanya perlu sentuhan design untuk menaikan harga jual yang ada, dan nilai tambahnya ada di-design, dan Bandung mempunyai kekuatan design. ITB, ada seni rupanya di situ kalau design-nya bisa digarap secara baik saya yakin harganya tidak muncul 40 ribu lagi bisa berlipat. Dan, tidak hanya untuk sweater,  tidak hanya untuk apa jaket, tidak hanya untuk syal, tapi barang-barang yang lain bisa dikerjakan di sana. Karena kalo kita lihat komplit sekali barangnya, komplit tadi sekali, udah. Setelah ini sudah

 

Wartawan:

Soal yang lainnya pak?

 

Presiden RI

Apa?

 

Wartawan:

Pilihan Kapolri  Pak, apa alasannya Bapak Presiden akhirnya memilih Pak  Budi Gunawan? Terima kasih, Pak.

 

Presiden RI: 

Itu kan dari KOMPOLNAS memberikan usulan kepada saya, ya dari sana kita pilih, dan sekarang silakan kita tunggu proses yang ada di DPR, udah.

 

Wartawan:

Kenapa tidak melibatkan KPK, Pak?

 

Presiden RI:

Hmm?

 

Wartawan:

Mengapa tidak melibatkan KPK dan PPATK, KPU?

 

Presiden RI:

Nanti, kalau saya jawab pelatihnya ke tempat lain yah, udah.

 

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI