Indonesia Berhasil Memasukan Kerja sama Maritim sebagai Prioritas Baru Dalam KTT Asia Timur

 
bagikan berita ke :

Minggu, 22 November 2015
Di baca 2743 kali

Presiden Jokowi juga memberikan apresiasi kepada seluruh negara KTT Asia Timur atas dukungan yang diberikan bagi prakarsa Indonesia mengenai EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation yang akan disahkan pada KTT Asia Timur kali ini. “Statement EAS merupakan deklarasi politik yang menunjukkan komitmen negara peserta EAS untuk meningkatkan dialog dan kerja sama di bidang maritim,” ucap Presiden Jokowi.

 

Memang diakui Presiden Jokowi, pengesahan dokumen ini memerlukan tindaklanjut melalui kegiatan konkret. “Untuk itu, saya ingin mendorong pengembangan ekonomi maritim berkelanjutan, konektivitas kelautan, kerja sama antar lembaga penelitian, dan mengatasi tantangan lintas batas,” jelas Presiden Jokowi, seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana‎.

 

Presiden Jokowi mengajak negara peserta EAS untuk memerangi Ilegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Untuk itulah, Presiden Jokowi mengusulkan perlunya dibentuk suatu instrumen hukum di kawasan guna memberantas IUU Fishing.

 

Kedua, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kerja sama dalam pemberantasan terorisme, radikalisme, dan ekstremisme. Indonesia, kata Presiden Jokowi, adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar dan juga negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Pluralisme merupakan kenyataan sehari-hari dan berkembang dengan baik di Indonesia. “Pengalaman Indonesia menunjukkan Islam, demokrasi dan pluralisme dapat berjalan berdampingan merupakan aset penting,” ujar Presiden jokowi.

 

Indonesia mengedepankan pendekatan hukum, sekaligus budaya, dan kultur dalam memerangi terorisme. Mendorong negara peserta EAS untuk kerja sama konkret melawan ekstremisme dan radikalisme. “Saya juga ingin mendorong penguatan arsitektur regional yang mengedepankan sentralitas ASEAN,” ucap Presiden Jokowi.

 

Presiden juga menyampaikan visi Indonesia ke depan dalam kerja sama EAS, yakni memperkuat kerja sama penanganan illegal migration/irregular movement of persons dan mekanisme regional dalam penanggulangan bencana dan penyakit menular, serta mendukung dan ikut menjadi co-sponsor Statement of the 10th East Asia Summit on Enhancing Regional Health Security Relating to Communicable Diseases with Epidemic and Pandemic Potential yang diprakarsai Republik Korea. “Saya menyambut baik pengesahan Deklarasi Kuala Lumpur mengenai Peringatan 10 Tahun KTT Asia Timur,” pungkas Presiden Jokowi.

 

Pertemuan ini dihadiri oleh PM Malaysia Najib Abdul Razak, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Republik Korea Park Geun Hye, PM Jepang Shinzo Abe, PM RRT Li Keqiang, PM Australia Malcolm Turnbull, PM Selandia Baru John Key, PM India Narendra Modi, dan para Kepala Negara/Kepala Pemerintah ASEAN. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           8           7           3           4