Inovasi Pengumpulan Wakaf Melalui Gerakan Wakaf Tunai

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 24 Oktober 2020
Di baca 673 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Wakaf memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya untuk membantu sistem keuangan negara. Namun jenis wakaf dan pemanfaatannya yang ada saat ini cenderung belum luas. Mayoritas wakaf masih berjenis tanah dan diperuntukan untuk membangun masjid, madrasah, atau pemakaman. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam mendorong pemanfaatan wakaf diantaranya melalui gerakan nasional wakaf tunai.

 

“Kita akan melakukan gerakan nasional pengumpulan wakaf tunai, wakaf cash, wakaf uang. Kita coba wakaf ini kita kembangkan lagi supaya jadi dana besar, yang bisa diinvestasikan dan dikembangkan untuk jangka panjang, ini juga untuk bantu sistem keuangan nasional kita,” tutur Wakil Presiden (Wapres) pada keterangan pers virtual usai membuka Webinar Strategis Nasional dengan tema “Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia” di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat, Sabtu (24/10/2020).

 

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, upaya pengembangan wakaf ini dalam jangka panjang bertujuan untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengelolaan dana wakaf yang baik agar tujuan mulia pengembangan wakaf ini dapat betul-betul dirasakan oleh masyarakat.

 

“Gerakan sedang dipikirkan, ketika sudah kumpul dana itu juga manajemen pengelolaannya juga [harus baik] supaya ada kepercayaan, ada trust, dari masyarakat bahwa dananya akan terkelola dengan baik. Ini salah satu upaya kita dalam pengembangan. Karena memang dana wakaf mejadi salah satu instrumen dalam membangun kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

 

Sejalan dengan Wapres, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan, potensi wakaf di Indonesia dahulu seringkali dapat diakses oleh masyarakat atau institusi kelas menengah dan atas. Namun sekarang dengan adanya instrumen baru wakaf berupa tunai dan surat berharga, diharapkan dapat menyasar individu, salah satunya generasi milenial.

 

“Kita pakai surat berharga syariah yang retail. Sekarang ini kelompok milenial luar biasa banyak. Uangnya sedikit tapi kesadaran investasinya meningkat,” papar Sri Mulyani.

 

Dengan kesadaran investasi yang meningkat tersebut, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya pengelolaan yang transparan.

 

“Hasilnya secara transparan disampaikan, dalam hal ini Kementerian Keuangan bekerjasama dengan Badan Wakaf Indonesia untuk bisa menyampaikan apa yang sudah dilakukan,” urainya.

 

Ke depan Sri Mulyani pun berharap hasi linvestasi dari instrumen wakaf tersebut dapat dimanfaatkan untuk hal-hal produktif yang memberikan nilai tambah bagi penerima wakaf, baik lembaga maupun individu.

 

“Anak dhuafa, pembangunan klinik, pembangunan peternak induk sapi, beasiswa anak-anak yang punya kesulitan, alat bantu dengar, dan sebagainya,” pungkas Sri Mulyani. (NN, KIP-Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0