Kemensetneg dan DFAT Bahas Penguatan Program Australia Awards Indonesia untuk Periode 2024-2025
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) melalui Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (Biro KTLN) bersama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) memimpin rapat Komite Koordinasi Program (Program Coordinating Committee, PCC) untuk Program Australia Awards in Indonesia (AAI) yang dilaksanakan di Gedung Utama Kemensetneg, Jakarta, pada Kamis (28/11).
Rapat ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan perwakilan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Dalam rapat yang berlangsung secara hibrida ini, pembahasan difokuskan pada evaluasi pelaksanaan Rencana Tahunan Program AAI 2023-2024 dan pengesahan Rencana Tahunan 2024-2025. Program ini dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia Indonesia melalui pemberian beasiswa pendidikan di Australia sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Membuka rapat, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg, Noviyanti, menyampaikan bahwa program AAI telah menjadi salah satu pilar penting dalam kerja sama strategis antara Indonesia dan Australia. “AAI tidak hanya mendukung pengembangan sumber daya manusia unggul di Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun,” ungkap Noviyanti.
Noviyanti juga menekankan pentingnya Program AAI agar tetap relevan dengan perkembangan zaman dan dinamika dalam pembangunan global serta pentingnya inklusi dan keberagaman dalam pelaksanaan program, terutama untuk daerah tertinggal, perempuan dari kelompok rentan, dan penyandang disabilitas agar sejalan dengan prioritas nasional.
Menanggapi hal tersebut, Minister Counsellor DFAT, Adrian Lochrin, menegaskan komitmen Pemerintah Australia untuk terus mendukung keberlanjutan program. “Kami berkomitmen untuk memperluas dampak program ini dalam membangun kapasitas sumber daya manusia Indonesia, serta memperkuat kerja sama pendidikan dengan Indonesia, termasuk melalui kolaborasi dengan LPDP,” ujarnya.
Evaluasi dan Capaian Program
Perwakilan dari pelaksana Program AAI, Tetra Tech, memaparkan capaian utama AAI sepanjang tahun 2023-2024, termasuk peningkatan jumlah penerima manfaat dari provinsi yang menjadi target sasaran dan kelompok rentan. Selain itu, program ini telah berhasil memberikan dampak signifikan melalui alumni yang kini berkontribusi di berbagai sektor strategis. “Kami terus berupaya untuk meningkatkan proses promosi dan seleksi dengan pendekatan yang lebih inklusif,” jelas Vicki Vaartjes, perwakilan Tetra Tech.
Dalam sesi diskusi, perwakilan Kemenlu menyarankan penguatan jejaring alumni untuk mendukung kebijakan luar negeri Indonesia, sementara Kemendikbudristek menekankan pentingnya penyelarasan program dengan kebutuhan tenaga kerja nasional, khususnya pada sektor teknologi dan kesehatan.
Bappenas menyampaikan evaluasi terhadap kontribusi AAI terhadap prioritas pembangunan nasional, termasuk agenda peningkatan SDM dalam RPJMN serta mendukung program prioritas dalam Pemerintahan yang baru. Di sisi lain, Kemendagri menyoroti perlunya memperluas akses beasiswa ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) agar manfaatnya lebih merata.
Prioritas Strategis 2024-2025
Tim AAI juga memaparkan Rencana Tahunan 2024-2025 yang berfokus untuk memperkuat kolaborasi, meningkatkan kapasitas alumni, dan mempromosikan program yang lebih inklusif. Upaya ini selaras dengan transisi politik di Indonesia dan meningkatnya peluang kerja sama bilateral di berbagai sektor.
Rapat PCC ditutup dengan pengesahan dokumen Laporan Tahunan 2023-2024 dan Rencana Tahunan 2024-2025. Para peserta sepakat untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor demi memastikan keberhasilan program AAI dalam mendukung pengembangan SDM Indonesia yang unggul dan kompetitif di tingkat global. (Biro KTLN / Biro Humas Kemensetneg)