Keterangan Pers Presiden Menjelang Kunker ke Singapura, Myanmar, Brunei, Jkt, 22 April 2013

 
bagikan berita ke :

Senin, 22 April 2013
Di baca 690 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENJELANG KUNJUNGAN KENEGARAAN

KE SINGAPURA, MYANMAR, DAN BRUNEI DARUSSALAM

DI LANDASAN UDARA HALIM PERDANA KUSUMA JAKARTA

TANGGAL 22 APRIL 2013

 



Bismillaahirrahmaanirraahiim,

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana Saudara ketahui, saya beserta delegasi dan rombongan akan melaksanakan tugas berkunjung ke tiga negara ASEAN, yaitu Singapura, Myanmar, dan Brunei Darussalam. Kunjungan saya ke Singapura adalah kegiatan tahunan yang wajib saya laksanakan. Demikian juga, kunjungan saya ke Brunei Darussalam, adalah juga kegiatan wajib bagi para pemimpin negara ASEAN yang harus saya laksanakan.

 

Sementara itu, kunjungan ke Myanmar amat penting, setelah Myanmar mengalami perubahan positif yang amat dramatis, sehingga kerja sama dan kemitraan antara Indonesia dan Myanmar di masa depan dapat lebih ditingkatkan. Kunjungan kali ini akan berlangsung kurang lebih selama empat hari, satu hari di Singapura, satu hari di Myanmar, dan dua hari di Brunei Darussalam.

 

Di Singapura, Saudara-saudara, setiap tahun kami melaksanakan pertemuan tahunan, annual meeting. Tahun lalu kita laksanakan di Bogor, Indonesia. Tahun ini, hari ini, insya Allah akan dilaksanakan di Singapura. Kami bersama Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, akan melakukan review atas kerja sama yang berlangsung selama ini, seraya mencari peluang-peluang baru untuk meningkatkan kerja sama itu.

 

Ada tujuh bidang penting yang kami jadikan prioritas dalam kerja sama bilateral ini, yaitu: satu investasi, kedua transportasi udara, tiga agribisnis, empat pariwisata, lima tenaga kerja, enam kerja sama di kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan kawasan ekonomi khusus yang lain. Sedangkan yang ketujuh adalah kerja sama kontra-terorisme.

 

Sejauh ini kerja sama kita baik dan perlu dicatat bahwa Singapura adalah mitra dagang dan investasi papan atas bagi Indonesia. Sebagai contoh, total volume perdagangan Singapura-Indonesia mencapai US$ 43 milliar, jumlah yang sangat besar. Kemudian, investasi di Singapura, tahun lalu, hampir mencapai US$ 5 milliar, juga jumlah yang besar.

 

Kita punya mutual interest, kepentingan bersama, untuk menjaga dan meningkatkan kerja sama ekonomi yang berlangsung baik selama ini. Selama di Singapura, juga akan ada pertemuan saya dengan Presiden Tony Tan, juga dirancang untuk menghadiri yang disebut dengan Thomson Reuters Newsmaker, satu kesempatan bagi saya untuk berbincang-bincang dengan para investor dan pelaku ekonomi di kawasan, yang ini semuanya untuk kepentingan kerja sama ekonomi kita di masa mendatang. Saya dijadwalkan juga akan menerima anugerah doktor kehormatan dari Nanyang Technological University yang sudah lama dijadwalkan dan baru kali ini bisa kami hadiri. Itulah kurang lebih agenda utama saya beserta delegasi di Singapura.

 

Di Myanmar, pada intinya kami akan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Presiden U Thein Sein dan agenda utamanya adalah meningkatkan kerja sama ekonomi, investasi, perdagangan, pangan, dan energi.

 

Tentu akan saya gunakan kesempatan pertemuan bilateral dengan Presiden Myanmar untuk memastikan bahwa demokratisasi berjalan dengan baik di negeri itu, karena selama ini Indonesia adalah pendukung utama bagi gerakan demokratisasi di Myanmar.

 

Dan kemudian, tentu, saya akan mengangkat isu tentang etnik Rohingya yang juga menjadi perhatian rakyat Indonesia. Meskipun, kita mengetahui sebenarnya itu konflik komunal yang terjadi di Myanmar, namun, bagaimanapun, Indonesia berharap pemerintah Myanmar menanganinya dengan bijak, adil, dan mencari solusi sebaik-baiknya. Indonesia ingin terus membantu penyelesaian atas konflik komunal itu untuk tujuan yang baik.

 

Saudara-saudara,

 

Kemudian, insya Allah, lusa, kami akan melanjutkan perjalanan ke Brunei Darussalam untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. Ada dua hal penting yang akan kami bicarakan dalam Pertemuan Puncak ASEAN kali ini, adalah untuk melakukan review sejauh mana ASEAN siap untuk masuk ke ASEAN Community, pada tahun 2015 mendatang. Baik itu ASEAN Political and Security Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community.

Di bidang ekonomi, sebagaimana Saudara ketahui, banyak sekali forum di dalam negeri yang ingin memastikan bahwa negara kita benar-benar siap untuk memasuki era baru (ASEAN Economic Community) agar kita tidak menjadi the loser tetapi juga the winner dalam kerja sama yang baru ini.

 

Kami juga akan gunakan dalam pertemuan puncak ASEAN di Brunei untuk mendiskusikan masalah-masalah strategis di kawasan, misalnya, persoalan di Laut China Selatan yang juga menjadi kepentingan bagi banyak negara ASEAN. Insya Allah Indonesia akan terus menyumbangkan pikirannya dan akan berperan secara penting, sebagaimana yang kita perankan di waktu yang lalu, manakala berkaitan dengan keamanan, ketertiban, dan stabilitas kawasan, baik Asia Tenggara maupun Asia Timur.

 

Di Brunei, akan kita gunakan untuk melaksanakan pertemuan puncak IMT-GT, Indonesia, Malaysia, Thailand, Growth Triangle, agar dalam era baru ini, dalam kebangkitan ekonomi Asia kita juga mendapatkan real benefit dari kerja sama di segitiga Indonesia, Malaysia, dan Thailand itu. Juga pertemuan puncak dalam konteks BIMP-EAGA, Brunei Indonesia, Malaysia, the Philippines, East Asian Growth, yang ini juga penting untuk memastikan bahwa kawasan Timur Indonesia juga berada dalam kawasan pertumbuhan di wilayah itu.

 

Itulah, Saudara-saudara, hal-hal penting yang akan kami laksanakan beserta delegasi, mulai hari ini, besok, dan lusa, baik di Singapura, di Myanmar, maupun di Brunei Darussalam.

Demikian penjelasan saya. Saya ucapkan terima kasih.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI