KETERANGAN PERS PRESIDEN RI MENGENAI KRISIS KEUANGAN GLOBAL, DI KANTOR PRESIDEN, 9 OKTOBER 2008
KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENGENAI KRISIS KEUANGAN GLOBAL
DI KANTOR PRESIDEN
TANGGAL 9 OKTOBER 2008
Bismillahirrahmanirrahim,
Saudara-saudara sudah mengetahui bahwa Menteri Keuangan yang juga Menko Perekonomian, yang mewakili Gubernur Bank Indonesia dan Pejabat terkait telah memberikan penjelasan kepada publik melalui Saudara yang berkaitan dengan langkah-langkah moneter dan fiskal yang dilakukan secara terpadu untuk mengelola permasalahan perekonomian dewasa ini. Tentu saya tidak perlu menjelaskan masalah-masalah yang lebih bersifat teknis, operasional dan menyangkut regulasi, tetapi ini menunjukkan bahwa sistem telah dan terus bekerja. Kita bukan hanya memantau, bukan hanya mengantisipasi tapi juga telah melakukan democracy response semestinya.
Saudara-saudara,
Yang ingin saya sampaikan setelah saya menyampaikan direktif pada hari Senin yang lalu dan selama tiga hari ini terjadi banyak dinamika, dan dinamika ini juga mengalir dari dinamika global, Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara lain yang sudah semestinya kita juga melakukan adjustment, penyesuaian, respons, sekali lagi, baik yang berkaitan dengan kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Tapi satu hal yang ingin saya sampaikan adalah bahwa kita tetap mengendalikan situasi dengan baik, the situation is fully under control, bahwa ada dinamika di pasar modal yang kita semua tahu memang itu terjadi di seluruh dunia. The focus, konsentrasi, dan prioritas yang pemerintah jalankan mengambil pelajaran dan pengalaman krisis tahun 1998 yang lalu, kita harus lebih mengutamakan untuk memproteksi, melindungi rakyat, grass root, untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka, pangan misalnya, kebutuhan sehari-hari, biaya untuk pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik yang lain itu tidak mengalami gangguan.
Demikian juga program-program pemerintah yang sudah kita ketahui cluster a, cluster b, cluster c, program penanggulangan kemiskinan, program peningkatan kesejahteraan juga terus dilakukan. Oleh karena itu, yang kita pastikan adalah pembelanjaan pemerintah sesuai dengan APBN Perubahan tahun 2008 yang sangat diperlukan untuk stimulasi pertumbuhan dengan peningkatan kesejahteraan atau yang sering saya sebut dengan social safety net itu mengalir dan tetap dialirkan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Sebagaimana yang tertera dalam APBN 2008, itu belanja Kementerian dan Lembaga yang berkaitan dengan itu adalah Rp. 290 trilyun. Oktober ini akan kita percepat pengeluarannya sebesar Rp. 25,9 trilyun sebagaimana dijelaskan oleh Menteri Keuangan. Ini likuiditas yang sangat diperlukan yang bisa menjamin terus berputarnya, bergeraknya pembangunan kegiatan ekonomi di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, Januari sampai Oktober akan sudah bisa kita alirkan hampir mencapai 60% dari APBN kita dan kemudian bulan-bulan berikutnya kita harapkan kita alirkan sesuai dengan sasaran. Ini tentu bisa menjawab kecemasan kalau-kalau kita mengalami kesulitan likuiditas terutama untuk pembiayaan APBN kita. Inilah yang menjadi konsentrasi utama kita. Dan instruksi saya kepada jajaran pemerintah, para Menteri, pimpinan daerah juga itu. Justru yang paling baik hingar-bingar, deru dari financial crisis yang bersifat global ini tidak perlu harus mengusik, mengganggu apa yang sedang kita lakukan dalam konteks pembangunan di dalam negeri ini yang dibiayai oleh APBN kita. Itu yang paling utama dan itu konsentrasi kita sekarang ini. Sekali lagi untuk melindungi kepentingan rakyat, untuk grass root.
Yang kedua, bersamaan dengan itu yang juga sangat tinggi prioritasnya itu memastikan sektor riil tetap bergerak. Itulah secara marathon tiga hari ini saya memelihara komunikasi dengan dunia usaha agar pemerintah juga tidak mengalami disorientasi tapi berupaya untuk melakukan penyesuaian di sektor riil bisa terus bergerak. Pemerintah Indonesia dengan jajaran perbankan sebagaimana Saudara ketahui apa yang dilakukan sekarang ini juga memastikan agar ada likuidutas, agar ada kredit, dan soal-soal lain meskipun ada hambatan dari tingkat dunia untuk memastikan sektor riil tetap terjaga. Kalau ada penurunan ekspansi tahun 2009 itu dimengerti. Tapi, sekuat tenaga kita memastikan bahwa sektor riil berjalan.
Semua ini lebih banyak domestik sifatnya, dan Saudara-saudara, kita belajar dari kegagalan kapitalisme global dari tidak sempurnanya market mechanism, the failure of globalization, sejak depresi besar tahun 1930-an, krisis Asia 10 tahun yang lalu, krisis finansial global tahun ini, maka arah pembangunan ekonomi yang kita tempuh sudah benar. Tidak boleh kita sangat tergantung kepada, katakanlah, faktor-faktor yang di luar jangkauan kita. Kita harus betul-betul menggunakan sumber daya yang kita miliki sendiri termasuk sumber finansial yang ada di tangan kita.
Faktor modal memang keniscayaan dari ekonomi global yang sudah terintegrasi, tetapi kita makin tahu, makin banyak belajar setiap saat bisa terguncang. Setiap saat bisa mengalami crash. Oleh karena itulah, makin meyakinkan apa yang kita lakukan ekonomi dalam negeri harus kita perkuat, pasar domestik harus kita perkuat, sumber daya yang kita miliki kita kelola sebaik-baiknya untuk sumber pembiayaan dalam negeri. Oleh karena itu, saya juga harus menyampaikan arah kebijakan kita untuk membiayai APBN kita dari sumber-sumber yang lebih berasal dari kekuatan kita menjadi tepat.
Dari dua konsentrasi itu, melindungi rakyat, memastikan program-program tetap berjalan dari kemampuan fiskal kita, APBN kita, dan yang kedua tadi sektor riil, harapan kita harus kita jaga. Maka yang ketiga sebagaimana yang menjadi hiruk-pikuk dan ini yang sering dimuat di berbagai media, media internasional dan media dalam negeri, perihal gonjang-ganjing di pasar modal ini, saham, nilai tukar, dan lain-lain. Ini tentu banyak yang di luar jangkauan kita, ya, karena global, karena tunduk kepada hukum-hukum globalisasi tapi kita juga tidak begitu saja kita terus berusaha untuk bekerja agar dampaknya kita minimalkan, kita moderasikan.
Saudara-saudara,
Dengan penjelasan ini, kepada seluruh rakyat Indonesia di seluruh tanah air supaya dimengerti bahwa sistem yang kita miliki terus bekerja, pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya termasuk BI terus bekerja. Kita juga tahu mana yang kita utamakan, yang kita lindungi kepentingan rakyat dan selebihnya tentu kita akan mengelola semua dampak dari krisis keuangan global ini kepada perekonomian kita.
Itulah yang ingin saya sampaikan, dan kita akan terus mengelola. Setiap saat saya akan memberikan statement kepada Saudara. Namun yang harus diyakini rakyat oleh kita bahwa pemerintahnya terus mengelola dan terus bekerja. Oleh karena itu, tidak perlu ada kepanikan-kepanikan yang tidak semestinya. Insya Allah, ini terus kita kelola dengan sebaik-baiknya sehingga dampaknya kita minimalkan. Terima kasih. Selamat malam.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI