Keterangan Pers Presiden RI pada Peluncuran Akun Twitter@SBYudhoyo di Istana Cipanas,Tgl 13 Apr 2013

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 13 April 2013
Di baca 739 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PELUNCURAN AKUN TWITTER @SBYudhoyono

DI ISTANA CIPANAS, JAWA BARAT

TANGGAL 13 APRIL 2013

 


Terima kasih Bung Julian,

 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Para Wartawan yang kami cintai,

Selamat malam,

 

Sebagaimana Saudara-saudara ketahui bahwa tadi malam, di tempat ini, saya memimpin sidang kabinet terbatas untuk membahas perkembangan perekonomian kita, utamanya upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan fiskal dan APBN kita. Lebih khusus lagi, Saudara-saudara juga mengetahui, apa yang harus kita lakukan agar defisit anggaran tahun berjalan ini bisa kita kendalikan dengan baik, termasuk keperluan untuk mengurangi subsidi yang jumlahnya kita pandang terlalu tinggi.

 

Kami membahas bersama Wakil Presiden dan para Menteri terkait, sampai tengah malam dan, kemudian, sebagaimana pula Saudara-saudara ketahui, tadi pagi hingga sore, ada acara yang disebut dengan "Diplomatic Gathering", satu pertemuan yang penuh persahabatan antara saya beserta jajaran kabinet dengan para Duta Besar Negara Sahabat serta pimpinan Organisasi Internasional yang bertugas di Indonesia. Ini sudah lama saya rancang, sekian bulan yang lalu, dan baru bisa kami laksanakan hari ini.

 

Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan baik, dan insya Allah hubungan personal antara saya dan kabinet dengan para Duta Besar tersebut akan terjalin makin baik, makin baik, dan ini juga penting bagi peningkatan kerja sama dan kemitraan bilateral Indonesia dengan negara-negara sahabat.

Nah, kebetulan sedang berada di Cipanas ini, saya gunakan kesempatan yang baik ini untuk sekaligus melakukan launching dari akun Twitter saya yang insya Allah  segera saya lakukan. Terima kasih atas atensi dan kesediaan teman-teman wartawan untuk ikut menyaksikan apa yang akan saya lakukan sebentar ini.

 

Kembali, apa yang disampaikan oleh Bung Julian Pasha tadi, mengapa saya akhirnya memutuskan untuk bergabung di dunia Twitter. Begini, para Wartawan, sebenarnya sejak saya mengemban tugas sebagai Presiden Republik Indonesia, selama delapan setengah tahun ini, saya beserta Ibu Ani, terus menyapa dan berkomunikasi dengan saudara-saudara kita, rakyat Indonesia.

 

Sangat sering, saya dan Ibu Ani, berkunjung ke daerah-daerah di seluruh wilayah Tanah Air, menyapa, berbicara, mendengarkan aspirasi mereka, menyampaikan penjelasan apa yang dilakukan oleh pemerintah dan negara, dan seterusnya. Dan situasi itu terus kami jaga hingga saat ini, dan insya Allah sampai akhir masa bakti saya di akhir tahun depan.

 

Di samping itu, saya juga menjaga komunikasi melalui SMS, baik yang langsung langsung kepada SMS atau handphone Ibu Ani, tidak pernah berhenti, ke saya sendiri melalui ADC karena saya tidak pegang langsung handphone, ataupun ke SMS 9949. Hingga hari ini, sejak kami bukan di tahun 2005, telah masuk sekitar 3,5 juta SMS dan sekitar 115 ribu surat yang setiap dua minggu kami update.

 

Staf khusus, dalam hal ini Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial, Pak Sadan Marbun, setiap dua minggu melaporkan kepada saya apa saja yang menjadi perhatian rakyat dalam waktu dua minggu itu. Apa yang mereka sukai, apa mereka tidak sukai, apa yang mereka dukung, apa yang mereka tolak, dan sebagainya.

 

Dengan demikian, setiap dua minggu, ibaratnya saya memahami apa yang menjadi perasaan dan pikiran rakyat kita. Nah di situ, namanya SMS, ada yang kita balas langsung, ada yang kita salurkan, siapa yang harus menjawab atau mengatasi persoalan yang diangkat oleh saudara-saudara kita, rakyat Indonesia.

 

Tiap hari, saya sendiri, Ibu Ani, selalu berkomunikasi melalui SMS, selalu. Ada yang sifatnya bagian dari tugas saya sebagai Presiden, ada yang sifatnya bagian dari komunikasi saya dengan saudara-saudara kita, rakyat Indonesia.

 

Setelah saya telaah dan memahami betapa dahsyatnya media sosial sekarang ini, termasuk satu cara agar kita berkomunikasi, bebas hambatan, bebas distorsi, maka saya akhirnya, bersama-sama Ibu Ani tentunya, dan dukungan anak-anak saya, memutuskan untuk masuk ke dunia Twitter dan bergabung agar saya bisa setiap hari menyapa, setiap hari berbagi, setiap hari menyampaikan, barangkali, inspirasi dan hal-hal penting yang barangkali berguna bagi rakyat kita, bagi saudara-saudara kita, yang tentunya menginginkan negaranya makin baik dan makin maju.

 

Sebenarnya itu yang menjadi tujuan utama saya di dalam berkomunikasi melalui Twitter ini. Kalau saya boleh sedikit bercerita, jutaan SMS yang masuk ke tempat saya selama ini, hampir 7,5 tahun ini, kalau kita petakan anatominya adalah sekitar 40 sampai 50 persen, pada prinsipnya positif; mengerti kebijakan pemerintah, mendukung keputusan saya, memberikan semangat karena mereka tahu bahwa persoalan yang dihadapi oleh seorang Presiden atau pemerintah itu begitu kompleks dan sering tidak mudah, begitu mereka memberikan dukungan dan simpatinya. Ada juga yang sifatnya netral, sekitar 20 sampai 30 persen, tetapi juga ada yang negatif, yang kurang mendukung, yang menolak dan menyampaikan hal-hal yang, yah, kurang baik, begitu, itu jumlahnya sekitar 20 sampai 30 persen. Itu peta, itu anatomi SMS yang selama ini saya terima.

 

Nah, memahami itu semua, sekali lagi, ada keperluan saya untuk berkomunikasi secara langsung, to be engaged, menyapa, merespon, memberi informasi, mendudukkan persoalan pada konteksnya yang benar dan hal-hal lain, yang menurut pandangan saya, bagus kalau kita bisa alirkan langsung ke dunia sosial media ini, dunia Twitter ini.

 

Sekali lagi, menyadari bahwa media konvensional tentu punya kebijakan sendiri, punya, apa namanya, hukum-hukumnya sendiri yang, terus terang, sering apa yang saya sampaikan tidak sampai kepada masyarakat Indonesia, saudara-saudara kami di seluruh Tanah Air.

 

Oleh karena itu, dengan tetap saya akan engaged di dunia media konvensional, baik cetak maupun elektronik, maka saya niati betul untuk masuk ke dunia Twitter ini. Itu sebenarnya yang ingin saya lakukan dan insya Allah setiap hari saya akan enganged langsung, tetapi tentu pekerjaan seorang Presiden, sebagaimana Saudara ketahui, tidak pernah putus karena memang banyak persoalan yang harus saya atasi, di samping tugas-tugas lain yang harus saya lakukan agar negeri kita ini makin ke depan, makin maju.

 

Nah, berkaitan dengan itu, di samping, tentu, ada hal-hal yang penting, saya harus menyampaikan secara langsung, barangkali, manakala saya sedang sangat sibuk untuk meng-handle tugas-tugas pemerintahan sehari-hari, ada tim saya, tim saya pribadi yang memberikan bantuan agar saya, pada prinsipnya setiap hari juga saya terus berkomunikasi dengan rekan-rekan lain yang juga berada dalam dunia Twitter.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan dan malam hari ini, ok saya diingatkan karena ada yang boleh disebut bertanya, boleh disebut menyebarkan rumor, mengapa SBY yang baru bulan lalu meminta verifikasi akun Twitter ini, kemudian, hari ini sudah mendapatkan verifikasinya.

 

Saya juga bertanya kepada staf, apa yang terjadi karena isunya saya harus membayar US$ 15000. Saya kalau mendengar ini ya, kok masih ada saudara-saudara kita yang mudah sekali berburuk sangka, begitu, ataupun punya pikiran-pikiran yang tidak baik. Sama sekali tidak ada. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk melakukan seperti itu. Nol, nol besar. Justru staf saya mengatakan, silakan dicek nanti, rupanya di antara Pemimpin G-20, World Leaders yang tergabung dalam G-20, itu tinggal empat orang yang belum memiliki akun Twitter, salah satu di antaranya saya.

 

Oleh karena itu, katanya, Twitter yang ada di USA itu menunggu kapan Presiden SBY bergabung dan begitu mendengar saya bergabung benar, sebagai ucapan terima kasih maka proses untuk verifikasi ini dilakukan dengan cepat. Tentunya saya berterima kasih dan bersyukur dengan demikian saya lebih leluasa lagi untuk memasuki dunia Twitter ini. Karena saya dengar sudah banyak yang menggunakan initial SBY ataupun yang mirip-mirip dengan itu.

 

Nah, tentunya akun yang akan saya luncurkan malam hari ini, inilah yang betul-betul berasal dari saya, yang saya masuki setiap harinya, dengan demikian akan menjadi bagus, tidak ada lagi pertanyaan, keraguan, kesangsian dari siapa pun yang ingin berkomunikasi dengan saya nantinya.

 

Sebagaimana SMS, kadang-kadang ada kata-kata yang bagus, kata-kata yang netral, atau kata-kata yang menurut saya berlebihan, berlebihan keras dan negatifnya, bagi saya biarlah itu nanti, semua, yang ikut di dunia Twitter ini yang bisa menjadi hakim mana-mana kalimat atau kata-kata yang tepat dan mana yang tidak tepat. Bagi saya, yang saya tangkap adalah content-nya, substansinya, bukan, apa namanya, kata demi kata itu.

 

Ini negara demokrasi, tentu karakter di antara kita berbeda-beda, baik-baik saja, kita saling berbagi, kita saling menyapa, kita saling menyampaikan pandangan-pandangan kita.

 

Kira-kira itu, Saudara-saudara, dan saya persiapan sekarang untuk mengirimkan tweet saya yang pertama, ini hari Sabtu, malam Minggu, tanggal 13 April 2013. Saya minta waktu sebentar, satu-dua menit untuk mempersiapkannya.

 

Saya bacakan, "Halo Indonesia, saya bergabung ke dunia Twitter untuk ikut berbagi sapa, pandangan, dan inspirasi. Salam kenal. SBY".

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI