Keterangan Pers Presiden RI pada Premier Film Habibie and Ainun, Jakarta, 17 Desember 2012

 
bagikan berita ke :

Senin, 17 Desember 2012
Di baca 771 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PREMIER FILM HABIBIE DAN AINUN

DI XXI EPICENTRUM, JAKARTA

TANGGAL 17 DESEMBER 2012

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang sama-sama kita cintai Bapak Habibie,

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sebelum saya menyampaikan satu-dua patah kata pada kesempatan yang baik namun penuh dengan rasa haru ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sejenak mengheningkan cipta dan berdoa kepada Ibu Ainun, semoga Beliau hidup tenang di sisi Allah SWT, marilah kita berdoa dan mengheningkan cipta dengan khusyuk.

Terima kasih.

 

Bapak Habibie dan keluarga yang saya cintai,

 

Saya mewakili yang hadir di ruangan ini dan bahkan rakyat Indonesia, untuk menyampaikan kesan-kesan yang mendalam, bukan hanya setelah menonton film yang berjudul Habibie dan Ainun ini, tetapi apa yang kami ketahui, kami ikuti selama ini berkaitan dengan Bapak Habibie dan Ibu Ainun. Saya kira semua sependapat dengan saya bahwa apa yang kita saksikan tadi penuh dengan pembelajaran serta nilai-nilai yang patut untuk kita contoh, patut diketahui, dan diteladani oleh siapa pun di negeri tercinta ini karena sifatnya juga yang universal dan berlaku bagi semua.

 

Di samping sisi-sisi yang nampak manusiawi dari tayangan film tadi yang digarap dengan baik, naskah yang baik, artis-artis yang unggul, yang tentu ini kami sangat senang dan bangga. Tapi sekali lagi, dengan tenang, jernih, kita bisa melihat sekali lagi banyak sekali nilai-nilai yang diwariskan oleh Ibu Ainun, yang dicontohkan oleh Bapak Habibie.

 

Saya mulai dari teladan pasangan Bapak Habibie dan Ibu Ainun. Sejak awal, di tengah perjalanan hidup sampai akhir adalah pasangan yang penuh dengan kasih sayang, sharing and caring. Sejak awal, kita saksikan saling memperkuat antara Bapak Habibie dengan Ibu Ainun, sampai saat-saat terakhir Ibu Ainun dipanggil oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Pelajaran paling dalam bagi siapa pun yang menjalani kehidupan rumah tangga, saling memperkuat, sekali lagi love, caring, and sharing. Sisi lain dari sosok Pak Habibie dan juga ada pada Ibu Ainun yang tentu patut kita berikan apresiasi yang tinggi dan semoga kita semua, rakyat Indonesia, generasi bangsa yang akan memimpin kita di kemudian hari, juga bisa meneladani kekuatan Pak Habbibie pada visi, pada energi, dan kemudian confidence, can do spirit, never give up, tidak pernah menyerah. Saya kira bukan hanya karakter bagi pemimpin, tapi siapa pun dalam kehidupan rumah tangga, di masyarakat luas, apalagi sebagai pemimpin, dan terlebih pada pemimpin tingkat puncak.

 

Kemudian, kita saksikan juga drama kehidupan Beliau, suka dan duka. Kemudian kebahagiaan pada saat the dream comes true, tetapi juga ada sesuatu yang barangkali dirasakan oleh Pak Habibie ketika segala sesuatunya tidak seperti yang diimpikan dan dicita-citakan, itu sangat manusiawi, sekalipun seorang Habibie, Bapak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kita, sang jenius, Presiden kita. Tetapi itulah drama kehidupan yang dihadapi oleh siapa pun. Banyak sekali yang bisa kita contoh sebenarnya, tetapi saya kira dengan sama-sama menyaksikan tayangan film ini, kita mendapatkan banyak hal, kita belajar banyak hal.

 

Tentu saja Pak Habibie, Bapak adalah kebanggaan kami semua, pemimpin yang ikut mengukir sejarah. Pemimpin yang ikut mengukir sejarah, utamanya pada masa-masa yang paling menentukan perjalanan Republik ini, masa reformasi. Keteguhan Bapak kepada demokrasi dan reformasi. Sikap ksatria untuk memilih tidak harus menjadi Presiden, manakala untuk kebaikan bangsa, kepentingan yang lebih besar, dan Bapak memilih jalan yang lain untuk terus mengabdi. Ini juga pesan yang luar biasa.

 

Saya yang sedang mengemban amanah sebagai Presiden, ikut merasakan beberapa fragmen kehidupan Presiden yang begitu berbeda dari kehidupan sebelumnya. Tidak semua bisa merasakan ketika segalanya harus menjadi tanggung jawabnya. Ketika ingin melakukan sesuatu tapi belum tentu segalanya bisa karena kompleksitas permasalahan dan keadaan yang dihadapi oleh bangsa dan negara kita.

 

Saya, sekali lagi, Pak Habibie terima kasih atas pengabdian Bapak. Kami bangga, kami menghormati Bapak, pemimpin yang ikut sekali lagi mengukir sejarah di negeri tercinta ini.

 

Yang terakhir, kepada perangkat Presiden Direktur, Sutradara, Pemain, semua yang telah melahirkan film seperti ini, atas nama negara dan pemerintah, dan selaku pribadi, saya juga mengucapkan terima kasih. Terimalah apresiasi dan kebanggaan saya. Semoga dunia perfilman di negeri kita bertambah maju dan kita tampil di dunia dengan penuh rasa percaya diri dengan kehormatan dan keunggulan kita.

 

Demikianlah, terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI