Keterangan Pers Presiden RI tentang Serangan Terorisme di Norwegia, Jakarta, 25 Juli 2011

 
bagikan berita ke :

Senin, 25 Juli 2011
Di baca 666 kali

KETERANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

KONFERENSI PERS TENTANG SERANGAN TERORISME DI NORWEGIA

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

TANGGAL 25 JULI 2011

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirraahiim,

 

Saudara-saudara,

 

Saya akan menyampaikan pernyataan sehubungan dengan terjadinya aksi teror yang mengejutkan di Norwegia, pada tanggal 22 Juli 2011 yang lalu. Atas nama pemerintah, negara, dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan rasa duka cita kepada pemerintah dan rakyat Norwegia atas terjadinya serangan kembar terorisme yang dilaksanakan di kota Oslo dan juga di pantai Utoya yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 93 orang dan luka-luka, berat ataupun ringan, lebih dari 90 orang.

 

Indonesia mengutuk aksi-aksi terorisme yang tidak berperikemanusiaan seperti itu. Ini juga sekaligus membuktikan bahwa aksi-aksi terorisme dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan dilakukan oleh kelompok manapun, tidak terbebas dari agama, suku, bangsa, ataupun identitas-identitas yang lain, terorisme adalah terorisme.

 

Saudara-saudara,

 

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Norwegia amat dekat dan kuat. Kedua negara menjadi pelopor dan berinisiatif untuk melakukan kerja sama internasional dalam menyukseskan Millienium Development Goals utamanya tujuan nomor empat dan nomor lima yang berkaitan dengan kematian ibu pada saat melahirkan ataupun kematian anak di bawah umur lima tahun. Baik Norwegia dan Indonesia berprakarsa agar tujuan yang mulia ini dengan kerja sama global yang efektif dapat benar-benar dicapai.

 

Kedua negara juga memiliki prakarsa bersama untuk melakukan yang disebut Global Intermedia Dialogue, yang pertama kali dilaksanakan di Bali, kemudian yang kedua di Oslo, dan terus berlangsung hingga saat ini. Prakarsa itu diambil oleh kedua negara, Indonesia dan Norwegia, menyusul terjadinya apa yang disebut dengan krisis karikatur Nabi Muhammad SAW. Indonesia dan Norwegia perlu berinisiatif untuk tidak justru meningkatkan konflik, kesalahpahaman, dan benturan yang dipicu oleh pemberitaan media massa.

 

Indonesia dan Norwegia berpendapat yang sama, bahwa kita harus menghormati agama, berikut norma dan nilai-nilai yang dianutnya. Kemudian, pada saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim, Norwegia juga mengambil peran yang menentukan.

 

Saya masih ingat, sahabat saya, Perdana Menteri Jens Stoltenberg, datang sendiri ke Bali untuk ikut menyukseskan kenferensi itu. Kemudian, beberapa saat yang lalu, ketika dilaksanakan konferensi di Oslo, yang berkaitan dengan kerja sama di bidang iklim dan kehutanan, saya juga diundang langsung untuk ikut berpartisipasi memberikan pidato kunci dan ikut menggalakkan kerja sama dalam penyelamatan dan pemeliharaan hutan.

 

Bertepatan dengan itu, di Oslo, juga kita lakukan peresmian kerja sama di antara kedua negara dalam mengatasi tantangan dan persoalan pemeliharaan hutan di Indonesia, yang disebut dengan program REDD+, yang sekarang tengah berlangsung dan terus kita lakukan. Itu adalah sejumlah kerja sama kita yang nyata dan banyak yang dipakarsai oleh, baik Norwegia maupun Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Ini membuktikan bahwa dengan persahabatan yang dekat ini kita patut berbagi. Manakala di antara Norwegia dan Indonesia mengalami ujian, cobaan, maupun tantangan-tantangan. Satu hari setelah terjadinya aksi terorisme di Oslo dan di pulau Utoya, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Menteri Luar Negeri, telah mengeluarkan pernyataan di Bali.

 

Kemudian, kemarin, saya telah menulis surat kepada Perdana Menteri Jens Stoltenberg, mewakili pemerintah, negara, dan rakyat Indonesia untuk mengucapkan belasungkawa dengan keyakinan dan harapan Norwegia akan bangkit dan dapat mengatasi tantangan serta ujian ini berdasarkan nilai-nilai demokrasi dan toleransi yang selama ini dijunjung tinggi oleh Norwegia.

 

Saudara-saudara,

 

Menutup pernyataan saya ini, kita patut memetik pelajaran dari apa yang terjadi di Norwegia itu. Sebuah negara yang makmur, yang tenang, yang damai, ternyata juga tidak terbebas dari ancaman terorisme dan aksi-aksi kekerasan yang tidak berperikemanusiaan itu. Untuk Indonesia, apa yang tengah kita lakukan sekarang ini, mencegah dan menanggulangi terjadinya aksi-aksi terorisme, kekerasan, dan radikalisme, harus terus kita jalankan dengan sungguh-sungguh.

 

Saya juga menyeru kepada seluruh rakyat Indonesia, di manapun Saudara melaksanakan kegiatan sehari-harinya, tetaplah jangan mengabaikan unsur keamanan dan keselamatan. Tentu saja, para aparat keamanan yang lebih utama untuk terus melakukan sesuatu, melaksanakan aksi-aksi pencegahan dan penangkalan terhadap kemungkinan terjadinya terorisme di negeri ini.

 

Kunci keberhasilan kita dalam menanggulangi mengatasi terorisme adalah kebersamaan, kemitraan, dan kerja sama yang baik antara negara dengan masyarakat, antara para penegak hukum aparat keamanan yang bertugas untuk menanggulangi terorisme ini dengan dukungan dan kebersamaan masyarakat luas.

 

Demikianlah, Saudara-saudara, pernyataan yang dapat saya sampaikan.

 

Terima kasih.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI