Kita Perlu Banyak Tulisan Optimisme

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 12 Desember 2015
Di baca 650 kali

Sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, Presiden memberi contoh ketika ekonomi melambat, sebenarnya semua negara mengalami perlambatan. Bahkan beberapa negara besar di dunia seperti Rusia mengalami pertumbuhan yang minus. Tidak jarang presiden atau perdana menteri dari suatu negara yang bertanya kepada Presiden Jokowi bagaimana negara sebesar Indonesia mempunyai pertumbuhan 4,8%, turun dari 5 ke 4,8 jurusnya apa. "Tapi di kita sendiri banyak yang menulis resesi, anjlok," kata Presiden.

 

Presiden mengatakan, bahwa dirinya anti berbicara hal-hal yang negatif dan pesimis. "Saya ingin menjadikan sebuah kendala itu sebagai tantangan yang harus kita rampungkan. Bisa kita hadapi kalau kita bersatu," ucap Presiden.

 

Untuk membangun negara kita, kata Presiden, kita harus menumbuhkan trust atau kepercayaan untuk mendatangkan investor karena kita berjualan kepercayaan. "Presiden dibilang gila, presiden sarap, presiden koppig, saya tidak apa-apa. Tapi jangan menjelekkan negara kita sendiri, jangan menjelekkan pemerintah," tutur Presiden. 

 

Mengubah Indonesia: Mengubah Sistem

 

Presiden mengakui mengubah cara kerja, pola pikir, kebiasaan, tradisi-tradisi yang sudah lama menuju ke sesuatu yang baru memang tidak mudah. Hal ini dialami Presiden ketika dirinya menjadi Walikota Solo. "Tahun ketiga baru bisa, tapi tidak mencapai 60 persen membangun sistemnya, tapi tidak bisa semuanya," ujar Presiden. 

 

Saat dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta berusaha membangun e-budgeting, tapi tidak berhasil dan diteruskan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama. "Tahun pertama gagal. Sistem ini merupakan keinginan masyarakat dan ini harus segera ada perubahan. Faktanya tidak segampang itu," kata Presiden. 

 

Sebenarnya, kata Presiden, mengubah Indonesia adalah mengubah sistemnya. "Sistem akan menjadikan orang terbiasa, terbiasa akan menjadikan orang sebuah kebiasaan dan menjadikan sebuah budaya, sebuah etos," ujar Presiden.

 

Turun ke Lapangan Untuk Dapatkan Informasi Akurat

 

Dalam pertemuan ini, Presiden menjelaskan kenapa dirinya sering turun ke lapangan adalah untuk mengontrol langsung pekerjaan. Hal ini dijalankan oleh Presiden karena setiap kali ke lapangan akan mendapat informasi tambahan yang tidak mungkin diterimanya seandainya tidak turun ke lapangan. "Dengan ke lapangan akan memperkaya masalah dan problem sehingga membangun sistemnya akan lebih tepat," ucap Presiden. 

 

Blogger Ikut Kunjungan Presiden Ke Daerah 

 

Presiden menyanggupi permintaan Blogger Kompasiana yang ingin turut serta dalam kunjungan kerja Presiden ke daerah dengan menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1. "Kami akan menulis dari sisi lain, berbeda dengan wartawan yang berasal dari media," ucap salah satu blogger.

 

Presiden pun meminta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk mengikutsertakan dua orang blogger. "Yang menentukan siapa terserah. dua dulu, siapa nanti kita tentukan," pungkas Presiden. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0