Menaikkan Harga BBM adalah Pilihan Terbaik dan Sangat Rasional

 
bagikan berita ke :

Senin, 09 Juni 2008
Di baca 1802 kali


”Banyak salah pengertian terhadap apa yang dilakukan pemerintah. Sebetulnya sejak akhir tahun 2007 yang lalu ketika baru saja APBN tahun 2008 disahkan, harga minyak terus meroket. Nah, di situ kita sudah melakukan sejumlah penggodokan, memikirkan opsi apa saja yang bisa kita lakukan tanpa harus menaikkan harga BBM. Banyak yang kita pilih dan lakukan kurang lebih enam bulan. Meskipun tidak ideal, APBN Perubahan tahun 2008 tidak menaikkan harga BBM,” kata SBY.

Namun keadaan berjalan lebih cepat lagi dan harga minyak terus meroket. Pemerintah terus melakukan kajian yang mendalam. "Bagaimana kalau kita tidak berbuat apa-apa, yang terjadi justru akan lebih buruk lagi. Kita bisa mengalami krisis seperti 1997 dan 1998. Ekonomi kita runtuh, kepercayaan kepada kebijakan ekonomi kita hancur, dan yang terjadi adalah gerakan yang sangat cepat yang menuju kepada krisis,” SBY menjelaskan. ”Inilah yang kita cegah. Inilah yang dengan sangat rasional kita pertimbangkan dengan masak-masak. Akhirnya kita pilih pilihan yang kita anggap terbaik dari alternatif yang ada,” lanjutnya.

Solusi-solusi alternatif sudah dan terus dilakukan pemerintah. ”Sebagai contoh ketika saya mengatakan, menaikkan harga BBM adalah jalan terakhir setelah semua yang lain kita lakukan. Saya ingin mengambil beberapa contoh upaya kita untuk menyelamatkan APBN dan menyelamatkan semua bangunan ekonomi di negara kita ini. Penghematan pembelanjaan pemerintah di semua departemen dan kita bisa menghemat Rp 30 triliun. Kita bikin efisien Pertamina dan PLN, itu bisa menghemat Rp 12 triliun. Kita menghemat listrik, telepon, air, termasuk perjalanan dinas pejabat pemerintahan, kita bisa menghemat hampir Rp 5 triliun,” SBY menerangkan.

”Kita naikkan pendapatan non-migas, termasuk pajak. Kita bisa menambah Rp 20 triliun. Itu kita jalankan, tetapi pada posisi harga minyak yang sekarang 130 dolar AS/barrel, ternyata masih lampu merah. Di situlah dengan sangat berat akhirnya kita menyesuaikan harga BBM secara terbatas yang sudah kita pikirkan implikasi dan bantuan-bantuan kepada rakyat yang mengalami kesulitan dalam kehidupannya,” tambahnya.

”Saya mendengar memang, kan masih ada yang bisa dilakukan pemerintah tanpa harus menaikkan BBM buru-buru. Sudahlah tidak usah bayar utang, ngemplang saja. Mungkin itu bukan cara yang baik. Kita sudah melunasi utang IMF Rp 70 triliun. Kehormatan kita terjaga. Dan sekarang kalau kita tidak membayar sisa utang yang ada, yang makin kecil jumlahnya, kita bisa diblok dimana-mana. Rugi dan bisa menghancurkan ekonomi kita. Ada yang bilang tidak usah menaikkan harga BBM, pinjam saja lagi. Bagaimana harus pinjam lagi, semangat kita ingin mengurangi utang kok malah pinjam lagi. Dan negara mana yang mau meminjami Indonesia karena negara lain juga mengalami persoalan yang sama. Kalau negara lain tidak pinjam, kenapa Indonesia harus pinjam,” Presiden SBY menegaskan.

Ada juga yang memberi masukan agar pemerintah menjual aset negara. ”Menjual aset itu bukan solusi. Kalau sembarang menjual aset negara, anak cucu kita nanti dapat apa. Sebenarnya banyak masukan untuk tidak menaikkan harga BBM. Itu sudah kita olah satu demi satu. Jadi demikian apa yang kita putuskan betul-betul diambil secara rasional dan secara jernih mempertimbangkan aspek-aspek itu,” ujar Presiden SBY.



Sumber :

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/06/09/3132.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           0           1           1           0