Mensesneg dan Dubes Federasi Rusia Bertemu Untuk Tingkatkan Hubungan Bilateral Federasi Rusia dan RI

 
bagikan berita ke :

Kamis, 02 April 2009
Di baca 1208 kali

Dalam acara penerimaan kunjungan tersebut, Mensesneg M. Hatta Rajasa dan Duta Besar Federasi Rusia Alxander Ivanov sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral antar dua negara dengan menindaklanjuti sejumlah perjanjian yang telah dibangun antara Federasi Rusia dan Indonesia.

Hubungan antara Federasi Rusia dan Indonesia semakin erat saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Moskow, Rusia, pada bulan Desember 2006. Setahun kemudian, Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin menggelar kunjungannya ke Jakarta pada bulan September. Diakui oleh Duta Besar Federasi Rusia, kedua kunjungan tersebut telah melahirkan sejumlah perjanjian bilateral penting antara kedua negara yang saat ini memerlukan tindak lanjut.      
   
Lebih lanjut, Duta Besar Federasi Rusia Alexander Ivanov menyampaikan bahwa Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat kunjungannya ke Moskow mengungkapkan adanya rencana rekonstruksi stadion Gelora Bung Karno karena usianya yang sudah tua dan dibangun oleh para arsitek Rusia pada awal tahun 1960-an. Walikota Moskow Yury Luzhkov menyambut rencana tersebut dan menyatakan siap untuk membantu rekonstruksi dan renovasi stadion tersebut karena stadion Gelora Bung Karno merupakan simbol eratnya hubungan antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia yang dibangun sejak lama. Bahkan, sebanyak 5 orang ahli dari Rusia siap untuk datang ke Jakarta dan melakukan inspeksi akan kondisi stadion. 

Sehubungan dengan pengelolaan Stadion Gelora Bung Karno yang berada di bawah Sekretariat Negara, Mensesneg M. Hatta Rajasa menyambut baik rencana tersebut dan menyarankan agar tim ahli tersebut bertemu dengan pihak-pihak yang menangani langsung pengelolaan Stadion Gelora Bung Karno.     

Selain itu, Duta Besar Federasi Rusia mengajukan permohonan ijin dari Pemerintah Republik Indonesia untuk menerbitkan surat-surat dari mantan Presiden Soeharto dan mantan Presiden Habibie pada tahun 1996 hingga  1999 kepada Boris Yeltzin. Surat-surat tersebut akan dimuat dalam sebuah buku mengenai surat-menyurat mantan Presiden Federasi Rusia pertama tersebut dengan sejumlah pemimpin luar negeri. Mensesneg mengungkapkan tidak keberatan dengan permohonan tersebut sepanjang Departemen Luar Negeri menyetujuinya. (humas)    

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           1           0           0           0