Noe Letto: Proses Kreatif adalah Mengenal Diri dan Tempat Menemukan Diri Paling Efektif

Indonesia  | English
bagikan berita ke :

Jumat, 22 Oktober 2021
Di baca 2711 kali

Rangkaian webinar Setneg Serial Lecture (SL) #01 yang digelar Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (PPKASN) Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) sejak Senin, 18 Oktober 2021 telah berakhir hari ini, Jumat (22/10). Sebagai penutup webinar yang mengusung konsep hybrid ini, seorang Musisi dan juga Budayawan,  Sabrang  Mowo Damar Panuluh atau yang sering disebut  Noe Letto, memberikan materi bertema “Unleash Your Creativity”.

Pada rangkaian webinar yang telah diadakan selama empat hari kerja ini, Setneg SL #01 mengusung tema Passionate, Balanced, Impactful dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan passion dalam bekerja secara seimbang serta berkesinambungan dan berdampak positif bagi individu, organisasi maupun masyarakat luas.

Membedakan antara ide, kreativitas, dan inovasi tidaklah mudah. Noe memberikan mitologi sukses dengan follow your passion (diambil dari kata passio yang berarti penderitaan) kemudian menjadi follow the suffering you willing to endure yakni mengikuti kesusahan atau bersedia menderita untuk menuju apa yang diinginkan.


“Jadi kalau passionate, bersedialah menderita untuk sesuatu yang memang kamu inginkan,” kata Noe mengacu pada salah satu poin dalam tajuk Setneg SL #01.

Noe menyampaikan, sampai saat ini kreativitas sering dianggap sebagai sesuatu yang out of nowhere (tiba-tiba/mendadak). Kreativitas dapat tercipta dengan potensial (modal), proses (ide), dan aktualisasi (inovasi).

Apakah penting untuk berkarya? Noe menerangkann yang pertama harus dimiliki dalam membuat karya adalah menyerap ilmu (tools). Kedua adalah meledakkan (berkarya semaunya dan harus siap dengan hal buruk). Ketiga dalam berkarya yaitu menata. Menurut Noe, menata adalah membuat karya sesuai dengan kebutuhan atau audiens yang akan dihadapi (harus ada keseimbangan/balance antara berpikir cepat dan berpikir analitis).

Setelah berkarya maka akan dihasilkan output berupa inovasi. Namun, tidak semua karya menghasilkan impak (impact) yang sama. Noe mengatakan, “Sebenarnya yang paling menyakitkan dalam hidup adalah otak kita sendiri. Kadang kita sakit dengan masa depan atau sakit dengan nasa lalu. Seharusnya itu jadi modal berkarya bukan untuk menyakiti. Masa depan hanyalah imajinasi, masa lalu hanyalah memori. Tapi hidup yang terjadi adalah hari ini benar-benar gunakan untuk impak”.


Musisi berambut gondrong tapi selalu diikat ini membagi impak ke dalam tiga level. Pertama yaitu inspirasi dengan karya berbentuk peristiwa (gift of purpose/tujuan). Berikutnya adalah habit (gift of pathway) yang menghasilkan pola berbeda. Selanjutnya yaitu liquidity/struktur (gift of time) bersifat fundamental seperti inovasi yang memanfaatkan teknologi dan digital. Jadi, tidak semua inovasi atau karya itu levelnya sama. Hal-hal yang membedakan ketiganya adalah rasio, budget, dan impak.

Di akhir sesi paparan, Noe berharap Indonesia mampu mengukur level inovasinya, baik peristiwa, pola ataupun struktur karena semua inovasi tersebut akan berimpak dengan mental model yaitu pada manusianya.  Sebab, manusia mental modelnya benar, kelak akan meghasilkan kreativitas baru yang lebih cepat.

Sebagai closing statement dari narasumber hari ini dalam Setneg SL #01, Noe berpesan, “Unleash your creativity sebagai aim itu Oke, tapi ini tidak applicable ke semua orang karena tidak semua orang kreatif. Ada yang hanya punya daya menata dan memelihara dan ada pula yang hanya punya daya meledakkan. Unleash your inner self karena di sana akan ditemukan tempat yang tepat untuk menjadi produktif bersama. Jadi, salah satu dari proses kreatif adalah mengenal diri dan tempat menemukan diri yang paling efektif. Dunia bukanlah tempat tinggi-tinggian, hebat-hebatan. Semua yang hidup pasti akan mati tapi tidak semua hidup bisa memberi arti. Dengan hidup, mari kita memberi arti yang disiapkan Tuhan agar menjadi anggota yang produktif pada society”. (DEW/YLI-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
13           3           1           1           0