Pekan Padi Nasional di Subang, Jabar - Inpari dan Inpara, Benih Baru Padi Varietas Unggul

 
bagikan berita ke :

Kamis, 24 Juli 2008
Di baca 807 kali


Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, saat ini Jabar masih mampu mempertahankan status sebagai lumbung pangan nasional. "Tahun 2007, Jabar memproduksi 10 juta ton gabah kering giling, dan tahun 2008 targetnya meningkat jadi 10,55 juta ton. Karena itu Jabar saat ini memberikan kontribusi 18 persen/tahun pada produksi pangan nansional, " kata Ahmad Heryawan.

Menteri Pertanian Anton Apriyantono dalam laporannya menjelaskan, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi yang dresmikan ini telah menghasilkan 200 varietas unggul baru produktivitas tinggi dan efesien, dan telah ditanam petani padi lebih dari 90 persen areal padi di Indonesia. "Apabila luas panen padi nasional 12 juta hektar/tahun, dengan tambahan produksi akibat varietas 500 Kg/perhektar, maka sumbangan benih padi terhadap produksi nasional mencapai 5.4 juta ton. Apabila rata-rata waktu pelepasan varietas baru dibutuhka 6 tahun, maka nilai tambah per tahun yang dihasilkan 900 ribu ton." ujar Anto. Dengan menggunakan asumsi harga gabah kering panen Rp 2.200/Kg, lanjut Anton, maka akan dihasilkan Rp. 1.98 trilyun.

Sebelum memberikan sambutan, Presiden menyerahkan benih padi varietas unggul baru, Inpari (Inbrida Padi Irigasi ) dan Inpara (Inbrida Padi Rawa) kepada 9 orang bupati, yakni Bupati Subang, Bupati Soppeng, Bupati Musi Banyuasin, Bupati Indramayu, Bupati Banjarnegara, Bupati Bantul, Bupati Pacitan, Bupati Sukoharjodan Bupati Karawang.

Dalam sambutannya Presiden SBY mengatakan, pada tahun 2002 diluncurkan 5 varietas, lalu diluncurkan 3 varietas tahun 2004, sekarang 2008 diluncurkan 9 varietas. "Meneliti itu tidak mudah. Oleh karena itu jangan sia-siakan, mari kita gunakan sebaik-baiknya. Penelitian yang baik adalah yang efesien. Sedikit tapi produktif, tahan perubahan iklim, tahan hama dan dapat ditanam di mana saja di negeri ini," kata SBY

"Indonesia harus unggul dalam penelitian. Tidak boleh kalah oleh peneliti negara manapun juga. Kenapa tidak boleh kalah, karena kita punya pengalaman yang panjang. Para petani kita tangguh. Kita tahu keadaan tanah kita, lahan kita. Kita tahu mana tanah yang sering kering, mana rawa, mana yang sering kebanjiran," kata SBY.

Pada kesempatan itu, Presiden SBY meninjau pameran berbagai produk pertanian, serta menyaksikan demontrasi teknologi produksi padi sawah. Bersama Presiden dan Ibu Negara, tampak pula Menseskab Sudi Silalahi, Meneg BUMN Sofyan Djalil dan Jubir Presiden, Andi Mallarangeng.



Sumber :

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/07/24/3309.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0