Pemulihan Ekonomi Indonesia Makin Baik

 
bagikan berita ke :

Kamis, 07 Mei 2009
Di baca 770 kali


Demikian dikatakan Plt. Menko Perekonomian, Sri Mulyani Indrawati, dalam keterangan persnya di ruang pers kepresidenan, Rabu (6/5) sore , usai mengikuti rapat terbatas (ratas) kabinet, di Kantor Presiden. Rapat terbatas hari ini membahas langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah di bidang perekonomian, politik, hukum, keamanan serta di bidang kesejahteraan rakyat.

Didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie, Sri Mulyani mengatakan, ”Posisi kas negara pada hari ini berada dalam posisi Rp. 127, 8 trilyun surplus atau valuta asingnya 8,8 milyar Dolar AS. Indeks harga saham meningkat dari mulai awal mendekati 20 persen. Rupiah sekarang di bawah Rp. 10. 500,-/Dollar AS. Harga minyak sudah agak meningkat , 53 .8 Dollar AS/barel dan indeks surat utang negara kita yang durasinya 10 tahun sudah dibawah 12 persen, atau tepatnya 11, 75 persen ,” ujar Sri Mulyani

“Indikator ini, semuanya menggambarkan adanya suatu sentimen yang sangat kuat dan confidence konsumen secara umum menguat pada bulan terakhir, ini didukung deflasi pada bulan April sebesar 0, minus 0,31. Jadi tidak terjadi inflasi tetapi bahkan menurun dari harga-harga umum. Kontribusinya terutama pada beras, daging ayam, cabe. Jadi inflasi secara keseluruhan adalah 7,31 persen dan Januari sampai April hanya 0,05 ,” ujar Sri Mulyani. Kalau trend ini bisa terus dijaga, tambah Sri Mulyani, maka inflasi tahunan di sekitar 5 persen sangat mungkin bisa dicapai, dan ini suatu tanda yang baik bagi kondisi pemulihan atau menjaga daya beli masyarakat secara umum ,” kata Sri Mulyani

Dalam ratas tersebut , lanjut Sri Mulyani, juga dikonfirmasikan dari sisi indikator perdagangan, bahwa retail, terutama makanan, kemudian barang-barang seperti pakaian tekstil semuanya mengalami peningkatan yang sangat berarti. ”Bahkan seperti otomotif termasuk motor juga mulai mengalami peningkatan. Ini dikonfirmasi dengan statistik impor kita untuk bahan baku dan bahan penolong terutama bulan Maret mengalami kenaikan sekitar 10 persen, dan ini menggambarkan bahwa sudah mulai terjadi suatu indikator awal, kegiatan produksi mulai meningkat lagi meskipun Januari hingga Maret impor kita mengalami kontraksi 36 persen dan Januari – Maret impor kita mengalami penurunan 32 persen dari sisi nilainya,” ujar Sri Mulyani.

“Kita lihatnya trendnya, kalau seandainya Maret dan April masih akan dalam trend yang positif maka sesuai dengan yang disampaikan Mendag, sampai dengan akhir tahun volume dari eksport mungkin hanya menurun antara 5 dan 10 persen. Jadi masih ada di dalam perkiraan pemerintah ,” pungkas Sri Mulyani.

Selain itu, tambah Sri Mulyani, bidang lain yang disampaikan kepada Presiden antara lain RUU JPSK, RUU PPN dimana menunggu jadwal dengan DPR-RI untuk bisa membahasnya kembali.”Kita juga membahas hal-hal yang sifatnya reformasi di departemen Keuangan, yang disampaikan masih sesuai dengan program-program yang selama ini dilaksanakan ,” kata Sri Mulyani. "Saya juga melaporkan bahwa pada bulan Mei akan diselesaikan audit oleh BPK terhadap laporan keuagan pemerintah tahun 2008, untuk kemudian akan disampaikan kepada DPR, sebelum BPK juga akan menyampaikan kepada Presiden,” ujar Sri Mulyani.

Hadir dalam ratas yang dipimpin Presiden SBY itu antara lain Menko Polhukkam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto serta Seskab Sudi Silalahi.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/05/06/4273.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0