Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010

 
bagikan berita ke :

Selasa, 13 Juli 2010
Di baca 712 kali

SAMBUTAN PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

SIDANG KABINET TERBATAS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PADA TANGGAL 13 JULI 2010

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara Wakil Presiden,

 

Peserta Sidang Kabinet Terbatas yang saya hormati,

 

Alhamdulilhah, kita dapat melanjutkan tugas dan pengabdian kita dan hari ini kita melaksanakan Sidang Kabinet Terbatas untuk membahas satu kegiatan yang amat penting yaitu penyelenggaraan ibadah haji yang setiap tahun kita laksanakan. Dan untuk Saudara ketahui bahwa keberhasilan atau suksesnya penyelenggaraan ibadah haji adalah salah satu prioritas kita. Oleh karena itu, ibadah haji pada tahun 1431 Hijriah ini harus benar-benar berhasil. Sebelum masuk pada agenda itu, saya meminta maaf terlambat hampir setengah jam karena memimpin rapat di ruang lain bersama Mensesneg dan Seskab untuk menata kembali kegiatan Presiden, Wakil Presiden, Kabinet, pada bulan Juli dan Agustus yang sangat padat, baik kegiatan di Jakarta maupun kegiatan di daerah, termasuk menerima kunjungan delegasi dari negara-negara sahabat.

 

Alhamdulillah untuk Juli, Agustus, dua bulan ini, tidak ada kewajiban saya untuk hadir di forum internasional. Banyak kegiatan tapi tidak memiliki urgensi yang sangat tinggi sehingga saya delegasikan kepada Menteri terkait nantinya, kecuali era kita ini ada lima yang wajib. Kalau pemerintahan sebelum-sebelumnya, hanya dua yang wajib: satu, pertemuan puncak ASEAN, bersama-sama dengan ASEAN+, sekali setahun, dan pertemuan puncak APEC. Nah sekarang, tambah tiga sehingga yang wajib lima. ASEAN Summit sendiri dua kali sekarang. APEC tetap sekali. Kemudian untuk G-20 Summit yang juga wajib itu dua kali. Nah, oleh karena itu, harus kita tata dengan baik supaya kegiatan di domestik juga bisa mengalir dengan baik.

 

Berkaitan dengan Juli, Agustus, saya mengingatkan agar Pidato Kenegaraan Presiden yang akan saya sampaikan di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat dan kemudian Dewan Perwakilan Daerah, termasuk di dalamnya garis besar RAPBN beserta nota keuangan untuk tahun anggaran 2011 dan aspek dari kehidupan bernegara kita, agar dipersiapkan baik-baik. Apa yang telah dirintis oleh Mensesneg saya minta segera diwujudkan dalam penyusunan substansi Pidato Kenegaraan. Saya berharap ketiga Menko aktif, kemudian Wapres saya persilakan untuk mengkoordinasikan, sehingga materi dan substansi tidak begitu tajam, menyangkut masalah-masalah aktual, menunjukkan arah dari pembangunan ini sekaligus design dan politik dari APBN kita untuk tahun 2011, dan tentunya sejumlah isu pembangunan yang penting saya sampaikan kepada rakyat.

 

Meskipun forumnya itu forum Rapat Paripurna, DPR RI, dan juga DPD RI tapi hakekatnya saya berbicara kepada rakyat Indonesia. Tolong dipersiapkan dengan baik karena memerlukan sinergi dan sinkronisasi. Seringkali Kementerian, lembaga, para Menteri, itu mengajukan substansi yang terlalu luas, yang tidak mungkin diwadahi dalam pidato yang paling lama 50 menit, sehingga harus dipilih betul yang benar-benar kontekstual dengan perkembangan situasi di tanah air kita pada tahun ini.

 

Saudara-saudara,

 

Pengantar yang ingin saya sampaikan sebelum membahas masalah penyelenggaran ibadah haji adalah berkaitan dengan ekonomi kita. Alhamdulillah, Menko Perekonomian sudah kembali menghadiri pertemuan puncak D-8. Itu juga Summit, biasanya Kepala Pemerintahan selalu hadir tapi kali ini saya wakilkan kepada Pak Hatta dan itu dilaksanakan di Nigeria. Ada delapan anggota D-8, kebanyakan negara-negara ekonomi Islam yang selama ini menjalin kerja sama dengan kita.

 

Yang saya maksudkan masalah ekonomi tadi, laporan yang disampaikan oleh Saudara Kuntoro Mangkusubroto, Kepala UKP-PPP, ada permasalahan dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat. Ini kalau meleset sangat merugikan kita. Betapa tidak, kita merencanakan akan menganggarkan Rp 100 triliun untuk Kredit Usaha Rakyat, baik usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha menengah di seluruh Indonesia. Dengan jaminan pemerintah yang tiap tahun kita keluarkan Rp 2 triliun, kali sepuluh, pertahun Rp 20 triliun. Itu dampaknya sangat luar biasa untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Kalau ada masalah administrasi, masalah penyaluran, masalah ketentuan dan persyaratan, dan tidak tersalurkan, sekali lagi, merugi.

 

Dana usaha mikro dan kecillah jalur yang paling efektif untuk mengurangi kemiskinan di daerah-daerah, di desa-desa, termasuk juga menciptakan lapangan pekerjaan lokal pada lapisan masyarakat kita. Saya berharap Menko Perekonomian segera menyusun satu solusi, ajak dan undang semua pihak yang terkait, termasuk perbankan kita, semua lembaga penyalur, lembaga penjamin. Dan nanti, pada bulan Juli ini juga kita bikin Sidang Kabinet untuk dilaporkan kepada saya permasalahannya apa, solusinya seperti apa. Dengan demikian, saya berharap, lima tahun ini betul-betul kita salurkan KUR dalam jumlah yang telah kita rancang.

 

Yang kedua, dari laporan Kepala UKP-PPP, investasi juga harus kita kontrol, kita evaluasi, kita yakini betul-betul bergerak. Investasi dalam negeri maupun investasi dari mitra-mitra kita dari masyarakat internasional. Hanya investasilah yang dalam jangka panjang betul-betul menunjang pertumbuhan perekonomian kita meskipun yang lain juga penting, konsumsi masyarakat, pembelanjaan pemerintah, maupun ekspor kita. Tetapi investasilah yang dimensinya betul-betul kita harapkan bisa menopang pertumbuhan perekonomian kita. Sekaligus nanti Pak Hatta pada saat rakor perekonomian itu, Sidang Kabinet Bidang Perekonomian, laporkan sekaligus masalah penyaluran Kredit Usaha Rakyat, masalah investasi, dan pembangunan infrastruktur. Targetnya apa tahun ini? Implementasinya seperti apa? Kalau persoalan, persoalan di mana? Dengan demikian, harapan kita infrastruktur juga bergerak.

 

Kalau infrastruktur bergerak, Saudara-saudara, lapangan pekerjaan pasti tersedia lebih banyak dan pengangguran pasti berkurang lebih cepat. Jadi, saya ulangi lagi, investasi, penyaluran Kredit Usaha Rakyat, dan kemudian infrastruktur. Dirancang kalau bisa paling lama dua minggu dari sekarang, sudah bisa kita evaluasi. Saya pernah berbicara dengan perbankan swasta, apa mungkin schemescheme seperti KUR itu maka akan lebih banyak mereka bisa menjalankan usahanya. KUR itu juga dijalankan oleh bank-bank non BUMN. Saya belum punya jawaban, coba dikaji, dipelajari, diolah. Bagi saya, makin banyak usaha mikro dan usaha kecil mendapatkan bantuan kredit dengan

 

Saudara-saudara,

 

Itu yang berkaitan dengan bidang perekonomian, sekaligus saya sampaikan dalam kesempatan ini untuk dipersiapkan dengan baik dan segera dilaporkan kepada saya bersama Wapres, untuk kita jalankan.

 

Untuk suksesnya penyelenggaraan ibadah haji, Saudara-saudara, enam tahun terakhir ini, kita punya pengalaman yang nyaris lengkap. Pernah kita sangat berhasil dalam menyelenggarakan ibadah haji, pernah kita tidak berhasil alias gagal dalam penyelenggaraan haji. Kalau tidak salah, tiga tahun yang lalu atau dua tahun yang lalu. Dan kemudian, tahun-tahun di luar itu relatif oke, ada masalah tetapi tidak terlalu fundamental. Tapi pernah ada masalah yang terus terang tidak berhasil atau kurang berhasil penyelenggaraan ibadah haji kita. Faktornya, kita mengetahui ada faktor dalam negeri sendiri kita, baik di pusat maupun di daerah. Tapi juga ada faktor di Saudi Arabia sendiri. Perubahan tempat-tempat pemondokan misalnya, perubahan tata kota, pembangunan gedung-gedung baru, peniadaan gedung-gedung yang lama, dan perubahan baik di Mekah, di Madinah, di Arafah karena kebijakan dari Pemerintah Saudi Arabia.

 

Itu yang berpengaruh pada penyelenggaraan ibadah haji. Kita alhamdulillah baru menjalankan umroh kemarin, satu hari di Mekah, satu hari di Madinah, kita sendiri menyaksikan perubahan yang luar biasa di kedua kota itu. Ini harus betul-betul kita memahami perubahan-perubahan yang ada di sana. Oleh karena itu, Saudara-saudara, solusinya, jawabannya, dari semua permasalahan itu ya perencanaan dan persiapan harus benar-benar matang. Setelah kita rencanakan dan siapkan dengan baik pelaksanaannya, mulai dari kloter pertama berangkat dari tanah air sampai kloter terakhir tiba di tanah air, itu harus betul-betul berjalan baik. Manakala ada masalah, baik di dalam negeri maupun di Saudi Arabia, mulai dari Jedah sampai terus ke Mekah, Madinah, Arafah, saya berharap yang ada di lapangan itu bisa memberikan respon yang cepat, bisa bertindak secara cepat. Saya pernah memantau langsung, tindakannya tidak cepat, lambat, saling lempar, pernah dulu itu. Akhirnya jamaah sekian jam tidak terlayani dengan baik.

 

Di samping itu, kepemimpinan para pejabat haji, saya minta tough, yang bertanggung jawab, yang sepenuhnyalah menjalankan misinya, dan juga kesigapan para petugas di lapangan. Kita punya pengalaman, segudang pengalaman kita. Pernah juga saya bentuk tim investigasi karena kegagalan dulu pernah terjadi, maka jadikanlah pengalaman itu semuanya untuk bikin lebih berhasilnya penyelenggaraan haji tahun ini dan tahun-tahun mendatang.

 

Saya juga membaca atau mengikuti komentar dari beberapa kalangan di DPR, tentang penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, saya baca sepertinya ada permasalahan. Saya juga belum mendengar respon dari pemerintah yang utuh. Oleh karena itu, hari ini, Menteri Agama saya persilakan untuk menjelaskan permasalahan yang dihadapi apa dan solusinya seperti apa. Dalam hal seperti ini, tidak baik dan tidak ada gunanya kalau saling salah-menyalahkan. Kita tahu ini kompleks, kita tahu banyak tantangannya. Oleh karena itulah, bagaimana kita mencari solusi. Solusi yang utama. Kalau setiap masalah saling salah-menyalahkan, tidak akan ada habis-habisnya apalagi kalau terlalu dipolitikkan. Semua itu politik ya, tetapi kalau terlalu dipolitikkan, itu bikin lelah. Mari kita betul-betul bersama-sama mencari solusi.

 

Insya Allah besok akan ada rapat konsultasi antara saya didampingi Wapres dan para Menteri dengan pimpinan DPR. Saya kira juga pimpinan fraksi dan komisi terkait. Ajang seperti itulah kita jadikan juga untuk satu koordinasi yang baik, sama-sama bertugas untuk rakyat. Yang paling baik, berkolaborasi, menyukseskan, mencari solusi, dan bukan untuk saling salah-menyalahkan karena sekali, tidak akan ada habisn-habisnya nanti.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah pengantar saya dan setelah ini saya persilakan langsung Menteri Agama atau dikasih pengantar oleh Menko Kesra. Kemudian nanti Menteri Agama. Saya persilakan Menko Kesra.

 

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI