Pesan Presiden Joko Widodo di Pembukaan OOC 2018: Lautmu Adalah Masa Depanmu

 
bagikan berita ke :

Senin, 29 Oktober 2018
Di baca 854 kali

Laut bukan menjadi pemecah…

Laut adalah pemersatu…

Pemersatu jarak antara darat…

Pemersatu berbagai peradaban anak manusia

 

Sebait puisi yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat membuka Our Ocean Conference (OOC) kelima Tahun 2018 bertempat di Plenary Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Senin (29/10) mengingatkan kita akan arti laut bagi kehidupan manusia. Laut sebagai pemersatu baik jarak antara darat juga pemersatu peradaban manusia.

“Saya sadar bahwa bangsa kami, bangsa Indonesia adalah bangsa bahari. Saya sadar bahwa wilayah air kami lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa wilayah air dunia jauh lebih besar dari wilayah darat. Saya dan kita semua sadar bahwa laut, samudra adalah masa depan kita. Our Ocean Our Future,” kata Presiden Joko Widodo mengawali sambutannya.

Presiden menyampaikan bahwa lebih dari 90% total volume perdagangan dunia dilakukan melalui laut. Lebih dari 40% nilai perdagangan dunia juga dilakukan melalui laut. Sekitar 61% total hasil produksi minyak mentah dunia didistribusikan melalui laut.

Kekayaan laut dunia diperkirakan senilai 24 triliun dolar Amerika. Ada ratusan juta manusia hidupnya tergantung pada sektor perikanan dan rantai pasoknya, dan hampir setengah penduduk dunia sekitar 3,2 miliar manusia hidup dalam radius 100 km dari lautan. Selain itu, masih banyak sumber alam lain yang terkandung di dalam laut yang memiliki arti sangat penting bagi kehidupan dan masa depan umat manusia.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo memaparkan juga data mengenai kejahatan yang terjadi di laut yang semakin marak dari waktu ke waktu. Data FAO menyebutkan bahwa nilai jumlah ikan yang diambil secara ilegal besarnya sekitar 26 juta ton atau bernilai sekitar USD 10-23 miliar dolar setiap tahun. Selain itu marak juga terjadinya perompakan, perdagangan manusia, penyelundupan obat-obatan, perbudakan, dan lain-lain.

Lebih lanjut Presiden Jokowi memaparkan mengenai tumpang tindih klaim maritim yang jika tidak diselesaikan melalui negosiasi dan berdasar hukum internasional dapat mengancam stabilitas. Hukum internasional harus menjadi pemandu bagi penyelesaian klaim maritim. Di samping itu masalah kesehatan laut juga sangat memprihatinkan. Sebut saja sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanasan suhu air laut, naiknya permukaan air laut, dan lain lain.

Presiden Joko Widodo menegaskan agar kita tidak terlambat berbuat lebih banyak untuk laut, terutama untuk bekerja sama melindungi laut. “Jangan terlambat berbuat untuk laut kita, satu negara tidak dapat menangani tantangan yang kita hadapi, satu negara tidak dapat mengoptimalkan manfaat laut bagi masyarakat dunia. Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya,” kata Presiden.

Oleh karena itu diperlukan kerja sama cooperation collaboration. Sebuah kerja sama global untuk mencapai Sustainable Development Goals, khususnya terkait perlindungan laut. Perhelatan OOC 2018 ini harus menjadi motor penggerak revolusi mental global untuk merawat laut.

 

Kebijakan Kelautan Indonesia dan Rencana Aksi

Indonesia sudah bertekad untuk menjadi kekuatan maritim dunia. Untuk itu Indonesia telah membuat Kebijakan Kelautan Indonesia dan Rencana Aksinya. Dalam 4 tahun terakhir, berbagai langkah telah dilaksanakan. Salah satunya meningkatkan konektivitas melalui tol laut dengan memperkuat armada laut dan pembangunan 477 pelabuhan. Pemerintah Indonesia juga serius menangani pengurangan polusi laut dengan target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. Dan tercapainya kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektar pada tahun 2018, dua tahun lebih cepat dari target 2020, menjadi bukti bahwa Indonesia berkomitmen untuk melindungi serta merawat kesehatan laut.

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Indonesia aktif memajukan kerja sama maritim di ASEAN, IORA, Forum Pasifik Selatan, dan PBB serta forum-forum internasional lainnya. Ke depan, Indonesia juga ingin memajukan kerja sama maritim di kawasan Indo-Pasifik.

Presiden Joko Widodo mendorong OOC untuk dapat mengambil langkah guna meningkatkan sinergi yang dilaksanakan masing-masing negara. “Kita semua harus berani membuat komitmen dan mengambil langkah konkret yang dimulai dari diri kita masing-masing. Komitmen dan langkah yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas dan berdampak nyata terhadap perlindungan laut. Every little action counts,” kata Joko Widodo.

Di akhir pidatonya, Presiden Joko Widodo membacakan sebuah puisi yang mengingatkan para hadirin yang hadir akan arti penting laut bagi peradaban anak manusia.

 

Jangan lagi punggungi lautmu

Tataplah dia

Rangkullah dia dengan hatimu...

Jadikan dia sahabatmu

Sahabat yang akan memberi kehidupan untuk kamu untuk cucumu untuk cicitmu...

 

Laut bukan menjadi pemecah…

Laut adalah pemersatu

Pemersatu jarak antara darat…

Pemersatu berbagai peradaban anak manusia...

 

Laut harus menjadi samudra kesejahteraan…

Laut harus menjadi samudra perdamaian...

 

Rawat dan cintailah lautmu samudramu...

Lautmu… adalah masa depanmu...

Our Ocean, Our Future

Our Ocean, Our Legacy!

 (REF-Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           1           0           0           0