Pidato Presiden RI pada Acara Presidential Lecture by Imam Feisal Abdul Rauf, 5 November 2010

 
bagikan berita ke :

Jumat, 05 November 2010
Di baca 747 kali

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PRESIDENTIAL LECTURE BY IMAM FEISAL ABDUL RAUF ABOUT

"PROMOTING MODERATE ISLAM AND STRIVING FOR HARMONY AMONG CIVILIZATIONS IN THE 21st CENTURY"
TANGGAL 5 NOVEMBER 2010

 

 

Terima kasih Menteri Marty Natalegawa,

 

Yang Mulia Bapak Imam Feisal Abdul Rauf,

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin menggarisbawahi beberapa butir allow me now to speak in Bahasa Indonesia, saya ingin menggarisbawahi beberapa hal penting yang disampaikan oleh Imam Feisal sekaligus apa juga yang ditanyakan oleh Saudara-saudara tadi, yang saya pikir relevan dengan permasalahan yang kita hadapi di Indonesia maupun juga dihadapi oleh masyarakat dunia. Tentu berkaitan dengan tema atau topik ceramah hari ini.

 

Pertama, tadi Imam Feisal dalam pembukaan beliau, mengangkat sejumlah persoalan dunia yang mesti kita hadapi dan carikan solusinya. Sangat penting, Islam untuk juga berkontribusi terhadap upaya mencari global solution. Kita harus pastikan bahwa Islam connect terhadap  permasalahan dunia dan tidak boleh disconnect dengan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia. Beliau mengatakan apakah permasalahan ekonomi global yang kita tahu sering mengalami krisis, perdamaian dan keamanan internasional, Climate Change, kemudian kesejahteraan dan keadilan pada tingkat dunia, inovasi teknologi sebagai bagian dari solusi dan sebagainya.

 

Mari kita camkan benar-benar bahwa Islam ke depan ini harus memastikan dirinya untuk memastikan dirinya untuk menjadi bagian dari global society, yang juga kontributif untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dunia itu. Itu yang pertama. Yang kedua, saya juga ingin menyampaikan pandangan saya segaris dengan pandangan  Imam Feisal tadi yang juga menjadi spirit atau blue print dari the code by movement. Ide ini harus kita jalankan bukan hanya oleh the centre of code of movement, tetapi juga bagi bangsa di seluruh dunia, yaitu Islam dan Non Islam harus belajar dan dapat hidup bersama in peace and harmony untuk menghadapi berbagai persoalan kita semua. Kuncinya adalah belajar hidup berdampingan secara damai, dan bisa hidup secara damai dengan toleransi, dengan persaudaraan, dengan kerukunan dan sebagainya. Indonesia juga berusaha keras untuk menjaga harmony among us, tolerance, dan semuanya meskipun selalu menghadapi tantangan dan permasalahan lokal,       I have to admitted bahwa menjaga kerukunan, persaudaraan, dan kebersamaan not to be taken for granted, selalu ada challenge, selalu ada permasalahan, apalagi era globalisasi, ada network of radicalism across the globe, yang itu meniscayakan kami, pemerintah, pemimpin agama di negeri ini, untuk bekerja keras menjaga kerukunan diantara kami semua. Insya Allah, dengan kepeloporan the code by movement centermost misunderstood religion. Siapa yang salah mengerti, non muslim, dan sebagian dari muslim itu sendiri. Kita harus berani mengatakan. dan kita semua, kita sebarkan ke seluruh dunia, hidup rukun dengan penuh toleransi, hidup damai dalam kemajemukan. Itu butir kedua atau semangat kedua yang ingin saya sampaikan juga pada kesempatan ini. Yang ketiga, kita tahu beliau juga dengan bahasa yang berbeda menyampaikan dalam ceramah dan jawaban-jawaban beliau tadi, Islam adalah agama yang sangat sering disalah artikan, the

 

Oleh karena itu agar the truth teaching of Islams  itu understood and well implemented by the muslim dan tidak disalah mengertikan oleh yang non muslim, maka beliau juga menggarisbawahi perlunya menjaga umat kita untuk menjalankan ajaran Islam yang semestinya. Mencegah ekstrimisme dan berbagai penyimpangan terhadap ajaran Al Quran, yang jelas tertuang dalam Al Quran dan hadis,ur all ummah menjalankan itu semua kita harus berjuang meniadakan islamophobia dan berbagai humiliation terhadap muslim yang selama ini dirasakan. It's a matter of emotion, it's a matter of pshycology, oleh karena itu dua-duanya harus kita lakukan, ke dalam dan keluar, agar Islam betul-betul not to be misunderstood bagi semua. Yang keempat atau yang terakhir, kami berkomunikasi melalui surat, saya senang beliau merespon surat saya secara positif, karena baik Imam Feisal maupun saya, dan saudara semua memiliki kepedulian yang sama, concern yang sama, terhadap apabila terjadi keretakan, konflik diantara pemeluk agama di dunia ini,  kita sangat sedih karena sudah banyak semua permasalahan dunia yang kita hadapi, jangan ditambah lagi dengan new problems yang justru lebih memperburuk suasana atau situasi global sekarang ini.   sekaligus seraya kita memastikan o

 

Oleh karena itulah, saya berkirim surat kepada beliau, menyampaikan my humble suggestion, tentang bagaimana niat baik beliau, ide baik beliau untuk membangun semacam the code of movement center ini, not to be misunderstood by yang lain. Oleh karena itu, kami berdiskusi melalui surat dan melalui Ambassador  Dino Pati Jalal, bahwa tentu yang ingin dibangun bukan sekedar mosque atau masjid, tetapi adalah sebuah center untuk persahabatan, center untuk dialog,  centernew world, yang more peacefull, among all civilization, cocok pikiran beliau dengan saya, bahkan saya tadi berbicara dengan beliau waktu saya meninjau ke Hiroshima, kurang lebih 20 tahun yang lalu, saya bertemu dengan beberapa orang Jepang yang sudah sangat senior, tetapi ikut mengalami perang dunia II dulu, ada semangat Hiroshima never again, ada lagi talk no more pearlharbour. Dengan ide itu saya berbincang-bincang dengan beliau melalui surat-menyurat mesti ada memorial yang mengatakan nine eleven never again. untuk membangun

 

Ini membuktikan komitmen semua jangan sampai ada kejadian-kejadian seperti itu. Jangan ada perang karena antar agama, jangan ada kekerasan karena antar agama, apapun. Saya senang bahwa jika kita sungguh melakukan upaya keras, akan ada jalan, akan ada solution, tools any problems that we are missing. Saya kira itulah penggarisbawahan beberapa isu penting, connected to Indonesia, Bapak Imam, connected to world, connected to your route, oleh karena itu sekali lagi atas nama Pemerintah Republik Indonesia, saya mengucapkan terimakasih atas semua yang disampaikan.

 

Mari kita berikan applause sekali lagi pada beliau. Penutup sebelum saya akhiri, bagi yang beragama Islam, saya mengajak bersama-sama beliau, Insya Allah untuk melaksanakan shalat Jum'at berjamaah di masjid kita yang sudah kita renovasi, small, beautiful masjid kami, kita shalat disana dan khusus sebelum shalat masih ada waktu sekitar setengah jam, saya meminta para Menteri Koordinator dan di belakang sudah ada Panglima TNI, Kapolri, para pemimpin TNI dan militer untuk bertemu saya dulu.

 

Mohon maaf saya agak bicara soal gunung merapi. Tadi pagi setelah subuh saya berkomunikasi dengan Kepala BNPB, keadaannya justru makin mengkhawatirkan. Oleh karena itu harus ada langkah-langkah baru pada tingkat nasional dan pada tingkat daerah, harus ada effort, oleh karena itu hari ini harus saya keluarkan keputusan penting untuk langkah-langkah yang lebih kena lagi, meskipun kedua Pemerintah Jateng dan DIY masih berfungsi, tapi uncertainty masih tinggi, skill, daerah yang berbahaya makin tinggi dan sekarang mundur ke garis 20 km. Dan saya cek prediksinya bagaimana, belum bisa diprediksi. Oleh karena itu kita harus all out dan saya sudah mengambil beberapa instruksi untuk dijalankan mulai hari ini. Nanti setelah shalat akan saya umumkan, tapi kita berkumpul sebentar, saya minta maaf  Imam Feisal, ini ada masalah yang urgent untuk menangani bencana gunung merapi.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah yang ingin saya sampaikan dan terimakasih atas perhatiannya, terima kasih atas kehadiran para pemimpin agama yang non Islam, terima kasih bapak ibu atas kehadirannya. Mari kita bangun suasana seperti ini untuk kedamaian dunia dan keindahan tanah air kita sendiri.

 

Sekian.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.