Presiden Ajak Rakyat Bangun Kebersamaan Hadapi Ancaman Krisis

 
bagikan berita ke :

Minggu, 28 Desember 2008
Di baca 888 kali


Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono dalam sambutannya dalam acara perayaan Natal Nasional 2008 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Sabtu malam.

"Kita harus tetap optimis bahwa kita tidak akan terseret jauh dalam putaran krisis-krisis global kalau kita membangun kebersamaan," katanya seraya menambahkan bahwa selain berbagai krisis global, dunia masih dihadapkan pada berbagai masalah antara lain terorisme, bencana alam, kemiskinan, dan kebodohan sehingga kebersamaan dan solidaritas perlu ditingkatkan.

Presiden menilai mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai ras, suku dan agama maka tidak ada cara lain untuk menghadapi kemajemukan itu selain dengan membangun kebersamaan dan saling menghormati.

Ia menegaskan bahwa perbedaan harus ditetapkan sebagai sebuah keyakinan yang harus dihormati dengan lapang dada.

"Kita tidak boleh melakukan perbuatan anarkhis terhadap pihak yang berbeda keyakinan," ujarnya.

Menurut Kepala Negara dengan semangat kebersamaan dan saling menghormati maka Indonesia dapat membangun peradaban unggul yang mulia dan dihormati bangsa-bangsa di dunia.

Ia kemudian mencontohkan bagaimana masyarakat Manado dapat mewujudkan harmonisasi kehidupan antar umat beragama.

"Sungguh saya merasa terharu dan bangga melihat harmoni kehidupan antar umat beragama disana,... ini sebuah contoh yang baik dalam kerukunan umat beragama," kata Presiden merujuk pada pengamatannya dalam kunjungan kerjanya ke Manado pekan ini.

Di akhir sambutannya, Kepala Negara juga menyebutkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan pembangunan keagamaan sebagai landasan mora bangsa untuk mencapai kemajuan.

Presiden juga menyampaikan bahwa perayaan Natal yang berlangsung damai  di seluruh Indonesia merupakan salah satu bukti terciptanya kehidupan yang harmonis dan rasa saling percaya.

Sementara itu Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2008 yang juga Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa tema perayaan Natal "Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang" selaras dengan tema perayaan natal PGI dan KWI.

Menurut dia, tema tersebut sangat bermakna bagi umat kristiani, untuk lebih mempererat hubungan vertikal dengan pencipta semesta alam melalui kehidupan yang lebih berkenaan kepadaNya, maupun hubungan dengan sesama manusia terutama Bangsa Indonesia melalui kebersamaan dalam mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia menuju masyarakat yang adil, makmur, aman dan  damai sejahtera.

Purnomo juga mengatakan bahwa para pengisi acara perayaan Natal 2008 yang terdiri dari umat Kristiani dan non Kristiani menunjukkan keindahan kebersamaan.

Sedangkan ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) pendeta Andreas A Yengawoe dalam pesan natalnya mengingatkan seluruh umat untuk bersiap menyambut pemilu 2009.

"Kita akan memasuki tahun 2009, tahun yang berat, bukan saja kita masih harus mengatasi berbagai kesulitan-kesulitan di dalam negeri sebagai dampak krisis internasional tetapi juga menghadapi agenda nasional, kita menghadapi pemilu," katanya.

Menurut dia, dalam pemilu sebagai bangsa, Indonesia ditantang kemampuannya menerapkan nilai-nilai demokrasi secara dewasa di dalam kehidupan.

"Dewasa berarti mampu menghindarkan diri dari konflik-konflik yang tidak perlu," ujarnya seraya menambahkan bahwa perbedaan suku, agama, ras dan golongan memang bisa menjadi potensi bagi terjadinya konflik.

Namun, lanjut dia, damai sejati bukan sekedar tidak adanya konflik, tetapi kemampuan semua orang apapun suku dan agamanya untuk bekerja sama bagi kepentingan bersama.

Pada acara yang diikuti oleh ribuan umat kristiani itu juga dilakukan pembacaan doa syafaat oleh Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus D Situmorang serta acara keseniaan yang menampilkan pentas gerak dan lagu dari PS (paduan suara) USU Medan, PS YPJ Timika Papua, PS Vocalista Angels Klaten, dan PS Manado.

Presiden juga melakukan telewicara dengan masyarakat Sumatera Utara yang melakukan perayaan natal akbar di Silangit.

Turut mendampingi Presiden adalah Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan sejumlah perwakilan negara sahabat.



Sumber:

http://www.antara.co.id/arc/2008/12/27/presiden-ajak-rakyat-bangun-kebersamaan-hadapi-ancaman-krisis/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0