Presiden SBY: Perekonomian Global Diperkirakan Sudah Memasuki Fase Pemulihan

 
bagikan berita ke :

Selasa, 04 Agustus 2009
Di baca 1286 kali

Jakarta: Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perekonomian global diperkirakan sudah mulai memasuki fase pemulihan. "Hal ini sudah tentu aka menjadi momentum positif bagi pemerintah untuk melaksanakan akselerasi kegiatan perekononomian kita. Namun demikian, bukan berarti bahwa pembangunan ekonomi nasional pada tahun 2010, bebas dari berbagai tantangan baik dari sisi global maupun domestik," kata Presiden SBY dalam Pidato Kenegaraan pada Rapat Paripurna Luar Biasa MPR-RI/DPR-RI, di Ruang Nusantara, Gedung MPR/DPR pada hari Senin (3/8) pagi.

Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, pemerintah menetapkan "Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat" sebagai tema RKP 2010. "Hal ini sejalan dengan tantangan global dan nasional yang masih terus berlangsung hingga tahun 2010, serta tujuan kebijakan nasional yang akan kita capai," ujar SBY.

Sesuai dengan tema tersebut, dalam RKP tahun 2010, ada lima agenda program pembangunan nasional. Pertama, memelihara kesejahteraan rakyat, utamanya masyarakat miskin, serta penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Ketiga, memantapkan reformasi birokrasi dan hukum, serta memantapkan demokrasi dan keamanan nasional. Keempat, memulihkan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi. Terakhir, meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan kapasitas penanganan perubahan iklim.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Presiden SBY, RKP 2010 disusun dengan tujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang. "Penataan dilakukan dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi dan peningkatan daya saing perekonomian," lanjutnya.

Penyusunan RAPBN 2010 juga dilakukan berdasarkan asumsi ekonomi makro, dimana pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5 persen, tingkat inflasi 5 persen, nilai tukar rupiah rata - rata Rp. 10.000 per Dollar AS, suku bunga SBI 3 bulan rata-rata 6,5 persen, harga mintak metah Indonesia di pasar internasional US$60 per barel dan lifting 965 ribu barel per hari.

Pendapatan negara dan hibah direncanakan mencapai Rp. 911,5 triliun atau meningkat Rp. 38,8 triliun dari sasaran RAPBN tahun anggaran 2009. Belanja negara juga direncanakan mencapai Rp. 1.009,5 triliun. Dengan demikian, defisit anggaran dalam tahun 2010, direncanakan mencapai Rp. 98,0 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar Rp. 35,0 triliun, bila dibandingkan target yang direncanakan dalam RAPBN-P 2009 sebesar RP. 133,0 triliun.

Menurut Presiden SBY, untuk mencapai sasaran pendapatan negara pada tahun anggaran 2010 mendatang, pemerintah akan terus melanjutkan langkah - langkah optimalisasi penerimaan, baik penerimaan dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak. "Dari rencana pendapatan negara dan hibah yang ditargetkan mencapai Rp. 911,5 triliun dalam tahun 2010, penerimaan perpajakan direncanakan mencapai Rp. 729,2 triliun, sedangkan PNBP diperkirakan mencapai Rp. 180,8 triliun," jelas SBY.

"Di bidang belanja negara, untuk mendukung sasaran - sasaran pembangunaan agar sesuai dengan prioritas RKP 2010, pemerintah merencanakan untuk mengalokasikan anggaran belanja pemeritah pusat sebesar Rp. 699,7 triliun. Prioritas belanja negara akan semakin dipertajam untuk memperbaiki kesejahteraan aparatur negara dan pensiunannya, melanjutkan seluruh program kesejahteraan rakyat, melanjutkan pembangunan infrastruktur, mendorong revitalisasi industru dan pemulihan dunia usaha, meneruskan reformasi birokrasi, meningkatkan anggaran operasional, pemeliharaan dan pengadaan alutsista TNI, mempertahankan anggaran pendiidkan minimal 20 persen dari anggaran belanja negara serta meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam serta kapasitas penanganan perubahan iklim," kata Presiden SBY.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/08/03/4542.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0