RI-Jepang Pererat Kerja Sama Investasi

 
bagikan berita ke :

Jumat, 10 Juli 2009
Di baca 765 kali


Kantor ini nantinya berfungsi sebagai tempat konsultasi perusahaan Jepang yang berkeinginan melakukan investasi di Indonesia. Demikian pula sebaliknya. Chairman Badan Perdagangan Luar Negeri Jepang (Jetro) Yasuo Hayashi mengapresiasi bantuan Kadin Indonesia yang menyediakan tempat bagi kantor Business Support Jetro.

“Melalui Kantor Business Support ini kami ingin menyediakan sebanyak mungkin informasi bagi perusahaan Jepang yang ingin berinvestasi di Indonesia dan sebaliknya informasi sebanyak mungkin bagi perusahaan Indonesia yang ingin investasi dan atau berdagang dengan perusahaan Jepang,” ujar Yasuo Hayashi kepada koresponden Seputar Indonesia di Tokyo Richard Susilo  kemarin.

Yasuo Hayashi awal bulan ini baru saja kembali dari Indonesia.Selama di Indonesia, Hayashi bertemu Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Chris Kanter, dan Franky Widjaja. “Dengan Menteri Mari saya berdiskusi mengenai kemajuan economic partnership agreement (EPA) antara kedua negara.Mengenai perdagangan industri dan investasi yang ternyata berjalan dengan baik sampai saat ini.

Tidak ada masalah berarti, semua dapat diatasi dengan baik oleh kedua negara,” tambahnya. Saat bertemu pimpinan Kadin,Hayashi menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Kadin menyediakan tempat untuk kepentingan Jetro, khususnya sebagai tempat informasi ekonomi bagi pengusaha kedua negara. “Mereka juga menginginkan ada kerja sama yang lebih baik lagi dari Jepang, khususnya untuk bisnis biodiesel. Kami menampung dulu keinginan tersebut. Biodiesel tampaknya ingin ditingkatkan produksinya dan untuk itu tentu membutuhkan dukungan dari pemerintah maupun para pengusaha dari kedua negara,”paparnya.

Selain pertemuan dengan Menteri Mari dan pimpinan Kadin, Hayashi bertemu pimpinan Sekretariat Jenderal ASEAN di Jakarta, yang menekankan mengenai keberlanjutan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). “Dengan ERIA kita harap dapat menjadi tempat pengkajian ekonomi Asia Timur, menjadi lembaga riset yang profesional di Asia Timur dalam menganalisis berbagai kegiatan ekonomi di Asia Timur dalam kaitan dengan perekonomian dunia.

” Ide ERIA muncul tahun 2007 dan Juni tahun lalu diresmikan di Jepang. Badan riset ini disahkan oleh pimpinan 16 negara Asia, termasuk Indonesia, China dan Korea Selatan. Menyinggung industri perakitan mobil di Indonesia,Hayashi menilai perlunya peningkatan kandungan lokal, sehingga sebagian besar produk kendaraan bermotor di Indonesia. Dengan demikian, nantinya produk automotif dapat dibuat di Indonesia dan tidak tergantung impor suku cadang dari Jepang.

Dia mengatakan, produksi kendaraan bermotor yang semakin besar di Indonesia akan mendukung aktivitas ekspor. Hayashi optimistis perekonomian dunia akan membaik, sehingga pasar ekspor meningkat. “Kami yakin perekonomian semakin baik, terlihat dari neraca perdagangan internasional Jepang yang sudah positif sejak Februari tahun ini. Kami yakin perekonomian terus akan membaik perlahan-lahan tahun ini,”ujarnya.




Sumber:
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/253635/38/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0