Sambutan Presiden pada Pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI Tahun 2022

 
bagikan berita ke :

Selasa, 11 Oktober 2022
Di baca 1129 kali

Plaza Semanggi, Balai Sarbini

 

Bismillahirrahmanirrahim.

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat pagi,

Salam sejahtera bagi kita semuanya,

Om swastiastu,

Namo Buddhaya,

Salam Kebajikan.

 

Yang saya hormati Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Bapak Try Sutrisno;

Yang saya hormati Ketua Umum LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) Bapak Mayjen TNI Syaiful Sulun dan yang saya hormati Ibu Ketua PIVERI (Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia) Ibu Femmy Eman Lesar;

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir; Pak Menko Polhukam, Pak Menteri Pertahanan, Bu Menteri Sosial;

Yang saya hormati Kapolri beserta seluruh jajaran TNI dan Polri yang hadir;

Yang saya hormati para senior; Bapak Broto, Ibu Ayani;

Bapak-Ibu sekalian hadirin undangan yang berbahagia.

 

Pertama-tama, kami generasi penerus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para anggota Legiun Veteran Republik Indonesia di seluruh tanah air yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, serta tidak pernah lelah terus berbakti pada ibu pertiwi sampai saat ini. Melalui perjuangan dan pengorbanan Bapak-Ibu, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri tegak. Republik Indonesia terus bergerak maju berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan terus bekerja keras mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.

 

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,

Situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah, situasi yang sangat-sangat sulit untuk semua negara. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan, artinya ada krisis pangan.

 

Tadi pagi saya mendapatkan telepon dari Menteri Keuangan, dari Washington D.C, yang menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF. Inilah kondisi yang apa adanya harus saya sampaikan. Artinya, pandemi yang melanda semua negara itu mengakibatkan ekonomi global ini ambruk, ditambah perang Rusia dan Ukraina. Sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan sekarang ini mengintip semua negara.

 

Pada saat saya bertemu dengan Presiden Ukraina dan Presiden Rusia, Presiden Putin, di Kyiv satu setengah jam saya berbicara dengan Presiden Zelenskyy, kemudian dua setengah jam saya di Moskow, di Rusia berbicara dengan Presiden Putin. Keinginan kita sesuai dengan amanat konstitusi, ikut dalam rangka menjaga perdamaian dunia. Tapi dari pembicaraan satu setengah jam plus dua setengah jam, saya menyimpulkan perang tidak akan usai dalam waktu yang dekat, masih panjang, dan inilah yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global.

 

Tetapi patut kita syukuri, sebagian di negara Eropa sudah mulai masuk ke resesi, ini nanti masuk ke winter, mereka akan kesulitan untuk mendapatkan pemanas dari gas sehingga memang kondisi-kondisi negara-negara di dunia ini betul-betul pada posisi yang sangat tidak mudah, inflasi naik artinya harga-harga semua naik tetapi pertumbuhan ekonominya semuanya anjlok turun semuanya,  tapi alhamdulillah negara kita di kuartal II kemarin masih bisa tumbuh 5,44 persen. Ini pertumbuhan ekonomi yang termasuk yang terbaik di dunia, karena hal-hal yang fundamental, reformasi struktural, reformasi birokrasi, terus kita jalankan meskipun pandemi.

 

Ketahanan pangan kita, alhamdulillah, baru saja tiga bulan yang lalu kita mendapatkan sebuah sertifikat dari International Rice Research Institute, yang dinyatakan di situ bahwa ketahanan pangan Indonesia, sistem ketahanan pangan Indonesia pada posisi yang baik dan sudah swasembada beras sejak 2019 yang lalu. Ini yang harus terus kita tingkatkan sehingga keamanan pangan di dalam negeri bisa terus kita jaga, dan kalau bisa kita tingkatkan, sebagian bisa kita pakai untuk membantu negara-negara lain, yaitu kita ekspor. Karena posisinya, posisinya dengan perang Rusia-Ukraina, ini ada gandum 207 juta ton berhenti di dua negara ini.

 

Saya tanya ke Presiden Zelenskyy saat itu, “Ya, kami punya stok di gudang itu 22 juta ton dan panen di bulan ini ada 55 juta ton.” Artinya 77 juta ton ada di Ukraina.

 

Waktu diskusi dengan Presiden Putin, beliau juga menyampaikan, “Kami punya stok 130 juta ton.” [Sebanyak] 130 (juta ton) ditambah 77 (juta ton), berarti 207 juta ton berhenti di kedua negara karena perang. Sehingga Afrika dan negara-negara lain yang membutuhkan gandum, semuanya berada pada posisi kesulitan dan harganya naik. Inilah kondisi yang kita semuanya harus menyadari dan bersyukur bahwa urusan pangan di negara kita dapat kita kelola, kita kendalikan dengan baik, sehingga tetap terjaga, baik stabilitas harga maupun pasokan stoknya.

 

Kemudian hal fundamental yang paling penting, yang ini akan memberikan sebuah daya saing yang baik bagi negara kita kalau berkompetisi dengan negara-negara yang lain, yang sudah juga sering saya sampaikan, yaitu infrastruktur. Tanpa itu, jangan kita bermimpi bisa bersaing dengan negara-negara lain. Sehingga kenapa jalan kita bangun, bandara kita bangun, pelabuhan kita bangun, bendungan kita bangun, irigasi kita bangun secara masif, karena memang kita ke depan ini akan bersaing dengan negara-negara lain. Ini adalah hal yang fundamental, meskipun mungkin awal-awal sakit, tetapi dalam jangka 5-10 tahun yang akan datang, akan kelihatan manfaat dari pembangunan yang kita lakukan pada hari ini.

 

Termasuk yang ketiga adalah hilirisasi, industrialisasi, yang juga sudah sering saya sampaikan. Hilirisasi itu apa sih? Kita ini sudah 77 tahun merdeka, selalu bahan mentah yang kita ekspor. Nikel mentahan kita ekspor, tembaga mentahan kita ekspor, minyak kita ekspor dalam bentuk mentahan, tidak diolah. Timah kita ekspor, kelapa sawit (CPO) kita ekspor, tapi tidak dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Sehingga nilai tambah itu ada di negara lain, pembukaan lapangan kerja juga adanya di negara lain, karena mereka yang mengindustrikan. Inilah yang secara konsisten akan kita lakukan.

 

Tiga tahun yang lalu sudah kita setop nikel, setop. Kita digugat oleh negara-negara EU (Uni Eropa) ke WTO, sampai sekarang belum selesai. Karena kita setop, menurut aturan, kata mereka enggak boleh. Digugat. Ya kalau kita digugat, kemudian kita takut dan tidak berani terus maju, ya akan terus-menerus seperti yang dulu-dulu, mentahan terus yang kita ekspor. Gugat ya gugat, kita hadapi. Digugat itu bisa menang, bisa kalah. Kalah ya enggak apa-apa, banding lagi kita. Inilah yang secara konsisten akan terus kita lakukan. Setop nikel, tahun depan setop timah, tahun depan setop tembaga, karena nilai tambahnya ada di dalam negeri.

 

Saya berikan contoh, nikel. Waktu diekspor dalam bentuk mentahan, kita hanya mendapatkan nilai Rp15 triliun. Setelah diekspor dalam bentuk setengah jadi dan barang jadi, nilainya menjadi Rp360 triliun. Dari Rp15 triliun menjadi Rp360 triliun, baru satu barang. Kalau barang yang lain, tembaga. Tembaga nanti begitu ini smelter di Gresik selesai, ini juga sama, setop. Tidak ada lagi yang namanya ekspor tembaga, semuanya harus dikerjakan jadi barang jadi di negara kita Indonesia.

 

Saya baru saja ke Tembagapura melihat Freeport. Perlu saya sampaikan kepada para senior, para sesepuh, bahwa Freeport sekarang ini mayoritas sudah milik Indonesia, bukan milik perusahaan Amerika lagi. Karena sebelumnya kita hanya diberi 9,3 persen. Tiga tahun kami negosiasi, sangat alot sekali, dan kita sekarang sudah memegang mayoritas 51 persen. Saya dulu-dulu enggak mau ke Freeport karena itu bukan milik kita, tetapi sekarang saya ke Freeport karena jelas itu sudah menjadi milik BUMN kita, artinya milik pemerintah Indonesia.

 

Juga, yang saya senang waktu ke sana saya cek ini karyawannya saya dengar banyak yang bule. Oh ndak, Pak, sekarang 98 persen itu adalah Indonesia. Dan yang saya senang lagi 40 persen itu adalah Papua, masyarakat Papua. Ini ada sebuah transformasi teknologi, ada sebuah transformasi ekonomi yang kadang-kadang kita enggak sadar.

 

Saya baru sadar setelah masuk ke sana, baru sadar bahwa ini transformasi ekonomi yang kita lakukan. Kalau ini konsisten kita terus lakukan tanpa kita takut digugat, tambahan nilai tambah nanti akan melompat. Saya suruh ngitung kemarin, Bu Menteri Keuangan coba dihitung kita dari Freeport dapat berapa sih? Dulu ya dapat dividen 9 persen, sekarang kita dapat dividen nya 51 persen, dapat pajaknya jelas lebih besar, dapat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lebih besar, kemudian dapat bea ekspor juga lebih besar. Setelah dihitung-hitung dari pendapatan mereka, kita 70 persen itu masuk ke negara, dari yang sebelumnya hanya deviden 9 persen.

 

Kemudian juga, Blok Rokan. Kalau Freeport itu sudah 51 tahun dikuasai oleh Freeport-McMoran dari Amerika. Kemudian untuk yang di Blok Rokan, ini urusan minyak dan gas yang sudah 97 tahun dikuasai oleh Chevron, 97 tahun. Sekarang juga sudah 100 persen dimiliki oleh kita sendiri. Saya belum mengecek ke sana, akan dalam bulan-bulan ke depan saya ingin cek apakah ada peningkatan produksi, peningkatan income dari pengambilalihan seperti ini. Tapi saya yakin sekarang anak-anak muda kita, SDM-SDM kita, saya merasa sudah siap dalam pengambilalihan seperti itu.

 

Ini akan terus kita lakukan, sehingga target dan yang sudah kita hitung, nanti di tahun 2030-an Indonesia akan masuk nomor tujuh GDP yang paling besar dunia. Pada saat Indonesia emas, hitungan kita, kita sudah masuk ke-4 besar atau 5 besar ekonomi dunia. Asal konsistensi ini terus kita jaga. Siapapun nanti pemimpin, presiden negara ini, konsistensi itu harus kita jaga dan terus kita ingatkan. Jangan kembali lagi ke ekspor mentah lagi. Hati-hati kita semuanya harus mengingatkan ini. Meskipun sekali lagi, kita digugat. Jadi kalau kita digugat ragu-ragu dan mundur lagi, kapan lagi kita akan bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita.

 

Saya rasa itu yang ingin kita sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya resmikan Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI).

 

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Sumber: https://setkab.go.id/pembukaan-kongres-xii-legiun-veteran-republik-indonesia-lvri-dan-munas-xi-persatuan-istri-veteran-republik-indonesia-piveri-tahun-2022-di-plaza-semanggi-balai-sarbini-provinsi-dki-jakarta/