Sambutan Presiden RI pada Acara Temu Muka dengan Petinju Berprestasi, Jakarta, 27 April 2011

 
bagikan berita ke :

Rabu, 27 April 2011
Di baca 738 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA TEMU MUKA DENGAN PETINJU BERPRESTASI

TANGGAL 27 APRIL 2011

DI ISTANA NEGARA

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Para menteri,

Para pembina, pelatih, dan promotor, dan;

khususnya, kedua petinju kita, putera bangsa, sekaligus juara dunia, Bung Chris John dan Mas Rahman, yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Dengan memanjatkan puji syukur, pertama-tama, terimalah rasa bangga saya, yang tentu mewakili juga rasa bangga dan rasa syukur dari rakyat Indonesia, atas prestasi yang mengharumkan nama bangsa dan negara kita. Selamat, dan semoga ke depan, Chris John dan Rahman, tetap bisa mempertahankan keunggulannya untuk memenangkan pertandingan-pertandingan berikutnya lagi.

 

Kedua, sarannya tadi saya terima dengan baik. Untuk Menpora, untuk para pengurus, pelatih, pembina, dan untuk para promotor agar terus melakukan pembinaan, penguatan, bantuan, untuk kemajuan olah raga tinju kita. Saya senang, dan saya terharu, apa yang disampaikan kedua petinju itu, mengingatkan teman-temannya yang lain, juga perlu mendapatkan bimbingan, bantuan, dan pembinaan. Tidak hanya mereka berdua tidak egois, tapi justru juga mengingatkan bahwa teman-teman yang lain, teman seprofesi juga perlu mendapatkan bimbingan, pelatihan, dan pembinaan. Saya ucapkan terima kasih atas ketulusan, dan kepribadian yang baik seperti itu.

 

Saya hanya ingin menyampaikan dua hal. Pertama, ternyata usia tidak menghalang-halangi seseorang untuk berprestasi. Kalau semangatnya tinggi, bangga pada bangsa dan negaranya, dengan lika-liku, dinamika pertandingan yang dialami tadi, bukan hanya pertandingan kemarin, tapi sebelum-sebelumnya, ternyata sekali lagi, usia tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Dan memang, tidak boleh kita mendikotomikan satu dengan yang lain karena usia. Semuanya bisa berprestasi. Tidak boleh saling mengatakan; ah, dia anak muda, tidak boleh; ah, itu sudah tua, juga tidak boleh. Semua memiliki peluang dan kesempatan yang sama, semua bisa berprestasi, semua bisa berbuat baik. Baik untuk lingkungannya apalagi untuk bangsa dan negaranya.

 

Yang kedua, yang ingin saya sampaikan, bagi putera-puteri bangsa, terutama anak-anak kita,  putera-putera bangsa, yang hobinya berkelahi, masuklah beladiri, masuklah tinju. Jangan berkelahi di kota-kota, tawuran, kampung nyerang kampung, itu tidak ksatria, itu tidak ada pahalanya. Tetapi kalau masuk beladiri, tinju, apalagi menantang atau mengalahkan bangsa lain, itu Merah Putih berkibar, jadi ada kok. Untuk menyalurkan bakat kalau sekedar hanya berkelahi, bertinju, seperti itu. Ada aturannya tentu, bukan sembarangan, bukan main belakang, bukan tusuk sana, tusuk sini, tidak baik itu. Dan disinilah, saya kira, disediakan dalam olah raga, dengan ksatriaan, sportivitas, dan semuanya bisa disalurkan bakatnya disitu.

 

Dua itu yang ingin saya sampaikan, karena saya sungguh bangga, dan terima kasih kepada Menpora. Kepada seluruh pembina, pelatih, kepada para manajer, promotor, pelatih semuanya, marilah kita terus satukan semangat dan tekad kita, langkah-langkah kita memajukan dunia tinju di negeri kita, dan juga dunia olah raga pada umumnya di negeri tercinta ini. Sekian, terima kasih. Selamat berjuang.



Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan

Kementerian Sekretariat Negara RI