Sambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama Majelis Dzikir Nurus Salam, Ciawi, 22 Agustus 2011

 
bagikan berita ke :

Senin, 22 Agustus 2011
Di baca 855 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

BUKA PUASA BERSAMA MASYARAKAT

DAN KELUARGA BESAR MAJELIS DZIKIR NURUS SALAM

DI MASJID BIRU AT THOHIRIN, CIAWI, JAWA BARAT,

TANGGAL 22 AGUSTUS 2011

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin wassholatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiya'i walmursalin Sayyidina wa Maulana Muhammadin, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma'in, amma ba'du,

 

Yang saya hormati, Ketua DPR RI, Bapak Marzuki Ali,

Yang saya hormati, para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, Pak Gubernur, Pak Bupati,

Yang saya cintai, Al Mukarrom pimpinan Majelis Dzikir Nurus Salam, H. Haris Tohir,

Yang saya muliakan, para ulama, para habaib, sesepuh-sesepuh saya,

Hadirin hadirat sekalian yang dimuliakan Allah SWT,

 

Marilah sekali lagi, pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kepada kita semua masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat kekuatan, dan nikmat kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, dan pengabdian kita kepada umat, kepada masyarakat, dan kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Sholawat dan salam marilah sama-sama kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga, para sahabat, dan para pengikut Rasulullah hingga akhir zaman.

 

Hadirin hadirat, kaum muslimin dan muslimat,

Keluarga Besar Majelis Dzikir Nurus Salam yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Sungguh membahagiakan dan teduh rasanya, sore hari ini kita kembali dapat bersama-sama beribadah dan bersilaturahim di rumah Allah yang sejuk, teduh, dan damai ini. Semoga ibadah kita diterima dan mendapatkan rida Allah SWT. Memang terasa sejuk, teduh, dan damai kalau kita semua, Keluarga Besar Majelis Dzikir Nurus Salam bersatu dalam doa, dalam dzikir, dan tali silaturahim. Karena kita mempercayai Nurus Salam, datanglah cahaya yang membawa kedamaian atas izin dan rida Allah SWT. Semoga pada diri kita, pada komunitas kita, di tempat ini, maupun di tempat-tempat lain, senantiasa membawa sinar agung, sinar yang diturunkan Allah untuk mendatangkan kedamaian, kebajikan, dan keselamatan bagi kita semua, bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Kita tahu bulan ini, tahun ini, adalah bulan dan tahun yang sangat istimewa bagi bangsa Indonesia dan bagi kaum muslimin dan muslimat di negeri ini. Mengapa? 17 Ramadhan tepat bersamaan dengan 17 Agustus. Kita tahu 17 Ramadhan pada tahun pertama kenabian Rasulullah, turunlah firman Allah, yang dimulainya sebuah ajaran yang agung, ajaran Islam untuk mengubah kehidupan umat, dari zaman kegelapan menuju zaman cahaya iman. Dari situlah bermula perjuangan, ibadah, dan kehidupan umat Islam yang akhirnya ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulullah.

 

Sementara 17 Agustus tahun 1945, para pendahulu kita memproklamasikan kemerdekaan negara kita. Proklamasi berarti membebaskan diri dari zaman yang penuh penderitaan di zaman penjajahan, di zaman belenggu, menuju zaman yang kita bisa membangun diri menuju Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Yang dituju tiada lain adalah masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahir, dan batin. Sama yang menjadi tujuan dari kehidupan umat Islam. Betapa dekatnya pertautan antara 17 Ramadhan dan 17 Agustus. Oleh karena itu, saya mengajak kaum muslimin dan muslimat dan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya memaknai tahun, bulan, dan hari yang istimewa ini, tapi memohon petunjuk, pertolongan, dan bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, agar kehidupan kita dituntunnya menuju masa depan yang lebih baik.

 

Hadirin hadirat yang saya cintai,

 

Pada kesempatan yang baik ini, selaku umara', selaku seseorang yang mengemban amanah bangsa dan negara, untuk memajukan kehidupan di negeri ini, saya ingin menyampaikan tiga hal sebagai ajakan dan seruan saya, khususnya kepada keluarga besar Majelis Dzikir Nurus Salam dan umumnya kepada umat Islam di negeri ini, bahkan kepada seluruh rakyat Republik Indonesia.

 

Yang pertama adalah marilah kita bersama-sama terus membangun kehidupan masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik ciri-cirinya antara lain adalah masyarakat yang religius, masyarakat yang taat di dalam menjalankan kehidupan beragama. Siapapun di negeri ini, apapun agamanya, masyarakat yang religius akan terwujud manakala semua umat beragama menjalankan betul ajaran-ajaran agamanya. Khusus bagi kita umat Islam, sudah sangat jelas bahwa di samping kita menjalankan rukun iman, kita menjalankan syariat Islam, menjalankan rukun Islam, kita telah mengucapkan syahadat, kita mendirikan sholat, kita menjalankan puasa, kita mengeluarkan zakat, dan kita menunaikan ibadah haji bagi yang berkemampuan. Itu yang sangat wajib, ditambah lagi kehidupan kita dalam bermasyarakat, kita menunjukkan tutur kata, sikap, perilaku, sebuah kehidupan yang sungguh Islami sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Sehingga dunia akan merasakan, akan mengakui bahwa Islam benar-benar rahmat bagi semesta alam. Saya mengajak marilah umat Islam, pertama-tama menjadi contoh untuk membentuk, membangun, dan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang religius dan kehidupan umat Islam yang sungguh Islami.

 

Islam cinta perdamaian dan kedamaian. Umat Islam wajib untuk menjadikan kehidupan di negeri ini kehidupan yang aman, teduh, dan damai, kehidupan yang rukun. Islam sangat menyayangi kasih sayang. Kita harus menaburkan kasih sayang, sayang menyayangi. Islam menjunjung tinggi nilai-nilai ukhuwah. Kita harus memperkuat tali persaudaraan, tali silaturahim. Islam menghormati semua. Dicontohkan oleh Rasulullah, pada masa beliau mengubah kehidupan, menjalankan reformasi yang agung. Kita, umat Islam generasi sekarang, dan yang akan datang, haruslah insan yang toleran. Dan tentunya Rasulullah memberikan contoh sifat, perilaku kepemimpinan, kenabian beliau yang anti kekerasan, yang jauh dari kekerasan. Mari kita juga menjauhi kekerasan.

 

Pendek kata, semua jawaban sudah ada dalam ajaran Islam. Tinggal apakah kita sungguh menjalankan dan melaksanakannya. Nurus Salam, cahaya yang menaburkan kedamaian, dalam arti yang luas marilah Keluarga Besar Nurus Salam di seluruh tanah air, hari ini hadir, pimpinan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, ajaklah semua Keluarga Besar Nurus Salam menjadi contoh dalam menjalankan dan menegakkan kehidupan yang Islami, yang religius tadi. Itu ajakan dan seruan saya yang pertama.

 

Ajakan dan seruan yang kedua adalah, kita hidup di negeri ini. Bukan di negeri lain. Bukan di Afrika Utara, bukan di Timur Tengah, bukan di Eropa, bukan di Amerika, bukan di Australia. Kita hidup di negeri yang kita cintai, Indonesia. Karena kita hidup di sini, marilah kita jaga, kita bangun kehidupan di negeri ini, kehidupan di tanah air ini, kehidupan yang aman, tentram, stabil, dan damai. Alangkah indahnya kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita, kapanpun tinggal di negeri ini, negerinya aman, tentram, dan damai. Negara manapun ada politiknya, mari kita bikin politik yang damai, politik yang stabil, tidak terlalu banyak pertengkaran, serang-menyerang, jatuh-menjatuhkan, membikin hidup tidak tentram.

 

Di bidang sosial, hubungan satu sama lain, hubungan kita sesama umat Islam, atau umat beragama yang lain, mari kita juga bikin hubungan yang aman, tentram, dan damai. Keamanan jelas, kalau negerinya aman, jauh dari kejahatan, jauh dari narkoba, jauh dari terorisme, dan lain-lain, alangkah teduhnya hidup di negeri yang kita cintai ini. Marilah umat Islam, marilah Keluarga Besar Majelis Dzikir Nurus Salam menjadi contoh untuk mewujudkan keadaan tanah air seperti itu. Kalau negeri kita aman, tentram, damai, politiknya stabil, masyarakatnya rukun, kita bisa membangun perekonomian kita. Ekonomi kita bisa terus tumbuh. Tuhan sedang menguji bangsa-bangsa lain yang selama ini ekonominya maju, menghadapi krisis, contohnya Amerika Serikat, contohnya Eropa dan negara-negara lain.

 

Alhamdulillah, sebenarnya negara kita diselamatkan dari krisis tiga tahun yang lalu. Ekonomi kita makin baik. Kalau ekonomi makin baik, maka kita bisa mengurangi kemiskinan, bisa meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara kita, bisa lebih memajukan daerah-daerah di Indonesia, menjadi lebih adil. Alangkah indahnya, sudah negerinya aman, makin ke depan masyarakatnya makin sejahtera, yang miskin makin berkurang, suatu saat Allah jadikan tanah kita ini tanah dimana masyarakatnya sejahtera semua. Jadi, kalau kita ingin menjaga keamanan, ketertiban, stabilitas, sesungguhnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berhasil. Itu ajakan saya yang kedua.

 

Ajakan dan seruan yang ketiga, atau yang terakhir. Dewasa ini pemerintah terus melanjutkan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di antara kebijakan dan program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan rakyat itu disebut program-program pro rakyat. Misalnya apa? Bagi yang hidupnya masih miskin, dibantu berobat gratis, sekolah gratis, membeli beras dengan harga yang murah. Bagi yang sangat miskin, dibantu yang namanya Program Keluarga Harapan. Itu contohnya. Agar kita bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang masih miskin, yang belum sejahtera.

 

Yang kedua, kita menjalankan program membangun kecamatan dan desa di seluruh Indonesia, dengan bantuan pemerintah ditambah dengan swadaya masyarakat, sehingga kecamatan dan desa itu bisa mendapatkan prasarana untuk kehidupan yang lebih baik. Ada lagi yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat. Pemerintah sadar, banyak saudara kita ingin usaha kecil-kecilan, tidak cukup modal. Kalau pinjam, biasanya tidak mudah. Pemerintah memberikan kemudahan untuk biaya usaha itu. Dengan demikian dia bisa berusaha, mulai yang mikro, yang kecil, sampai yang menengah. Kalau dia berhasil usahanya, Insya Allah dia lebih sejahtera atau berkurang kemiskinannya.

 

Banyak sekali program yang kita lakukan di bidang pendidikan, di bidang kesehatan, di bidang koperasi, usaha kecil, dan menengah, di bidang pelayanan sosial, banyak sekali. Harapan saya, ajakan saya, seruan saya kepada Keluarga Besar Majelis Dzikir Nurus Salam, dan kepada seluruh rakyat Indonesia, mari kita sukseskan program ini. Ketahuilah ada program itu. Yang belum tahu di antara kita, carilah informasi supaya tahu. Kalau sudah tahu, beritahu yang lain supaya tahu, supaya rakyat Indonesia tahu hak-haknya di samping tentu kewajibannya. Dengan demikian, Saudara-saudara, Bapak Ibu, bisa mendampingi pemerintah, mendampingi para menteri, mendampingi para gubernur, mendampingi para bupati, mendampingi para walikota, camat, desa, pimpinan DPR, DPRD, semua. Karena ilmunya sama, pengetahuannya sama, untuk mengawal agar program itu yang biayanya puluhan trilliun rupiah, itu betul-betul jatuh kepada sasarannya, tepat sasaran, dan akhirnya kita sungguh bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Itulah harapan, ajakan, dan seruan yang ketiga.

 

Kalau kita semua, utamanya Keluarga Besar Majelis Dzikir Nurus Salam, sungguh ikut berperan bersama-sama pemerintah, bersama-sama yang lain untuk menyukseskan program-program pro rakyat itu, untuk menjadikan negara kita aman, tentram, stabil, dan damai, untuk membangun masyarakat kita, masyarakat yang baik, utamanya masyarakat yang religius, maka mimpi indah kita, negeri ini makin maju, makin aman, makin adil, dan makin sejahtera akan dapat kita wujudkan.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan, dan terkait dengan perayaan Nuzulul Quran pada tahun 1432 Hijriah ini, tadi penceramah kita, Al Mukarrom Dr. KH. Muhammad Hidayat, juga sudah menjelaskan marilah bersama-sama kita lakukan sesuatu yang baik, sebagaimana diajarkan oleh Islam, yang difirmankan oleh Allah, dan yang disabdakan oleh Rasulullah. Itulah yang harus kita jalankan. Saya yakin masa depan kita akan indah, akan baik, kalau kita bersama-sama menjalankan semuanya itu. Marilah kita tetap bersatu, rukun. Marilah kita tetap punya semangat, keyakinan, bahwa tidak ada yang bisa mengubah keadaan, kecuali kita sendiri. Dan kemudian, marilah kita bekerja keras, sambil memohon pertolongan dan rida Allah SWT. Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Terima kasih. Selamat menjalankan ibadah, Saudara-saudara.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI