Sambutan Presiden RI pada Kunjungan ke TPI di Desa Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, 4 Januari 2013

 
bagikan berita ke :

Jumat, 04 Januari 2013
Di baca 681 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

KUNJUNGAN KE TEMPAT PELELANGAN IKAN

DI DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA

TANGERANG, BANTEN

PADA TANGGAL 4 JANUARI 2013

 



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, yang saya cintai,

 

Saya tidak akan melanjutkan lelang, karena ada ahlinya sendiri, saya tidak ahli, ya. Hari ini, saya berkunjung ke tempat ini, bersama Ibu Negara, para Menteri, Pak Bupati, dan lain-lain, untuk melihat dari dekat tempat ini. Dengan tujuan kami datang untuk membantu agar kehidupan para nelayan dan Bapak-Ibu sekalian di masa depan lebih sejahtera lagi.

 

Tadi, setelah saya berbicara dengan Pak Kepala Desa, dengan Pimpinan Koperasi, Pimpinan Madrasah, semua, maka para Menteri yang mendampingi saya telah mengetahui apa yang harus dibantukan kepada masyarakat di sini.

 

Sebagai contoh, kalau gelombang tinggi, para nelayan sulit menghadapi angin yang kencang dan gelombang yang tinggi. Oleh karena itu, Menteri Pekerjaan Umum, Pak Djoko Kirmanto, akan membangun pemecah gelombang atau breakwater. Ya. Kemudian tempat ini perlu dibikin lebih baik lagi, MCK-nya lebih baik lagi, Menteri Kelautan dan Perikanan sudah punya program untuk segera memperbaiki tempat ini.

 

Pom bahan bakar tadi, solar ya. Kan jumlahnya kurang, tempatnya kurang bagus, Direktur Utama Pertamina, Ibu Karen, akan menambahkan supaya cukup jumlahnya untuk nelayan kita. Lantas saya lihat banyak sekali sampah. Sampah ini tidak boleh seperti ini, harus bersih supaya tidak mudah sakit. Menteri PU akan membantu 1 truk sampah, supaya tiap hari sampahnya diangkut. Pak Kepala Desa, tolong kerja sama yang baik dengan masyarakat luas. Tempat penyimpanan es tadi, untuk es itu nampaknya perlu diperbaiki, Pak Cicip akan segera memperbaikinya.

 

Lantas Madrasah Diniyah tadi, ada persoalan dengan sertifikat ataupun tanda kelulusan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Nuh, akan bekerja sama nanti dengan Menteri Agama agar mendapatkan status yang jelas, sehingga anak-anak yang sekolah mendapatkan ijazah atau kesetaraan yang sah, ya, untuk Madrasah.

 

Apalagi tadi? Ada di... di... Paragan ya? Garapan... Katanya lautnya dangkal. Ini akan dikeruk, diperdalam, dengan demikian insya Allah akan lebih bagus lagi, apa namanya, nelayan kita.

 

Ada keluhan katanya banyak sampah dari aliran sungai. Pak Bupati akan menertibkan kepada pemilik pabrik-pabrik yang di sana, agar diatur lah. Kalau sampahnya mengalir ke sini, yang kasihan nelayan. Nanti ikan perginya jauh-jauh. Itu Pak Bupati akan melanjutkan itu.

 

Apa lagi yang kita tetapkan tadi ya? Ya, gorong-gorong itu katanya banyak sekali apa namanya, tersumbat, sehingga mudah sekali air meluap. Itu Pak Bupati nanti dengan dibantu PU akan melihat apa yang bisa kita bantukan di situ. Lantas ada satu lagi tadi ya.

 

Ya, begini. Ada yang bertanya kepada saya bagaimana caranya meminjam Kredit Usaha Rakyat. Tadi saya kan mampir di teras BRI, saya tanya: Ini yang pinjam ada? "Ada, Pak." Yang nabung ada? "Ada, Pak." Berarti tolong digunakan dengan baik. Kalau rakyat belum tahu, tugas Pak Kepala Desa, tugas Pak Camat, Pak Bupati, BRI sendiri, menjelaskan kepada rakyat. Berikan penjelasan yang segamblang-gamblangnya, dengan demikian mereka dapat mengakses modal dengan baik.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah yang kita putuskan tadi. Setelah mendengar apa yang dihadapkan masyarakat di sini, mendengarkan keluhan-keluhan mereka, insya Allah akan kita atasi bersama-sama. Saya sudah meminta tiga bulan dari sekarang harus sudah mulai direalisasi. Pak Bupati tolong dilihat nanti. Nanti akan dilaporkan kepada saya apa implementasi dari yang telah dibicarakan hari ini.

 

Yang terakhir, sekali lagi, saya minta kebersihan itu dijaga. Oleh karena itu, saya lihat tadi banyak yang kotor, saya sudah minta TNI, Tentara Nasional Indonesia, tolong bersama-sama rakyat korvei sekali. Setelah bersih tolong dipelihara, tolong dipelihara. Saya, para Menteri akan membantu, saya juga membantu tadi, untuk sementara dulu agar segala sesuatunya bisa diatasi. Tentu, Bapak-Ibu, para Menteri, yang dibantu bukan hanya kampung ini. Pendek kata, di seluruh Tanah Air, kampung-kampung nelayan, tolong diberikan atensi yang tinggi untuk membantunya.

 

Ekonomi Indonesia tumbuh dengan baik, tentu harus pula dinikmati oleh rakyat kita, rakyat kecil, di seluruh Indonesia. Tugas kita, dua tahun mendatang, untuk memastikan lebih banyak lagi yang kita lakukan untuk kalangan masyarakat di tingkat bawah agar mereka, mereka juga merasakan pertumbuhan ekonomi di negeri ini.

 

 Itulah yang ingin saya sampaikan. Sekali lagi terima kasih. Setelah ini silakan dilanjutkan lelangnya. Ya, nanti saya pamit. Tunggu dulu, satu saja yang bicara, satu saja. Bagaimana?

 

Warga: Ada tambahan satu Pak, mohon Pak. Ini kebetulan saya Ketua Paguyuban (inaudible) Al Ikhlas dan santunan anak yatim di Desa Tanjung Pasir ini, belum termasuk ini Pak. Jadi kebetulan pemakaman ini sudah tumpang tindih untuk wilayah Tanjung Pasir Pak.

 

Presiden: Ya, tadi tidak dibicarakan. Pak Bupati di sini. Pak Bupati, tolong solusinya seperti apa. Kalau harus memerlukan bantuan pusat, sampaikan ke pusat untuk kita perbaiki dan atasi, ya. Baik, saya kira itu. Silakan dilanjutkan lelangnya. Saya sudah, saya tidak ingin ikut lelang, nanti malah merusak pasaran. Saya sudah bantukan langsung Rp 100 juta tadi untuk kepentingan di sini.

 

Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI