Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Mukernas Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta, 15 Maret 2011

 
bagikan berita ke :

Selasa, 15 Maret 2011
Di baca 997 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PEMBUKAAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL

DAN FORUM KERJA SAMA PROGRAM EKSEKUTIF-LEGISLATIF
PARTAI KEBANGKITAN BANGSA TAHUN 2011

DI BALAI KARTINI, JAKARTA

TANGGAL, 15 MARET 2011

 

 


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para pimpinan lembaga negara dan tamu undangan yang saya muliakan,


Pimpinan, sesepuh, dan keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah pada kesempatan yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wata'aala, atas perkenan rahmat dan ridho-Nya, kita semua masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat kekuatan, dan nikmat kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada umat, kepada masyarakat, dan kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Shalawat dan salam, marilah sama-sama kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasalam beserta para keluarga, para sahabat, dan para pengikut Rasulullah, insya Allah termasuk kita semua sepanjang zaman.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Atas nama negara dan pemerintah, saya ingin mengucapkan selamat melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional. Semoga dengan musyawarah ini, PKB semakin sukses dan berjaya. Sukses dalam berbakti dan mengabdi, dengan izin Allah untuk bangsa dan negaranya dan semoga pula sukses dalam pemilu 2014 mendatang. PKB telah mengalami masa pasang surut dalam perjalanan sejarahnya. Alhamdulillah, sesungguhnya PKB telah lulus ujian, ujian dari Tuhan dan ujian dari sejarah. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada keluarga besar PKB atas kebersamaannya bersama saya, Presiden yang mengemban amanah rakyat dalam satu perjuangan politik untuk kepentingan rakyat yang kita cintai.

 

Satu hal yang ingin saya sampaikan, kalau kita bicara koalisi, PKB amat konsisten. PKB berbagi rasa dalam menghadapi taufan, badai, dan ombak yang mengganas. Itu adalah cerminan akhlak dan budi pekerti yang luhur.

 

Saya tahu di berbagai kesempatan PKB tetap kritis, mengkritisi pemerintah, di komisi-komisi di DPR-RI, di daerah-daerah, dan di berbagai forum yang lain. Kritis, bertanggung jawab. Kritis dengan solusi. Kritis untuk menuju ke keberhasilan, tapi tetap memegang teguh etika dalam berkoalisi. Koalisi itu harus berangkat dari semangat atau the spirit dan kehendak yang ikhlas dan tulus untuk berjuang bersama.

 

Pada tanggal 1 Juni 1945, presiden pertama kita, Bung Karno mengatakan, ketika ditanya apakah bangsa itu, what is a nation? Bung Karno menyitir pandangan Ernest Renan dari Perancis, bangsa itu tiada lain adalah kehendak untuk bersatu. Kalau manusia-manusia Indonesia berkehendak untuk bersatu, hidup sebagai bangsa, berjuang untuk membangun masa depan yang baik, maka bangsa itu terbentuk. Demikian juga koalisi politik, kalau berangkat dari semangat dan kehendak yang sungguh-sungguh, yang tulus dan ikhlas untuk keberhasilan pemerintahan ini, keberhasilan kehidupan bernegara ini, maka seberat apa pun persoalan dan tantangan yang dihadapi, insya Allah, Allah akan kasih jalan keluarnya.

 

Saudara-saudara,

 

Bangsa kita telah memilih demokrasi sebagai pilihan, demokrasi yang berakhlak, demokrasi yang bermartabat, demokrasi yang tidak mendikotomikan antara Islam dengan demokrasi itu sendiri. Indonesia telah menjadi contoh dan PKB menjadi salah satu pilarnya, bahwa tidak perlu, tidak perlu ada pertentangan antara demokrasi dengan Islam dan kita bisa menjadi contoh, betapa demokrasi itu juga bisa dibangun dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang Islami.

 

Saudara-saudara,

 

Kita tidak memilih bentuk otoritarian, sistem yang otoritarian, tetapi sistem demokrasi. Tetapi sejalan dengan pidato politik Saudara Muhaimin Iskandar tadi, bahwa demokrasi kita ini harus berdasarkan pada aturan, rules dan etika. Indah, kalau demokrasi kita makin berkembang ke arah yang seperti itu, bukan seperti rimba raya yang tidak aturannya siapa aturan yang menang dan kuat dan sebagainya.

 

Hadirin yang saya cintai dan saya muliakan,

 

Tema Mukernas PKB kali ini adalah "Tahun Pengabdian untuk Desa dan untuk Lingkungan". Saya senang dengan tema ini, tema ini tepat, saya dukung dan semoga dapat dilaksanakan dengan baik. Pilihan tema yang baik ini sesuai pula dengan agenda dan prioritas pemerintah sekarang ini.

 

Saudara-saudara,

 

Negara kita sejak Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, saya dan pengganti-pengganti saya nanti, pemimpin yang akan datang akan terus membangun. Membangun negara tidak seperti membalik telapak tangan, membangun negara memerlukan proses yang terus bergerak dan berlanjut, seperti Rasulullah melaksanakan hijrah dan membangun peradaban Islam yang mulia pada zamannya.

 

Dalam perjalanan panjang ini, tentu banyak hal yang telah kita capai, tetapi kita harus jujur, masih banyak lagi yang harus kita selesaikan. Kalau kita mengatakan semuanya sudah baik, semuanya sudah tercapai, itu namanya takabur. Tetapi kalau ada yang mengatakan, nggak ada yang baik, pemerintah ini, semuanya mundur, namanya tidak jujur. Saya mengajak keluarga besar PKB yang baik-baik kita pertahankan, yang belum baik, mari kita perbaiki bersama-sama.

 

Mengapa saya senang kalau PKB datang ke desa? Saya sering ketemu dengan Kyai Agil Siraj. Saya juga senang kalau Nahdlatul Ulama aktif dalam pembangunan desa, karena 60% saudara-saudara kita yang masih miskin, insya Allah nanti tidak akan miskin pada saatnya, itu tinggal di perdesaan. Kalau kita berbuat untuk mereka, maka kemiskinan secara bertahap akan berkurang.

 

Desa juga basis ketahanan masyarakat. Kalau desanya rapuh, masyarakatnya rapuh. Saya telah menganjurkan jangan kita silau dan serba berpikir global, go global. Mari kita sekarang go local, turun ke desa-desa, ke ujung-ujung negeri ini menyapa, memperbaiki, meningkatkan kehidupan masyarakat kita yang ada di desa-desa itu, termasuk ketahanan pangannya, termasuk kerukunan di antara mereka, toleransi di antara mereka. Indonesia terdiri dari provinsi-provinsi, provinsi terdiri dari kabupaten dan kota, kabupaten terdiri dari kecamatan-kecamatan, kemudian desa terbagi habis. Kalau semua masyarakat di setiap desa itu rukun, kalau ada masalah dapat diselesaikan dengan damai, maka Indonesia, insya Allah akan menjadi lautan kedamaian, keteduhan, dan toleransi.

 

Lingkungan, saya senang, mari kita hijaukan negeri kita ini. Ini bukan hijau politik, hijau benar, menanam pohon sebanyak-banyaknya, meskipun insya Allah barokahnya PKB dapat nanti. Kalau lingkungan baik, hijau, polusi berkurang, banjir berkurang, tanah lonsor berkurang, kemarau panjang berkurang, gagal panen berkurang, akhirnya rakyat yang akan bahagia. Mari kita pelihara lingkungan. Oleh karena itu, para pimpinan PKB, para sesepuh PKB, tema yang bagus, pengabdian untuk desa dan lingkungan, semoga sungguh dilaksanakan sehingga membawa manfaat bagi rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Dua harapan saya terakhir, pertama, dalam rangka pematangan kehidupan demokrasi di negeri ini, mari kita bangun kehidupan demokrasi yang baik. Roh dari demokrasi adalah kebebasan, freedom. Tetapi freedom itu tetaplah dijaga akhlaknya. Kebebasan itu harus bergandengan tangan dengan kepatuhan pada pranata dan aturan yang berlaku. Kalau ada kompetisi, kompetisi intra partai, kompetisi pimpinan kepala daerah, kompetisi pada tingkat nasional alias pemilihan umum, mari kita laksanakan dengan baik, dengan jujur, terbuka, adil dan sebagainya.

 

Kemudian kalau kita sedang berpolitik, di DPR misalnya, DPRD, di manapun sedang membahas isu-isu yang penting, bahaslah dengan baik. Masalah-masalah yang substantif sangat banyak. Jangan habis waktu kita untuk membahas yang sesungguhnya masih belum se-substantif masalah-masalah yang lain, isu-isu pembangunan, isu-isu yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan itu juga mencerminkan kualitas dari demokrasi di negeri ini. Itu pesan dan ajakan yang pertama.

 

Pesan dan ajakan yang kedua, atau menutup sambutan ini, saya menggarisbawahi, marilah bersama-sama kita wujudkan di negeri tercinta ini, di dunia ini. Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Dengan cara umat Islam wajib, di manapun ia berada, baik di Indonesia maupun di negara manapun untuk menaburkan salam dan kedamaian. Ubah persepsi dunia katanya Islam itu keras, tidak, Islam itu penuh dengan salam kedamaian, Islam itu menyapa, Islam itu toleran, Islam itu senang dengan kasih sayang.

 

Mari, Islam menjunjung tinggi keadilan, mari kita junjung keadilan yang setinggi-tingginya. Islam mengedepankan kesejahteraan, termasuk keberpihakan pada kaum dhuafa, mari kita wujudkan di negeri ini dan di manapun. Islam jelas memerangi berbagai bentuk kejahatan dengan amar ma'ruf nahi munkar-nya. Mari kita perangi kejahatan-kejahatan itu, kemungkaran-kemungkaran itu dengan cara-cara yang baik, jangan dengan cara-cara yang munkar atau yang lebih munkar dari kejahatan itu. Kalau itu kita laksanakan, insya Allah dunia akan melihat Islam sungguh menjadi penabur rahmat bagi semua, bagi semesta alam. Islam sebagai rahmatan lil ‘aalamin.

 

Dengan pesan dan harapan itu, saudara-saudara, akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhaanahu Wata'aala, dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Musyawarah Kerja Nasional dan Forum Kerja Sama Program Legislatif dan Eksekutif Partai Kebangkitan Bangsa dengan resmi saya nyatakan dibuka.

 

Sekian.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan

Kementerian Sekretariat Negara RI