Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 12 Juni 2010
Di baca 877 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PEMBUKAAN PESTA KESENIAN BALI KE-32

DI DENPASAR, PROVINSI BALI

TANGGAL 12 JUNI 2010

 

 

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Saudara-saudara,

 

Segenap masyarakat Bali yang saya cintai,

 

Para tamu undangan dan hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Om Swastiastu,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pada malam ini, kita dapat berkumpul bersama di Pulau Dewata yang indah dan mempesona ini, untuk menghadiri acara pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32 Tahun 2010. Sebuah pesta kesenian tahunan yang tidak saja meriah, namun juga khas dan unik, yang mengetengahkan puncak-puncak kreativitas masyarakat Bali dalam berbudaya. Ini juga sebuah pesta kesenian yang ditunggu-tunggu, tidak hanya oleh masyarakat Bali, tetapi juga oleh para wisatawan, baik yang datang dari dalam negeri maupun dari mancanegara.

 

Pada kesempatan yang baik ini pula, saya ingin menyampaikan ucapan selamat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Gubernur Bali dan jajaran, kepada para seniman dan budayawan, serta kepada segenap masyarakat Bali, atas terselenggaranya pesta kesenian yang meriah ini. Semoga jerih payah saudara-saudara, dalam mempertahankan dan mengembangkan kesenian Bali, tidak hanya dapat memelihara dan melestarikan warisan budaya bangsa, tetapi juga warisan kebudayaan umat manusia.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sejak dulu, Pulau Bali telah dikenal sebagai pulau terindah di Dunia. Sebuah pulau yang menyajikan pemandangan alam yang mempesona. Karena keindahan dan kekayaan tradisi yang dimiliki penduduknya, Bali disebut sebagai pulau dewata, the Island of Gods. Di samping itu, keselarasan di antara manusia dan alam yang menjadi kepercayaan utama, menyebabkan Bali juga mendapat julukan sebagai "the island of paradise". Dihuni oleh masyarakat yang ramah dengan keragaman budaya yang khas, pulau Bali telah menjadi sentra seni dan budaya yang dapat dinikmati, diapresiasi dan bahkan juga dicintai oleh masyarakat dunia. Pulau Bali telah menjadi ikon pariwisata Indonesia, dan menjadi salah satu tujuan utama wisatawan mancanegara.

 

Sungguh, saya hormat dan bangga kepada masyarakat Bali. Masyarakat yang dalam kehidupan kesehariannya, senantiasa taat melakukan kemuliaan ibadah beragama. Masyarakat yang juga tidak pernah berhenti dalam berkreasi dan menciptakan karya budaya. Hal itulah yang mendorong kreativitas berkesenian masyarakat Bali terus tumbuh dan berkembang, seirama dengan nilai-nilai religi dan tradisi.

 

Saudara-saudara,

 

Rasa bangga saya semakin bertambah, terutama kepada anak-anak Bali yang cerdas dan rajin belajar, sehingga meraih capaian yang sangat membanggakan pada pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini. Prestasi akademik yang luar biasa telah diraih, baik oleh murid-murid SMA dan SMP, maupun sekolah-sekolah SMA dan SMP di Bali. Prestasi gemilang itu diraih oleh SMPN 1 Denpasar Bali, dengan nilai rata-rata 9,38, dan seluruh siswanya lulus 100 persen. Dan untuk SMA diraih oleh SMAN 1 Denpasar, dengan nilai rata-rata 9,28, dengan tingkat kelulusan 99,76 persen. Dengan demikian saudara-saudara, Provinsi Bali berada di posisi paling atas, dalam prestasi Ujian Nasional SMA dan SMP tahun 2010 ini.

 

Saya punya keyakinan, bahwa prestasi gemilang yang dicapai oleh putra-putri Bali dalam bidang pendidikan ini, adalah cerminan dari tingginya semangat dan tekad masyarakat Bali, untuk senantiasa sukses dan terus membangun masa depan yang lebih baik. Sikap dan mentalitas ini patut diteladani, sebab, kita tahu, bahwa hanya dengan semangat, tekad dan kerja keraslah sebuah bangsa akan maju dan sukses. Di berbagai kesempatan sering saya sampaikan, bahwa manusia dan bangsa Indonesia harus bermental "harus bisa" (can do spirit), bersikap optimis dan tidak pesimis, berpikir positif dan tidak selalu negatif, serta berjiwa terang penuh pengharapan. Kita ingin membangun budaya unggul, the culture of excellence di negeri tercinta ini. Apa yang ditunjukkan oleh masyarakat Bali, dalam membangun masa depannya, saya nilai telah menunjukkan sikap dan perilaku positif seperti itu.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Setiap kali diselenggarakan Pesta Kesenian Bali, setiap kali pula saya tergerak untuk hadir dan menikmatinya, dengan apresiasi yang tinggi. Pesta Kesenian Bali sungguh menawarkan pesta yang kaya akan warna, seperti pawai kesenian yang beragam, pagelaran seni dengan kreativitas yang tinggi, pameran yang meriah, serta sarasehan budaya yang mencerahkan. Semuanya itu, sungguh sayang untuk dilewatkan.

 

Pesta Kesenian Bali tahun ini mengangkat tema: "Sudamala" yang artinya "Mendalami Kemurnian Nurani". Tema ini, saya nilai memiliki makna yang sangat dalam. Tema ini memberikan pemahaman dan penghayatan dalam penyucian diri, sekaligus memelihara kemuliaan nurani. Kemuliaan nurani, sesungguhnya juga merupakan puncak dari pancaran sikap, keluhuran budi, dan budaya adiluhung.Tema ini juga berkaitan dengan olah akal, budi, dan rohani, yang sangat relevan dengan upaya kita, untuk terus mengkampanyekan pentingnya karakter bangsa, agar bangsa kita menjadi bangsa yang unggul dan mulia. Unggul dalam ilmu, dan mulia dalam keadaban. Sebuah bangsa yang ingin maju, membutuhkan perpaduan yang harmonis di antara ketajaman pikiran, kehalusan budi, dan kemurnian nurani.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa di era global sekarang ini, dalam memelihara identitas budaya, kita dihadapkan pada persoalan-persoalan yang besar. Persoalan itu antara lain adalah, intervensi budaya yang tidak selalu sejalan dengan kearifan lokal, dan juga krisis identitas. Tentu saja, kita tidak boleh terbawa arus global yang sering bergerak tanpa batas. Kita harus tetap menjaga identitas kebangsaan dan kebudayaan kita. Kebudayaan Indonesia yang memiliki karakter dan rohnya sendiri.

 

Kita patut bersyukur, Pesta Kesenian Bali tetap konsisten sebagai pesta rakyat. Pesta yang tidak hanya menampilkan kreativitas seni dan budaya tradisional, tetapi juga pertunjukan kesenian modern dan kontemporer. Hal itu saya nilai positif, agar sebuah seni budaya tidak statis, tetapi terus hidup dan berkembang.

 

Pesta Kesenian Bali, juga telah menjadi jembatan budaya, jendela informasi dan komunikasi antara budaya lokal dengan budaya global. Interaksi positif dari berbagai bangsa, negara, dan agama seperti inilah, yang akan membangkitkan kesadaran multikultural. Kesadaran yang dapat memperkokoh pandangan dan sikap hidup yang konstruktif di era global. Oleh karena itu, tidak berkelebihan kiranya, jika dikatakan, bahwa Pesta Kesenian Bali adalah pesta kebudayaan rakyat Indonesia, yang dapat dinikmati oleh masyarakat dunia. Sebuah kekayaan budaya tradisional yang sarat dengan nilai-nilai universal.

 

Melalui Pesta Kesenian Bali, marilah kita perkokoh solidaritas di antara bangsa-bangsa. Mari kita bangun kesadaran multikultural yang melampaui batas-batas identitas. Dari Bali, mari kita persembahkan kepada dunia, sebuah warna-warni budaya yang indah, warna-warni yang menjembatani harmoni di antara kebudayaan dan umat manusia yang berbeda-beda. Malam ini saudara-saudara, saya juga ingin menyampaikan, bahwa sudah agak lama saya bersama tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan budaya, baik nasional maupun Bali, menggagas diselenggarakannya World Cultural Forum, yang secara berkala dapat diselenggarakan di Pulau Dewata ini. Jika setahun sekali diselenggarakan World Economic Forum di Davos, Swiss, Eropa, maka suatu saat, di Bali, Indonesia, kita juga dapat menyelenggarakan World Cultural Forum, yang dapat dihadiri oleh para pakar dan pecinta seni budaya, para pakar pengetahuan dan teknologi, para ahli sejarah dan warisan dunia, para pengelola pariwisata dan dunia bisnis lainnya, para ahli dan LSM Lingkungan, serta para politisi dan pemimpin dunia atau World Leaders, untuk bersama-sama membahas dan memikirkan kehidupan dunia yang lebih baik di masa depan. Dalam kaitan ini saya mengajak tokoh-tokoh Bali untuk memikirkan dan merealisasikan gagasan ini.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya mengajak segenap jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Bali, para seniman dan budayawan, para akademisi, serta para kritikus seni dan budaya untuk menjadikan Pesta Kesenian Bali sebagai ajang temu kreativitas dan inovasi. Jadikan pesta ini tidak hanya sekedar pesta seni semata, tetapi juga ajang dialog budaya yang mencerahkan dan mencerdaskan.

 

Mari kita jadikan pula Pesta Kesenian Bali sebagai ajang promosi pariwisata Bali, sekaligus pariwisata nusantara secara keseluruhan. Mari kita tampilkan hasil karya para seniman dan budayawan terkemuka kita, untuk menarik para wisatawan, agar mereka dapat menikmati keragaman budaya dan ekspresi multikultural kita.

Mari kita tingkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif yang mengedepankan nilai-nilai luhur budaya bangsa, baik melalui pengembangan kepariwisataan yang berbasis lingkungan atau eco tourism, maupun ekonomi berbasis budaya, culture based economy.

 

Beberapa saat yang lalu saya berbicara dengan Gubernur Bali, saudara Made Mangku Pastika, berkenaan dengan gagasan untuk membangun Green Bali, atau Bali dalam gerak kehidupan dan pembangunannya yang selalu berwawasan lingkungan. Saya mendukung penuh cita-cita dan gagasan itu. Suatu saat di masa depan, masyarakat Bali, bangsa Indonesia, dan bahkan dunia akan bersyukur, bangga dan bahagia, apabila Bali benar-benar menjadi Provinsi yang memiliki perekonomian yang maju, kesejahteraan yang tinggi, nilai-nilai agama dan budaya yang luhur, serta kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, rukun dan damai, yang kesemuanya tetap dalam keindahan alam dan kelestarian lingkungan yang terjaga baik. Itulah saudara-saudara, masa depan Bali yang kita cita-citakan bersama.

 

Saudara-saudara,

 

Akhirnya, saya mengajak para wisatawan domestik dan mancanegara, untuk mengunjungi dan menikmati Pesta Kesenian Bali ini. Manfaatkanlah liburan saudara-saudara untuk mengunjungi, mengapresiasi, dan menikmati karya seni dan budaya Bali khususnya, dan kekayaan budaya bangsa Indonesia pada umumnya.

Demikianlah pesan, harapan dan ajakan saya pada kesempatan yang membahagiakan ini. Akhirnya, dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Pesta Kesenian Bali ke-32 tahun 2010, dengan resmi saya nyatakan dibuka.

 

Terima kasih,

 

Om Santi, Santi, Santi Om,

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI