Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2562, Jakarta, 14 Februari 2011

 
bagikan berita ke :

Senin, 14 Februari 2011
Di baca 1208 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK NASIONAL 2562

DI BALAI SAMUDERA, JAKARTA

TANGGAL 14 FEBRUARI 2011

 

 

 

Para Tamu Undangan dan Hadirin yang saya hormati,

 

Segenap Umat Konghucu di seluruh tanah air yang saya cintai,

 

Salam dalam kebajikan,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Dengan terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, pada malam yang membahagiakan dan semoga senantiasa penuh berkah ini, atas nama negara dan pemerintah saya ingin mengucapkan selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2562, kepada segenap Umat Konghucu dan etnis Tionghoa. Semoga perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi Saudara semua.

 

Saya ingin menyampaikan permohonan maaf dari Ibu Negara, Ibu Ani, yang selama ini selalu mendampingi saya di dalam merayakan Tahun Baru Imlek, malam ini berhalangan karena sakit, setelah kemarin mendampingi saya dalam kunjungan ke Nusa Tenggara Timur, selama empat hari tiga malam.

 

Ibu Ani menyampaikan ucapan selamat kepada Saudara yang merayakan Tahun Baru Imlek, dengan ucapan yang sama, semoga perayaan Tahun Baru Imlek Tahun ini membawa kebaikan bagi yang merayakan dan bagi kita semua.

 

 

 

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Segenap Umat Konghucu yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Tema Imlek tahun ini adalah "Harta benda menghias rumah, laku bijak menghias diri". Tadi saya menyimak dengan seksama sambutan dari Ketua Umum Matakin, Bapak Wawan Wiratma, juga doa Imlek, yang disampaikan oleh Bapak Budi Santoso Tanuwibowo, dan juga narasi Imlek, yang disampaikan oleh Bapak Uung Sendana.

 

Kalau kita simak dan dengarkan baik-baik apa yang disampaikan tadi, sesuai dengan tema perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini, adalah sesuatu yang penuh dengan ajaran luhur pesan-pesan spiritual dan tuntunan moral. Semoga apa yang disampaikan melalui tema ini dapat dilaksanakan oleh segenap Umat Konghucu Indonesia yang sesungguhnya apa yang disampaikan tadi hakekatnya juga berlaku bagi semua karena pesan-pesan tadi, lebih bermakna sebagai nilai kehidupan daripada sebuah akidah.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Terhadap penuntasan pemberian perlakuan yang adil dan pelayanan administrasi yang baik kepada Umat Konghucu, saya tegaskan, untuk yang kesekian kalinya, bahwa negara dan pemerintah bukan hanya telah membuktikan dan meniadakan kebijakan yang diskriminatif, tetapi juga terus meningkatkan pemberian pelayanan yang adil dan baik kepada semua penganut agama, termasuk Umat Konghucu. Banyak yang sudah kita capai, dan banyak pula yang telah pemerintah lakukan.

 

Oleh karena itu, sejumlah permasalahan teknis dan admnistratif, yang masih terjadi di beberapa daerah saya minta dapat benar-benar dituntaskan. Kepada Kementerian Agama dan Para Gubernur, Kepala Daerah,  agar tahun ini dan tahun depan dapat menuntaskan permasalahan yang tersisa, yang berkaitan dengan perlindungan dan pelayanan kepada Umat Konghucu.

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Negara kita adalah negara hukum, negara demokrasi, negara multi-religi dan multi-kultural. Marilah kita menjalankan dan mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan kaidah negara hukum, negara demokrasi, dan negara multi-religi dan multi-kultiral ini.

 

Marilah kita terus belajar dan senantiasa menjalankan nilai dan perlaku yang bajik dan bijak, seperti saling menghormati, toleransi satu sama lain, serta tetap rukun dan bersatu sebagai sebuah bangsa. Jika ada permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antar-komunitas atau antar-umat beragama, marilah kita selesaikan secara tepat, jernih, dan damai, sesuai dengan konstitusi, undang-undang, dan pranata-pranata lainnya.

 

 

Jika permasalahan itu berkaitan dengan akidah agama, marilah pula kita carikan solusinya yang tepat, dengan pula mendengarkan pandangan dari para pemuka agama itu.

 

Yang jelas, mari kita cegah dan jauhi tindakan kekerasan dalam mengatasi permasalahan itu. Sebab, Saudara-saudara, jika kita terjebak dan mudah melakukan kekerasan dan main hakim sendiri, maka sesungguhnya kita mengingkari dan merusak nilai, norma, kaidah negara hukum, negara demokrasi, dan negara yang menjunjung tinggi multi-kulturalisme dan kerukunan antar-umat beragama.

 

Itulah, Saudara-saudara, yang dapat saya sampaikan pada hari yang bersejarah dan membahagiakan ini. Sekali lagi, Selamat Tahun Baru Imlek kepada Umat Konghucu dan etnis Tionghoa di seluruh tanah air.

 

Marilah kita semua, seluruh rakyat Indonesia, tetap rukun dan bersatu dalam mengatasi berbagai tantangan yang kompleks dan terus membangun untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

 

Sekian,

 

Terima kasih.