Sambutan Presiden RI pada Peresmian Bandara Internasional Lombok, Lombok Tengah, 20 Oktober 2011

 
bagikan berita ke :

Kamis, 20 Oktober 2011
Di baca 757 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA PERESMIAN BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK

DI
LOMBOK TENGAH, NTB

TANGGAL 20 OKTOBER 2011

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati, sahabat saya, Bapak Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu Ida,

Para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, para anggota DPR RI dan DPD RI,

Saudara Direktur Utama dan Komisaris Utama Angkasa Pura I,

Yang saya cintai Saudara Gubernur Nusa Tenggara Barat, beserta segenap pimpinan daerah yang bertugas di Nusa Tenggara Barat, baik dari unsur eksekutif, jajaran DPRD, jajaran yudikatif, maupun TNI dan Polri,

Yang saya cintai dan saya muliakan para pemuka agama, para tuan guru, para tokoh masyarakat, pemuka adat,

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kepada kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan insya Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita, kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Atas nama pemerintah dan negara, saya ingin mengucapkan selamat atas selesainya pembangunan bandara internasional Lombok ini, disertai ucapan terima kasih dan penghargaan kepada jajaran Kementerian Perhubungan, jajaran Angkasa Pura I, dan tentunya pemerintah daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan impian saudara-saudara kita yang ada di NTB ini, Lombok khususnya, terwujudnya bandar udara internasional yang megah, yang insya Allah akan segera kita gunakan.

 

Saudara-saudara,

 

Hadirnya bandar udara internasional Lombok ini, saya katakan tepat waktu. Mengapa tepat waktu? Pertama, secara nasional jasa atau bisnis angkutan udara itu meningkat secara signifikan. Ini menunjukkan, alhamdulillah, berkat kerja keras kita semua, tahun-tahun terakhir ini, ekonomi terus tumbuh, penghasilan masyarakat juga meningkat, meskipun masih harus terus kita tingkatkan. Dan yang disebut middle class, atau golongan menengah juga makin meningkat. Otomatis, penggunaan jasa angkutan udara meningkat. Kemarin, pada saat kita mengelola mudik lebaran, dilaporkan kepada saya, pengguna angkutan kereta api menurun sedikit, sekitar 3%, tetapi pengguna angkutan udara naik sekitar 15%. Ini menunjukkan bahwa secara nasional, memang kebutuhan masyarakat untuk jasa angkutan udara meningkat.

 

Itu yang pertama secara nasional. Sedangkan secara lokal, atau provinsial, atau daerah, Nusa Tenggara Barat amat potensial untuk menjadi kawasan wisata. Wisata yang insya Allah akan menjadi tujuan dari wisatawan, baik internasional maupun domestik. Oleh karena itu, diperlukan bandar udara yang bertaraf internasional.

 

Yang ketiga, saya mendengarkan dengan seksama, apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur tadi, dan juga oleh Menteri Perhubungan tadi, bahwa ada keinginan masyarakat agar bandar udara ini bisa menjadi salah satu tempat embarkasi dan debarkasi dari jamaah haji. Saya berharap segera dikaji dan dipersiapkan, untuk bisa kita wujudkan, tentunya bukan hanya NTB, tetapi NTB-NTT, bahkan Bali kalau perlu. Paling tidak NTB-NTT, karena ada syaratnya berapa kapasitas penumpang yang diperlukan untuk ditentukan sebuah bandara menjadi tempat embarkasi dan debarkasi penuh. Harapan saya bisa diwujudkan nantinya untuk menjadi tempat embarkasi penuh.

 

Yang keempat, mengapa hadirnya bandara ini tepat waktu, itu sejalan dengan upaya kita untuk membangun konektivitas, keterhubungan, baik secara domestik antar pulau, antar provinsi, maupun konektivitas pada tingkat regional, Asia Tenggara khususnya. Dengan empat alasan itulah, maka alhamdulillah, bandar udara yang sudah lama dimimpikan dan dinantikan ini akhirnya dengan izin Allah dapat kita hadirkan.

 

Saudara-saudara,

 

Saya mendengarkan tadi, sejak dilaksanakan ground breaking pada tahun 2005, bandara ini rampung setelah enam tahun kita bangun. Mestinya, bisa lebih dipercepat, tetapi mungkin ada faktor cuaca, iklim. Tetapi juga ada masalah, waktu itu pembebasan atau penyediaan tanah. Oleh karena itu, marilah kita jadikan pelajaran. Kemarin, di Jakarta, saya memberikan instruksi agar pembebasan tanah itu berjalan dengan tertib dan baik. Yang penting masyarakat jangan dirugikan, masyarakat diberikan hak-haknya yang tepat.

 

Tetapi, kita juga meminta dukungan masyarakat untuk kepentingan seperti ini, bukan untuk yang lain-lain, akhirnya bisa mengembangkan daerah, dan kalau daerah berkembang, masyarakat juga bisa menikmati hasilnya. Yang penting jangan ada makelar atau mafia atau mereka-mereka yang bermain. Rakyatnya tidak dapat apa-apa, mereka itu yang menghambat pembangunan, mereka itu yang mengganggu semuanya. Sekali lagi, mari kita jadikan pelajaran, jangan sampai infrastruktur terhenti karena penyediaan tanah yang tidak kunjung selesai. Kuncinya, untuk kepentingan umum, kepentingan negara, rakyat jangan dirugikan, dan pembangunan segera berlangsung.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Apa yang dilaporkan tadi, tentang konsep pembiayaan pembangunan bandara ini juga menjadi model yang baik, contoh yang baik. Dari biaya hampir senilai Rp 1 trilliun, besar. Saudara-saudara, Rp 945 milliar, itu hampir Rp 1 trilliun. Rp 800 milliar kurang lebih dari Angkasa Pura I, BUMN kita. Sedangkan sisanya Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten. Ini adalah contoh yang baik. Mudah-mudahan daerah lain mencontoh pembangunan seperti ini. Mengapa? APBN kita ini, memang makin besar, alhamdulillah, tapi yang dibiayai banyak. Banyak sekali infrastruktur, antara lain bandara, di seluruh Indonesia yang harus kita bangun, belum jembatan, jalan, irigasi, bendungan, dan sebagainya. Kalau semua menggunakan uang APBN, jelas tidak cukup, atau ngantrinya terlalu lama masing-masing provinsi untuk mendapatkan alokasi anggaran APBN.

 

Oleh karena itu, infrastruktur yang punya nilai komersial, kita harapkan menggunakan anggaran non APBN utamanya. Biasanya swasta atau BUMN, dan ada kontribusi dari daerah. Ini adalah model yang sangat baik. Saya juga baru memberikan instruksi kemarin, ketidakpuasan saya menyangkut APBN dan APBD. Terlalu banyak yang digunakan untuk biaya belanja rutin, belanja operasional, belanja pegawai, dan terlalu sedikit untuk belanja modal, membangun infrastruktur, dan anggaran yang langsung dirasakan oleh rakyat. Mulai tahun depan insya Allah akan kita ubah semuanya itu. Saya minta APBD juga begitu. Jangan habis untuk biaya rutin, untuk belanja pegawai, operasional, dan sebagainya. Contohnya seperti ini, sebagian digunakan untuk membangun infrastruktur yang hasilnya akan dirasakan oleh rakyat.

 

Saya benar-benar senang dan mudah-mudahan ini akan menjadi model untuk kita lakukan nanti di tempat-tempat yang lain. BUMN kita juga saya koreksi habis-habisan kemarin. Besar jumlahnya 141, asetnya besar, belanja modalnya Rp. 1.075 trilliun, besar sekali. Belanja modalnya hanya Rp 210 trilliun, penghasilannya, devidennya, pajaknya, belum besar. Kita ingin ubah semuanya. Dengan cara seperti ini, berpikirnya ya seperti dunia usaha, bukan birokrasi. Dan hentikan hidup biaya tinggi dari manajemen BUMN. Dengan demikian bisa dialokasikan untuk membangun seperti ini.

 

Saudara-saudara, hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Harapan kita, semoga dengan telah dibangunnya bandar udara internasional ini, ekonomi NTB makin meningkat, daerah dan masyarakat ini makin maju, terutama untuk pengembangan wisata bertaraf internasional. Besok, saya akan meresmikan ground breaking, pengembangan Kawasan Wisata Mandalika. Hari ini, inipun sejarah bagi NTB, saya akan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Bapak Muhammad Najib. Pertemuan bilateral internasional yang kami pilih dilaksanakan di NTB ini, di Lombok ini, dan nanti kami akan bertemu di salah satu kawasan wisata Mandalika.

 

Hari ini juga, saya dengan Pak Jusuf Kalla nanti akan mengkampanyekan untuk memilih Komodo, Vote for Komodo, sebagai salah satu dari Wonder of the World. Kita bersyukur setelah keris, angklung, batik, wayang menjadi warisan dunia, heritage. Maka kita berharap Komodo ini juga akan menjadi bagian dari dunia kita, The Wonder of the world dengan cara mari kita semuanya, vote, memilih untuk komodo kita.

 

Kembali kepada bandara, usulan Pak Gubernur untuk memperpanjang run way dari 2.750 meter menjadi 3.000 meter minimal, saya setujui. Silakan Menteri Perhubungan, Angkasa Pura I, tentunya bersama Pemerintah Daerah, segera mewujudkannya, jangan terlalu lama.

 

Yang kedua, saya tidak tahu apakah Menteri PU ada di sini. Melewati Menko Perekonomian, akses jalan keluar masuk tadi, saya hitung cuma 30 km, segera diselesaikan. Dengan demikian bisa melengkapi infrastruktur yang diperlukan oleh bandar udara ini.

 

Saudara-saudara,

 

Kemarin, waktu saya datang dari tempat ini menuju ke tempat pertemuan dengan Pak Najib, Perdana Menteri Malaysia insya Allah hari ini, saya bertemu dengan ribuan saudara-saudara kita, Pak Gubernur. Mereka secara spontan seperti bersyukur dan menyambut hadirnya bandar udara ini. Saya pun ikut terharu. Oleh karena itu, saya berpesan kepada Angkasa Pura I, kepada Pak Gubernur, Pak Bupati, bangunlah tempat di sekitar sini, tentu bukan gedung utama terminal, tempat mereka bisa berkumpul, mungkin seperti taman rekreasi, mereka bisa berjualan, bisa berinteraksi, dan sekaligus bisa melihat take off dan landing-nya pesawat. Intinya, ajaklah mereka ikut bersyukur, bergembira, dan berbahagia terhadap kemajuan yang ada di Lombok Tengah ini.

 

Bahkan nanti, ini pesan saya kepada Pak Gubernur, instruksi saya kepada Pak Gubernur, waktu mengembangkan kawasan Mandalika, ajak masyarakat, libatkan masayarakat untuk bisa bekerja di tempat-tempat itu, dididik dengan baik, dilatih dengan baik, akhirnya mendapatkan pekerjaan yang layak bagi mereka. Itulah hakikat pembangunan, pembangunan untuk manusia, bukan manusia untuk pembangunan. Oleh karena itu, sejak awal harus kita pikirkan bagaimana mereka terlibat dan mendapatkan manfaat dari setiap kemajuan dan pembangunan di negeri ini.

 

Yang terakhir, Saudara-saudara, saya ingin berpesan kepada para pengelola sektor perhubungan, termasuk transportasi udara. Saya ingin dengan perkembangan ekonomi dengan konsep MP3EI, pengembangan ekonomi di seluruh Indonesia dengan koridor-koridor yang kita tetapkan, dengan konektivitas secara domestik, maupun secara kawasan Asia Tenggara, saya berharap sektor perhubungan kita mesti ditingkatkan secara riil, baik perhubungan darat, kereta api, laut, maupun udara. Tingkatkan daya saing, karena kompetisi bisnis perhubungan itu ketat. Kita bisa kalah bersaing dengan maskapai penerbangan negara-negara lain kalau kita tidak memiliki keunggulan, kalau tidak efisien, kalau tidak produktif. Baik regulator maupun operator. Regulator jajaran Kementerian Perhubungan, operator adalah mereka yang mengelola maskapai penerbangan, juga harus bekerja keras dan bersinergi, saling bertanggung jawab untuk memajukan sektor perhubungan ini. Tolong dilengkapi infrastruktur dan instrumen yang diperlukan agar semuanya menjadi unggul, handal, tidak mudah ada gangguan, dan tentunya meningkatkan daya saing.

 

Saya menggaris bawahi pentingnya faktor keselamatan, keamanan, dan tentunya kenyamanan. Akhir-akhir ini, terjadi lagi kecelakaan angkutan kita, utamanya laut dan udara. Bekerja keraslah jajaran Kementerian Perhubungan, termasuk operator, semua, agar keselamatan para penumpang itu diutamakan. Rawatlah bandar udara ini baik-baik. Saudara sudah dengar biayanya hampir Rp 1 trilliun. Semuanya itu adalah uang negara, BUMN pun juga uang negara. Apalagi APBN dan APBD. Banyak peralatan yang canggih dan sensitif, pelihara dengan baik, jaga baik-baik, lakukan manajamenen di terminal yang baik supaya semuanya puas, penumpangnya senang, servisnya baik, cepat, mudah, murah, dan sebagainya.

 

Dan yang terakhir, segera perindah lingkungan bandara ini, bikin hijau. Saya lihat pohon-pohon trembesi, atau ki hujan, atau rain trees sudah ada, tapi kurang. Pak Gubernur, saya akan menyumbang 10.000 pohon trembesi dan yang keras-keras lainnya untuk mempercepat penghijauan dan keindahan kawasan bandar udara ini. Itulah harapan dan ajakan saya, sekaligus instruksi saya pada jajaran pemerintah, termasuk Angkasa Pura I agar sekali lagi hadirnya bandar udara ini membawa manfaat bagi kita semua, utamanya bagi saudara-saudara kita di Nusa Tenggara Barat, dan utamanya di Lombok. Dengan pesan dan harapan itu, maka Saudara-saudara, dengan terlebih dahulu memohon rida Allah SWT, dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Bandar Udara Internasional Lombok saya resmikan penggunaannya. Sekian.

 

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI