Sambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Percandian Muaro Jambi, Jambi, 22 September 2011

 
bagikan berita ke :

Kamis, 22 September 2011
Di baca 768 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERESMIAN KAWASAN PERCANDIAN MUARO JAMBI

MENJADI KAWASAN WISATA SEJARAH TERPADU

DI MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI

TANGGAL 22 SEPTEMBER 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, Yang Mulia Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Gubernur Jambi dan para Pimpinan serta pejabat negara yang bertugas di Jambi,

 

Yang saya cintai, para pemuka agama, para pemuka adat, para tokoh masyarakat, para cendekiawan, para budayawan,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, Saya mengajak Saudara semua untuk, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan tugas, karya, dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

 

Sebagaimana disampaikan oleh Saudara Gubernur Jambi dan Saudara Menteri Kebudayaan dan Pariwista tadi, ada dua acara penting pada kegiatan kita hari ini. Yang pertama adalah penetapan atau peresmian Percandian Muaro Jambi menjadi kawasan wisata sejarah terpadu. Sedangkan yang kedua, implementasi pembangunan yang dilaksanakan, baik secara nasional maupun pada tingkat daerah Provinsi Jambi. Saya ingin menyampaikan harapan dan arahan yang pertama mengait pada, insya Allah, akan ditetapkannya kawasan ini menjadi kawasan wisata sejarah.

 

Saudara-saudara,

 

Benar yang disampaikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tadi bahwa Indonesia memiliki sejarah dan kejayaaan masa lampau yang besar. Kita harus bangga bahwa di bumi Indonesia, di masa silam pernah lahir peradaban yang maju pada zamannya, termasuk sebagaimana yang kita ketahui bersama, ada dua kerajaan yang memiliki wawasan dan jangkauan secara internasional, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit, dan sejumlah kerajaan yang juga memiliki peran yang penting pada waktu itu.  

 

Indonesia sendiri, negara kita ini, sebenarnya adalah merupakan, sebutlah, melting pot atau paduan dari berbagai peradaban. Kita ingat pada abad ke tiga atau keempat yang lalu, Peradaban Budha dan Hindu berkembang di negeri kita yang  itu juga mencermikan peradaban dan budaya timur.

 

Kemudian sekian abad kemudian, datanglah peradaban dan budaya Islam yang juga disebut dengan peradaban Islam itu sendiri serta peradaban yang datang dari Timur Tengah. Kemudian pada perkembangannya lagi datang peradaban barat bersamaan dengan datangnya para kolonialis waktu itu ke negeri kita.

 

Dalam proses sejarah berikutnya hingga hari ini secara relatif damai, sebenarnya terjadilah proses pembentukan peradaban di negeri kita sebagaimana peradaban yang kita miliki sekarang ini. Dari satu nilai ke nilai yang lain, termasuk nilai-nilai dan warisan lokal, yang semuanya akhirnya membentuk our civilization, peradaban kita sekarang ini.

 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati masa lalunya, nilai-nilai dan peradabannya, pemimpin-pemimpinnya, pahlawan-pahlawannya. Oleh karena itu, benar, bahwa di samping kita harus merasa bangga, negara kita memiliki sejarah dan peradaban yang luhur di waktu itu, kita juga harus memiliki keyakinan diri untuk ke depan ini membangun peradaban bangsa yang lebih maju, lebih unggul, dan lebih mulia. Jalan ke arah itu terbuka lebar kalau kita sungguh berketetapan hati, berpikir cerdas dan bekerja keras untuk bersama-sama membangun negeri ini, membangun peradaban yang betul-betul maju dan unggul.

 

Saudara-saudara,

 

Berkaitan dengan itu, yang disampaikan oleh Menteri Jero Wacik tadi, yaitu ide kita untuk menyelenggarakan semacam jejak peradaban, trail of civilizations, dalam arti luas. Kita ingin, Indonesia dalam hal ini, baik di dalam negeri maupun mengajak bangsa-bangsa lain di kawasan ini, untuk membangun kerja sama budaya dan pariwisata yang bertemakan trail of civilizations, jejak peradaban. Contohnya jejak peradaban di era peradaban Budha yaitu kerja sama kepariwisataan dan budaya yang melibatkan Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Myanmar.

 

Demikian juga, kita punya warisan sejarah waktu Islam menjalankan syiarnya di negeri kita ini, misalnya jejak sejarah Wali Songo, yang juga itu menjadi kebanggaan kita di dalam mengenang kembali peradaban para pendahulu-pendahulu kita di waktu yang lalu.

 

Banyak yang bisa kita lakukan di dalam mengembangkan seni, budaya, dan bahkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasiskan warisan budaya dan peradaban itu, sebagaimana yang tadi disebutkan, trail of civilizations, yang  kita mulai dengan kerja sama budaya dan pariwisata dengan negara-negara sahabat.

 

Saudara-saudara,

 

Saya berharap, dengan ditetapkannya Percandian Muaro Jambi ini menjadi kawasan wisata sejarah terpadu, dapat menjadi peluang yang baik bagi Jambi untuk mengembangkan kepariwisataan di tempat ini serta ekonomi lokal. Saya kagum dan saya melihat indah kawasan ini, kalau di tata dengan baik, dengan prakarsa dan inisiatif yang baik, dikelola dengan baik pula, melibatkan para ahli, mengajak masyarakat luas maka, insya Allah, tempat ini akan menjadi kawasan wisata sejarah yang memiliki prospek yang baik di masa depan.

 

Kepariwisataan kita dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang baik, sebagai contoh, tahun 2004 yang lalu, jumlah wisatawan manca-negara yang berkunjung ke negeri kita ini baru sekitar lima juta. Pada tahun 2010 yang lalu, sudah lebih dari tujuh juta, perkembangannya baik. Tetapi, kita ingin lebih baik lagi, dengan cara membangun sektor kepariwisataan di seluruh Indonesia.

 

Sektor ini memiliki sumbangan yang tidak sedikit pada perekonomian nasional. Kita ingin daerah-daerah memiliki prakarsa dan inistiaf, sebagaimana prakarsa Jambi, di mana kita berada hari ini, untuk mengembangkan objek pariwisatanya masing-masing. Pemerintah pusat akan membantu, memfasilitasi, dan ikut mempromosikan ke berbagai wilayah dunia agar tempat-tempat itu makin ke depan makin berkembang.

 

Kalau kawasan wisata di negeri kita ini makin berkembang, maka lapangan pekerjaan akan banyak diciptakan dengan pengembangan sektor pariwisata ini. Dengan demikian, pengangguran saudara-saudara kita akan juga terus berkurang. Kuncinya, inisiatif dan prakarsa daerah dan kemudian fasilitasi dan bantuan pemerintah pusat.

 

Beberapa saat yang lalu, saya sudah menetapkan sejumlah kebijakan. Sebagai contoh, untuk mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia bagian timur, sangat terbuka, luar biasa potensi yang ada di tempat itu, sehingga kalau kebijakannya tepat baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, infrastrukturnya kita bangun lebih banyak lagi, tentu kawasan itu akan makin berkembang.

 

Saudara-saudara,

 

Banyak faktor yang memungkinkan sebuah negara atau daerah memiliki pengembangan sektor pariwisata yang baik. Yang pertama adalah keadaan alamnya. Di Indonesia luar biasa keindahan alam yang kita miliki. Yang kedua adalah budayanya. Kita punya banyak sekali tampilan budaya yang khas, yang unggul. Masyarakatnya harus ramah, memiliki hospitality yang tinggi, harus siap untuk menjadi tuan rumah di kawasan wisata, yang ke empat makanan atau kuliner. Indonesia sangat kaya dengan keragaman makanan kita, ini juga faktor yang sangat mendukung pengembangan pariwisata.

 

Kemudian yang terakhir adalah tentu harga yang terjangkau yang bisa akses oleh baik oleh wisatawan dalam negeri dan tentunya wisatawan mancanegara. Satu hal lagi, di samping lima faktor tadi, dunia sekarang juga menyukai apa yang disebut dengan green tourism, wisata yang berbasiskan lingkungan atau objek-objek wisata, meskipun tidak berbasiskan lingkungan, tetapi memiliki lingkungan yang baik.

 

Oleh karena itu, mengapa tadi saya berpesan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, dan kepada Gubernur Jambi, untuk menjaga lingkungan yang baik begini, biarkan pohon-pohonnya seperti itu, jangan dipotong, bahkan bisa di tambah lagi dengan demikian menjadi semakin hijau, semakin baik, semakin rindang. Saya berharap, ke depan kita bisa mengembangkan sektor kepariwisataan di negeri kita ini agar menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi yang, menurut saya, potensinya masih besar.

 

Berkaitan dengan itu, kemarin, ketika saya menerima laporan dari Saudara Gubernur yang dihadiri oleh para Bupati dan Walikota, Pimpinan DPRD, dan pejabat yang lain tentang apa yang dilaksanakan di Jambi sekarang ini dan apa yang akan dilakukan di masa depan. Gubernur mengajukan sejumlah rekomendasi kepada saya agar pemerintah pusat memberikan bantuan, dan kemarin sudah saya respon, pada prisipnya pemerintah pusat akan memberikan bantuan agar semua itu bisa dilaksanakan dengan baik.

 

Salah satu yang sudah saya respon kemarin, Bandar Udara Sultan Thaha, yang sekarang ada, ini run way-nya panjangnya adalah 2250, sudah kita tetapkan dan saya sudah putuskan untuk diperpanjang menjadi 2600 meter. Dengan demikian, pesawat berbadan lebar bisa mendarat. Lebarnya yang sekarang 30 meter, akan menjadi 45 meter. Insya Allah, tahun depan akan kita mulai bangun terminal yang baru.

 

Dengan demikian, kalau run way mulai di bangun tahun ini, tahun depan dibangun terminal yang baru, maka harapan kita dalam waktu yang tidak terlalu lama Bandar Udara Sultan Thaha akan menjadi Bandara Udara Internasional. Harapan saya, lebih menghidupkan lagi perekonomian di tempat ini, termasuk kepariwisataan di provinsi ini. 

 

Saudara-saudara,

 

Agenda yang kedua, kita saksikan tadi, adalah bagaimana kita terus menggalakkan pembangunan di negeri ini, termasuk pembangunan di Provinsi Jambi yang sama-sama kita cintai.

 

Sekarang ini, akhir tahun 2011, sebentar lagi akan masuk tahun 2012. Biasanya, menjelang masa-masa pemilu, politik itu mulai menghangat, makin hangat, dan bisa relatif panas, begitu. Itu tidak apa-apa, karena kehidupan demokrasi biasanya begitu. Yang penting saya meminta, mengintruksikan, dan mengajak semua jajaran pemerintah di pusat maupun di daerah untuk fokus, untuk bekerja keras menyukseskan pembangunan yang kita lakukan ini demi kepentingan rakyat kita.

 

Jajaran pemerintah tidak boleh larut, apalagi lalai, menjalankan tugasnya karena atau alasan yang disampaikan harus ikut politik menuju tahun 2014, bisa diatur dengan baik. Kalau ada misi-misi politik, bisa dijalankan misi politk  tanpa harus meninggalkan tugas pokoknya. Ingat, kita semua, yang namanya Presiden, Wakil Presiden tentunya, Gubernur, Bupati, dan Walikota, itu dipilih langsung oleh rakyat. Rakyat memilih secara langsung dengan harapan para pemimpin itu memfokuskan pikiran, waktu, dan tenaganya untuk melaksanakan pembangunan bagi mereka.

 

Marilah kita jalankan amanah rakyat ini. Kita di mandatkan, dipilih oleh mereka untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan. Oleh karena itu, sekali lagi, meskipun makin ke depan politik akan makin hangat, tetapi jajaran pemerintah harus lebih fokus pada menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Tidak dilarang ikut serta dalam misi politik, sekali lagi, tetapi tolong Saudara bisa memprioritaskan dan mana yang tidak boleh ditinggalkan manakala kita harus melayani rakyat kita.

 

Arah dan agenda pembangunan kita hingga tahun 2014, pada akhir masa bakti pemerintahan saya, Insya Allah, akan tetap pada tiga pilar yang utama. Kita meningkatkan pembangunan ekonomi di berbagai sektor, di segala bidang, di seluruh wilayah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pertama ekonomi. Yang kedua, kita membangun demokrasi yang lebih matang, yang lebih membawa manfaat bagi rakyat dan sungguh bermartabat, demokrasi yang  berkualitas. Dan yang ketiga, tugas berat tetapi penting kita jalankan, adalah menegakkan hukum dan keadilan di negeri ini, termasuk upaya untuk melanjutkan pemberantasan korupsi. Tiga agenda inilah yang harus terus kita intensifkan di tahun-tahun mendatang.

 

Dalam kaitan itu, pemerintah pusat telah menetapkan sebuah rencana induk  atau master plan untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia, yang terbagi menjadi enam koridor ekonomi, yaitu koridor Sumatera, koridor Jawa, koridor Kalimantan, koridor Sulawesi, koridor Bali dan Nusa Tenggara, dan kemudian koridor Papua dan Maluku.

 

Masing-masing koridor memiliki zona-zona dan cluster-cluster pembangunan ekonominya. Para Gubernur dilibatkan dalam menyusun master plan ini, demikian juga dunia usaha, demikian juga kalangan DPRD. Oleh karena itu, karena semua terlibat sejak awal, mari betul-betul kita sukseskan. MP3EI ini, kalau kita jalankan secara sunguh-sungguh mulai tahun ini sampai dengan tahun 2025 mendatang, lima belas tahun ke depan, negara kita akan sangat berubah, ekonomi kita akan menjadi kuat, dan kuatnya ekonomi diharapkan kita bisa lebih menurunkan angka kemiskinan dan juga pengangguran.

 

Investasi adalah menjadi motor penggerak dari pembangunan ekonomi dalam kerangka MP3EI. Kalau Saudara, para Bupati, Walikota, Gubernur, ingin betul-betul investasi di daerahnya makin berkembang, maka bikinlah peraturan-peraturan daerah yang mendukung berkembangnya ekonomi dan investasi. Ciptakan situasi yang baik, kondisi politik yang stabil, keamanan dan ketertiban masyarakat yang baik, infrastruktur yang makin baik, pelayanan publik yang baik, dan sebagainya.

 

Kalau itu dilaksanakan, pastilah investasi akan berkembang, dunia usaha akan berkembang. Kalau dunia usaha berkembang di kabupaten, di kota dan di provinsi Saudara, maka rakyat yang tadinya menganggur akan dapat lapangan pekerjaan. Kalau dapat lapangan pekerjaan dia punya penghasilan, kalau punya penghasilan bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dan kemudian kemiskinan pasti berkurang. Begitu hukumnya, begitu rules-nya. Oleh karena itu jangan hanya bersemboyan MP3EI, kita bangun ekonomi di negeri kita, yang penting prakteknya, pelaksanaannya di semua daerah di tanah air kita ini.

 

Berkaitan dengan itu Saudara-saudara, kita juga ingin menjalankan kebijakan dan program khusus untuk pengurangan kemiskinan.  Pengalaman di waktu yang lalu, pengalaman banyak negara kalau hanya mengejar pertumbuhan semata maka gap bisa makin besar. Saudara-saudara kita yang miskin, terlalu lama untuk bisa ditingkatkan kesejahteraannya.

 

Oleh karena itulah, pemerintah secara nasional menjalankan program-program penanggulangan kemiskinan, cluster-cluster program pro-rakyat dengan anggaran yang tidak sedikit. Puluhan triliun kita keluarkan tiap tahunnya. Saya berharap, daerah pun, provinsi, kabupaten dan kota juga begitu berpikirnya.

 

Di samping mengembangkan ekonominya dengan hukum-hukum ekonomi, dengan mekanisme pasar yang bisa berlaku di negara manapun juga, tetaplah pemerintah peduli dan menjalankan kebijakan dan program khusus untuk langsung diarahkan bagi penurunan kemiskinan rakyat. Ini yang harus dijalankan, kalau pemerintah pusatnya ya seperti itu, pemerintah daerahnya pun juga seperti itu, maka akan lebih cepat lagi upaya penurunan kemiskinan.

 

Saya kemarin senang mendengarkan laporan dari Gubernur Jambi bahwa program-program daerah klop dengan program pemerintah pusat. Apa yang kita saksikan tadi membantu saudara kita yang belum mampu di bidang pendidikan, di bidang kesehatan, dan di bidang kehidupan yang lain, contoh nyata program-program pro-rakyat, program-program penanggulangan kemiskinan. Saya berharap itu dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan sejalan dengan peningkatan ekonomi dan peningkatan penerimaan negara.  

 

Pemerintah telah memutuskan dan saya akan melihat langsung, bahkan akan merumuskan secara langsung APBN di tahun-tahun mendatang karena saya lihat masih bisa dibikin lebih efisien, lebih optimal, mengurangi belanja rutin yang tidak diperlukan tetapi meningkatkan belanja-belanja lain, misalkan infrastruktur, belanja modal, yang langsung menggerakkan perekonomian, yang langsung dirasakan oleh rakyat. Masih sangat bisa kita bikin seperti itu.

 

Nah, kalau pemerintah pusat nanti bersama-sama dengan DPR RI dan saya sungguh berharap DPR RI memiliki komitmen dan pikiran yang sama, membikin APBN kita lebih tepat di waktu yang akan datang, maka APBD di provinsi kabupaten dan kota juga harus demikian. Kurangi biaya-biaya rutin yang bisa di hemat, arahkan lebih besar lagi anggaran untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Ini penting untuk kita lakukan agar, alhamdulillah, ekonomi kita tumbuh dengan baik ketika negara lain mengalami krisis, alhamdulillah penerimaan negara kita makin besar tahun-tahun terakhir ini ketika negara lain mengalami defisit dan utang yang membikin krisis. Tetapi, itu semua tidak ada artinya kalau pembelanjaan kita, APBN dan APBD kita tidak arahkan agar benar-benar tepat sasaran, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh rakyat kita. 

 

Saudara-saudara,

Hadirin sekalian yang saya cintai,

 

Saya mendengar tadi komitmen untuk meningkatkan penanaman pohon. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan. Jambi ini kawasan yang penting, saya tahu bahwa Jambi menyumbang dalam sektor perkebunan nasional. Kalau saya hitung luasan kebun karet yang ada di Jambi, itu 20% dari luasan sektor karet secara nasional. Kalau tidak salah, tingkat nasional 3,2 juta Jambi sendiri sekitar 600 ribu. Demikian juga kelapa sawit memiliki kontribusi yang besar. Demikian juga Jambi salah satu hutan tropis yang perlu kita pelihara agar Indonesia sebagai paru-paru dunia juga tetap dapat kita jaga dan kita pertahankan.

 

Saya ingin sambil membangun perekonomian, sambil meningkatkan kesejahteraan rakyat, jangan lalai kita menjaga lingkungan kita. Indonesia mulai tahun lalu sudah meningkatkan sasaran penanaman pohon setian tahunnnya. Yang tadinya hanya ratusan juta tiap tahun, mulai tahun lalu, sasaran kita tiap tahunnya adalah satu milyar pohon.

 

Mari kita sukseskan, jangan kendur, harus terus sampai sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun mendatang. Percayalah, kalau bangsa ini, generasi sekarang ini menanam pohon, paling tidak satu milyar pohon setiap tahunnya di seluruh Indonesia, tiga puluh tahun lagi negara kita akan berubah menjadi negara yang berlingkungan baik, green country, dan itu bisa kita capai.

 

Setiap November, secara simbolis, saya memimpin langsung penanaman dengan Menteri Kehutanan. Dan pada hari yang sama, saya berharap, di seluruh Indonesia, para Gubernur, Bupati dan Walikota juga melakukan hal yang sama. Saya juga senang Tentara Nasional Indonesia ikut aktif di dalam melaksanakan program penghijauan ini.  Terima kasih TNI dan juga Polri.

 

Alhamdulillah, gangguan keamanan dalam negeri, konflik-konflik yang berskala nasional, sebagaimana yang terjadi di waktu yang lalu sudah sangat jauh berkurang, hampir dikatakan negara kita menjadi normal. Dahulu TNI kita, batalyon-batalyon TNI kita, hampir tidak pernah berhenti bertugas, paling-paling setelah satu tahun bertugas di Ambon misalnya, atau di Poso, atau di Maluku Utara atau di Aceh, atau di Papua, dua bulan di rumah berangkat lagi, demikian terus-menerus.

 

 Alhamdulillah, keamanan di Aceh menjadi baik seperti ini, demikian juga di Ambon, di Maluku Utara, di Poso, di Papua pun dapat kita kelola dengan baik.  Oleh karena itu, tugas tentara sekarang, berlatih menjaga kesiagaannya, melaksanakan pendidikan-pendidikan, peningkatan kesejahteraan keluarganya, tetapi juga menjalankan tugas-tugas militer selain perang, diantaranya membantu saudaranya ketika mengalami musibah bencana alam maupun tugas-tugas yang lain, termasuk tadi dikatakan ikut dalam penghijauan atau gerakan tanam dan pelihara pohon. Itu ide yang bagus, jalankan TNI dengan ikhlas karena itu bagian dari kemanunggalan TNI dengan rakyat.

 

Saya sudah menyampaikan kepada Panglima TNI beberapa saat yang lalu karena saya kecewa terhadap masih ada tempat-tempat, daerah-daerah yang belum bersih, kotor, maka dalam waktu dekat, kita akan bersama-sama, dengan penuh kesadaran, melaksanakan gerakan nasional untuk membikin negara kita ini makin bersih. Dan di sini, Tentara Nasional Indonesia, dengan misi bakti TNI-nya, akan ikut serta untuk betul-betul meningkatkan kebersihan dalam arti luas, sungai-sungai, selokan-selokan, tempat-tempat, sudut-sudut kota, di RT, di RW, di mana-mana, yang menurut saya keadaannya masih jauh dari bersih.

 

Saya ingatkan, Saudara-saudara, mari kita bikin bersih lingkungan kita, kalau lingkungan kita bersih, jalan kita bersih, tempat-tempat kita bersih, halaman bersih, sungai bersih, semua bersih, hati kita bersih. Kalau hati kita bersih tidak mudah untuk korupsi, tidak mudah untuk menjalankan kejahatan dan apapun. Tidak mudah penyakit berjangkit satu ke tempat yang lain karena lingkungannya bersih. Saya sangat serius dan mari kita jalankan sejak saat ini untuk membikin negeri kita negeri yang bersih, bersih lahir dan bersih batin dari kekotoran, dari kejahatan, dan hal-hal yang menganggu ketertiban kita.

 

Itulah yang dapat saya sampaikan, Saudara-saudara, dan hari ini juga saya akan bertemu nanti dengan saudara-saudara kita petani karet. Saya ingin melihat langsung karena karet ini penting, puluhan ribu kepala keluarga di Jambi ini menyandarkan kehidupannya pada perkebunan karet. Saya ingin dibangun dengan baik, baik produktivitasnya, informasi tentang harga, kemudian bagaimana petani bisa mendapatkan keadilan, dengan harga yang berlaku di luar, dan lain-lain yang harus kita benahi.

 

Dengan demikian ini menjadi sektor unggulan di masa depan, termasuk pembangunan industri atau pabrik-pabrik yang di sebut dengan crumb rubber di tempat-tempat ini yang bisa kita kembangkan lagi. Pendek kata, saya ingin perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet menjadi tulang punggung, tetapi harus lebih modern, jaga kelestarian lingkungan, lebih produktif, petani harus lebih besar lagi penghasilannya. Dengan demikian semuanya akan win, akan happy, akan senang dengan perkembangan perkebunan baik karet maupun sawit ini.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan itu semua, akhirnya kembali pada hajat kita yang pertama untuk penetapan Percandian Muaro Jambi ini menjadi kawasan wisata sejarah terpadu, maka dengan terlebih dahulu memohon rida Allah SWT  dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim "Kawasan Percandian Muaro Jambi" dengan resmi saya tetapkan menjadi kawasan wisata sejarah terpadu.

 

Sekian,

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI