Sambutan Presiden RI pada Peresmian OSO Sports Center, Bekasi, 25 Maret 2011

 
bagikan berita ke :

Jumat, 25 Maret 2011
Di baca 1051 kali

PIDATO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA PERESMIAN OSO SPORTS CENTER
KAWASAN GRAND WISATA TAMBUN, BEKASI, JAWA BARAT

TANGGAL 25 MARET 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,


Para tamu undangan dan hadirin sekalian yang saya muliakan,

Bung Oesman Sapta Odang, pendekar, pejuang dan pembangun karate di Indonesia yang saya cintai,

Guru besar kita, pendekar utama kita, Bapak Matsuzaki yang sama-sama kita cintai,

Para karateka dan keluarga besar FORKI yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Alhamdulillah , hari ini kita berada di tempat ini, bukan hanya untuk meresmikan OSO Sports Center yang megah dan lengkap ini, tetapi hakekatnya untuk berjuang bersama membangkitkan olahraga di negeri tercinta ini. Oleh karena itu, pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih, selamat, dan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Bung Oesman Sapta Odang dan semua pihak yang telah berkerja keras bagi terbangunnya sport center ini, termasuk di dalamnya adalah dojo  untuk karate kita.

 

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas prakarsa dan inisiatifnya, atas design dan arsitektur yang indah dan megah ini dan tentu saja atas dana dan bantuan logistik yang diberikan sehingga fasilitas olahraga yang penting ini bisa terwujud. Saya juga berharap, semoga OSO Sports Center ini benar-benar menjadi andalan dan fasilitas olahraga bagi kita semua, bukan hanya bagi Provinsi Jawa Barat, tetapi hakekatnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya, dengan makin berkembangnya prasarana dan sarana olahraga, khususnya di cabang olahraga karate, tentu berharap agar disumbangkan lebih banyak lagi, ditingkatkan lebih tinggi lagi prestasi karate kita.

 

Saudara-saudara,


Sering dalam berbagai kesempatan saya sampaikan mengapa olahraga itu penting. Ya, sangat penting. Pertama-tama, dengan kita berolahraga badan kita akan sehat, sehat jasmani, sehat rohani. Yang kedua, dengan kita giat berolahraga, menjadi olahragawan, maka akan terbangun sportivitas dan jiwa ksatria. Waktu muda saya adalah pemain bola voli. Dalam sekian ratus kali pertandingan, ada kalanya kita menang, ada kalanya kita kalah. Kalau menang, bersyukur gembira; kalau kalah, sedih. Tetapi setiap akhir pertandingan kita saling berjabat tangan, setelah itu, pelatih marah-marah kepada pemain, sporter juga demikian. Tetapi setelah itu, kita instropeksi apa yang menyebabkan kita kalah, dengan tekad pertandingan yang akan datang bisa kita menangkan. Itu sportivitas dan jiwa ksatria. Tidak ada pemain olahraga begitu pialanya diambil orang lain, kita berbondong-bondong merebut piala itu di tengah jalan ataupun melempari rumah sang juara, dan sebagainya. Tahun depan kita harus menang, begitu tekad kita.

 

Yang ketiga, disiplin. Atlet, olahragawan disiplin, kalau tidak disiplin dalam latihan tidak akan menang. Disiplin ini membikin hidup ini sukses, karier sukses apapun profesinya. Yang keempat, masih bicara manfaat olahraga, adalah jiwa korsa, kekompakan, persatuan, kesetiaan. Ini penting untuk bangsa. Saya mengenal sosok Bung Oesman Sapta, tokoh yang setia kepada perjuangan, kepada perguruan, kepada sahabat-sahabatnya. Waktu terjadi perubahan besar di negeri ini, awal reformasi, saya bersama-sama beliau. Saya salah satu pelaku reformasi di TNI, beliau salah satu pimpinan di MPR. Saya ketua Fraksi ABRI MPR waktu itu, saling berbagi tekad, berbagi semangat untuk sebuah perubahan yang baik di negeri ini. Saya kira jiwa seperti itu masih hidup di diri Bung Oesman Sapta, semoga terus dijalankan dengan baik untuk pengabdian apa pun. Yang kelima atau yang terakhir, mengapa olahraga penting, bikin nama baik bangsa makin harum, citra kita juga makin baik di mata bangsa lain. Menpora mengatakan sebentar lagi ada SEA Games. Kita menjadi tuan rumah SEA Games. Kemarin, SEA Games di Laos kita nomor tiga, sebelumnya kita nomor empat. Tentunya harapan kita tidak boleh puas di peringkat ketiga, kita harus naik setinggi-tingginya, sehingga sekali lagi, nama baik dan citra bangsa kita makin berkibar di Asia Tenggara khususnya dan di Asia pada umumnya.

 
Karate pernah mencetak prestasi yang gemilang pada SEA Games tahun 1997. Ingat saya, ada 14 medali emas yang diraih dari 19 medali emas itu. Saya tidak tahu berapa target untuk tahun ini. Mudah-mudahan lebih dari 5 medali emas dapat kita raih atau setinggi-tingginya yang bisa kita raih. Khusus karate, dojo seperti ini sangat penting dan kita ingin bukan hanya di Jawa Barat, tetapi di provinsi-provinsi yang lain. Saya senang kalau walikota, bupati, gubernur punya kepedulian, punya kecintaan, punya prakarsa untuk terus membangun prasarana dan sarana olahraga. Sama halnya pahalanya akan tinggi bagi para pelaku usaha, kalau juga menyisihkan sebagian keuntungannya untuk membangun prasarana dan sarana olahraga seperti ini.

Saudara-saudara,


Kita tahu karate, kekuatan, the strength, termasuk filosifi dari karate yang agung adalah beladiri, seni beladiri, mentalitas beladiri, falsafah beladiri, dalam artinya. Seorang karateka yang sungguh terlatih tentu memiliki keyakinan diri untuk membela diri, mempertahankan kehormatan dan harga diri dari serangan siapa pun. Yang kedua, the self-defense, bukan insan yang gemar merusak, menyerang apalagi tanpa alasan. Tetapi to defense ourself, mempertahankan diri, membela diri demi kebenaran, harga diri, dan kehormatan. Tangan kosong, tanpa senjata apa pun, kalau berangkat dari sini disertai keyakinan yang mendalam, tentu akan bisa memenangkan setiap pertempuran, setiap apa pun yang dihadapi oleh karateka kita, sungguh dalam falsafah dari karate ini.

 

Hadirin yang saya hormati,


Di banyak kesempatan saya juga terus mengatakan, sebagai Kepala Negara, saya wajib untuk mengajak saudara-saudara kita, rakyat Indonesia agar hidup dan kehidupan di negeri ini dibangun, dijalankan, dan diwujudkan lebih berimbang atau balance. Kerap kali kehidupan kita ini hiruk pikuknya, hingar bingarnya, sangat diwarnai oleh yang serba politik. Memang politik itu penting, tidak bisa dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi kalau serba politik, semua dibawa ke arah politik, yang akan ada adalah kalah dan menang untuk sebuah kekuasaan.

Demikian juga kalau dibawa ke serba bisnis, yang ada adalah untung ataupun rugi. Oleh karena itu, kedua hal itu, politik, bisnis, ekonomi memang
mainstream dari kehidupan kita semua di seluruh dunia. Saya hanya berharap ada sisi kehidupan lain yang harus kita bangun, dan berkali-kali saya mengatakan, dua hal yang patut kita jaga, lestarikan, dan kembangkan adalah dunia olahraga dan dunia seni budaya.


Kalau olahraga berkembang dengan baik di Indonesia, demikian seni dan budaya, pada prinsipnya everybody will be happy, semua akan senang. Tidak ada yang menjadi korban sia-sia dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, marilah kita lengkapi sisi-sisi di kehidupan di negeri ini dengan yang saya katakan tadi, contohnya olahraga dan seni budaya. Tetapi saya kira juga segi-segi kehidupan yang lain.

 
Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana membikin olahraga kita maju, tidak jalan di tempat, bahkan tidak mundur ke belakang. Agar maju olahraga di negeri kita ini, pertama-tama iklim cinta olahraga, gemar olahraga harus terus dinaikkan. Kalau rakyat kita, para pelajar kita, generasi muda kita, kita semua, mencintai olahraga dan gemar berolahraga, maka terbentuk iklim, national climate, yang sungguh mencintai olahraga dengan manfaat yang telah saya sebutkan tadi.

 
Yang kedua, syaratnya agar olahraga berjaya, pembinaan olahraga harus baik, tidak boleh dibiarkan begitu saja oleh siapa?, oleh pembina-pembinanya, oleh pembimbing-pembimbingnya, oleh pelatih-pelatihnya.

 
Sedangkan syarat yang ketiga, semua ikut berkontribusi agar sekali lagi, olahraga kita maju. Kalau sudah ada MoU, BUMN misalnya, swasta ingin ikut membangun prasarana olahraga, ya diwujudkan MoU itu. Kalau dari CSR sebagian dibantukan kepada olahraga, ya diwujudkan bantuan itu, di samping anggaran negara yang dikeluarkan sesuai dengan undang-undang yang kita miliki. Olahraga yang terbina baik, sekali lagi, dampaknya akan sangat baik dan ditambah lagi kalau fasilitas dan prasarana lebih memadai. Oleh karena itu, dengan tulus Bung Oesman Sapta sekali lagi, saya menyampaikan terima kasih, ini contoh, ini teladan, bagaimana bisa disumbangkan prasarana dan sarana olahraga.

 
Yang ketiga, pelatihan dan pembinaan atletnya harus baik, dilatih dan dibina. Pengurusnya pun, cabang apa pun harus dedikatif dan profesional. Saya prihatin sebagai Kepala Negara, kalau mendengar pengurus ribut terus. Ada saja masalah yang berkaitan dengan kepengurusan. Jangan-jangan Indonesia kalah, bukan oleh lawan, karena kegaduhan pengurus-pengurusnya. Oleh karena itu, dengan semangat baru, mari kita lakukan pembenahan. Pembenahan bersama. Saya berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI, KOI, Pengurus Besar Cabang-cabang Olahraga, para pejabat pemerintah sampai tingkat kabupaten dan kota, semua pihak ikut bersama-sama berbenah diri dan mengembangkan dunia olahraga kita. Mari kita pegang teguh etika, mari kita dengarkan aspirasi dan harapan rakyat.

 

Saya berpesan, ini kepada para pengurus, jangan olahraga dibawa untuk kepentingan pengurus, tetapi pengurus bekerja dan berdedikasi untuk kepentingan dan kemajuan olahraga. Ini berlaku bagi semua. Mari kita masuki era baru di negeri ini, semua bangkit untuk meningkatkan dunia olahraga kita.


Saudara-saudara,


Itulah yang saya sampaikan dan terima kasih sekali lagi Bung Oesman Sapta, Bapak Matsuzaki dan semua pihak yang bekerja keras untuk membangun dan mengembangkan beladiri karate di negeri tercinta ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi jalan, agar bangsa kita bisa sungguh menjayakan olahraga kita.

 
Dengan pesan, ajakan, dan harapan itu, serta dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Swt dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, OSO Sports Center, saya resmikan penggunaannya.

 

Sekian.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan

Kementerian Sekretariat Negara RI