Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011

 
bagikan berita ke :

Senin, 27 Juni 2011
Di baca 701 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA

DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

DI BEKASI, JAWA BARAT

TANGGAL 27 JUNI 2011

 

 

 

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

 

Yang saya muliakan,

 

Bapak Menteri Urusan Ke-Islaman, Wakaf, Dakwah, dan Penyuluhan, Kerajaan Saudi Arabia, Yang Mulia, Bapak Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia untuk Indonesia,

 

Para tamu yang terhormat dan kita muliakan bersama dari Kerajaan Saudi Arabia,

 

Yang saya hormati, para Menteri dan mantan Menteri,

 

Yang saya hormati, Saudara Gubernur Jawa Barat dan para Pimpinan dan Pejabat Negara yang bertugas di Jawa Barat,

 

Yang saya cintai dan saya muliakan, Bapak Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, beserta,

 

Keluarga Besar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, marilah sekali lagi, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta'aala, karena atas perkenan rahmat dan rida-Nya, kita semua masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat kekuatan, dan insya Allah nikmat kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita, kepada umat, kepada masyarakat, dan kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Shalawat dan salam marilah sama-sama kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Sholallaahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah, insya Allah termasuk kita semua, hingga akhir zaman.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Beberapa saat yang lalu, Pimpinan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Almukarom Kiai Haji Syuhada Bahri, beserta pengurus pusat, datang dan beraudiensi ke kantor saya. Beliau, waktu itu, menyampaikan kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh Dewan Dakwah di seluruh penjuru tanah air.

 

Kepada saya juga disampaikan upaya pengembangan prasarana dan sarana dakwah yang dikelola oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia hingga hari ini, termasuk bantuan dan sumbangan dari pemerintah dan saudara-saudara kita dari Kerajaan Saudi Arabia.

 

Ketika Al-Ustadz Kiai Haji Syuhada Bahri meminta kepada saya apakah saya bisa datang dan berkunjung dan sekaligus melihat prasarana dan sarana yang dikembangkan oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, saya jawab, insya Allah, dengan senang hati saya akan datang.

 

Alhamdulillah, hari ini saya dapat memenuhi janji saya dan saya bisa datang di tempat yang baik ini. Mengapa saya datang di tempat ini? Pertama-tama, sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan saya, atas nama negara dan pemerintah, dan selaku pribadi, kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia atas kegigihan dan kerja kerasnya menjalankan misi dakwah di seluruh tanah air Indonesia.

 

Sekaligus, juga bentuk terima kasih saya atas nama rakyat Indonesia, atas nama umat Islam yang ada di Indonesia kepada pemerintah dan Kerajaan Saudi Arabia atas bantuan yang tulus dan ikhlas kepada bangsa Indonesia, utamanya dalam hal ini kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta'aala membalas kebaikan dari Kerajaan Saudi Arabia dan siapa pun yang memberikan bantuan kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Dewasa ini umat Islam di seluruh dunia menghadapi tiga jenis tantangan. Tantangan yang pertama, adalah ketidakadilan yang masih berlangsung pada tingkat dunia yang membuat umat Islam, dan tentunya beberapa kalangan umat lain, mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk penderitaan. Misalnya, kemiskinan, kesenjangan, dan lain-lain, yang masih dirasakan oleh umat Islam di seluruh dunia hingga hari ini.

 

Tantangan yang kedua adalah perlakuan yang juga sering tidak adil dan persepsi yang tidak benar dari sebagian kalangan di dunia terhadap umat Islam, yang seringkali dan mudah menyimpulkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan, termasuk berjangkitnya Islam fobia.

 

Sedangkan tantangan yang ketiga, di dalam diri kita sendiri, di kalangan umat Islam, masih ada sebagian kecil, barangkali sangat kecil, saudara-saudara kita yang menyimpang dalam melaksanakan ajaran Islam yang sebenarnya, seperti terjadinya aksi-aksi terorisme dan tindakan kekerasan yang lain.

 

Menghadapi tiga tantangan ini, menurut pendapat saya, umat Islam sedunia harus melakukan hal-hal yang tepat. Pertama, kita mesti terus berjuang untuk mendapatkan keadilan di dunia yang hakiki. Memperjuangkan keadilan ini tentulah harus ditempuh dengan cara-cara yang cerdas dan yang tepat, tanpa menimbulkan permasalahan baru yang justru lebih merugikan nama baik Islam. Dunia Islam, misalnya, bisa berjuang di banyak forum dan kesempatan, seperti di forum Organisasi Konferensi Islam, di forum Perserikatan Bangsa-bangsa, dan di forum-forum yang lain.

 

Yang kedua, dunia Islam juga terus menjalin dialog dengan semua pihak di dunia, yang selama ini salah mengerti tentang Islam, yang memiliki persepsi yang keliru terhadap Islam. Upaya ini harus dilaksanakan secara terus-menerus. Tokoh-tokoh Islam haruslah pro-aktif dan aktif untuk berperan, untuk menjalankan tugas ini. Sebagai contoh, setiap kesempatan saya bertemu dengan para pemimpin dunia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, saya juga ikut melakukan pelurusan persepsi yang salah terhadap Islam dan umat Islam.

 

Sedangkan yang ketiga, kita perlu terus membimbing umat kita agar benar-benar memahami dan menjalankan ajaran Islam yang sesungguhnya, sesuai dengan firman Allah Subhaanahu Wa Ta'aala dan sabda Rasulullah. Misalnya, apa pengertian jihad yang benar menurut Islam? Juga, apakah benar membunuh saudara-saudaranya yang tidak bersalah itu surga balasannya, termasuk melaksanakan aksi bunuh diri untuk itu?

 

Demikian juga dalam menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar, apakah cara-cara memerangi kemunkaran itu bisa kita lakukan dengan cara-cara yang lebih munkar? Banyak sekali, sebenarnya, yang bisa dilakukan agar, sekali lagi, kita semua, umat kita, sungguh memahami dan menjalankan ajaran Islam yang luhur dengan benar. Dalam kaitan inilah, peran Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menjadi sangat penting.

 

Saudara-saudara, hadirin sekalian yang dimuliakan Allah Subhaanahu Wa Ta'aala,

 

Ke depan, umat Islam sedunia harus semakin bersatu. Pertama, bersatu untuk membangun tatanan dunia yang lebih aman, yang lebih adil, dan yang lebih sejahtera. Tentu, aman, adil, dan makmur bagi semua, termasuk bagi umat Islam, dan bukan aman, adil, dan makmur bagi sekelompok bangsa, utamanya bangsa yang sudah lebih maju dan lebih kaya. Dunia Islam juga bisa bekerja sama, sesungguhnya, untuk meningkatkan pendidikan, membangun ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat tanpa harus menunggu datangnya keadilan dan kemakmuran dunia yang sejati.

 

Kedua, kita mesti pula bersatu untuk secara aktif dan terus-menerus melakukan pelurusan opini dan persepsi tentang Islam. Ini mesti kita lakukan di semua forum, utamanya di forum-forum dunia. Bisa melalui media massa, bisa dengan menerbitkan buku-buku tentang Islam dan apa saja agar tidak terjadi kesalahan pandangan, kesalahan persepsi, terhadap Islam, terhadap umat Islam sedunia.

 

Sedangkan yang ketiga, kita juga mesti bersatu untuk membimbing dan meluruskan kembali saudara-saudara kita yang tersesat dan menyimpang dalam menjalankan ajaran Islam. Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Peran ulama dan para juru dakwah jelas sangat penting dan mengemuka. Peran pendidikan, termasuk pesantren-pesantren, juga sangat sentral dan penting.

 

Hadirin sekalian,

 

Kita mengetahui bahwa Islam memiliki ajaran dan nilai-nilai yang sungguh mulia. Tentu kita ingin agar semua ajaran dan nilai Islam yang agung dan luhur itu betul-betul dijalankan dalam kehidupan umat Islam. Bahkan, bisa kita tunjukkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan bahkan dalam kehidupan antar-bangsa sedunia.

 

Kita sama-sama mengetahui, misalnya, bahwa Islam sangat mencintai salam dan perdamaian, keadilan dan persamaan, akhlak dan budi pekerti yang luhur, kasih sayang terhadap sesama, persaudaraan dan toleransi sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Sholallaahu 'Alaihi Wasallam ketika memimpin dan memajukan peradaban Islam pada masa beliau. Islam juga sangat menjunjung tinggi dan mendorong keberpihakan terhadap kaum dhuafa, menolong kaum fakir dan miskin melalui zakat, infaq, shadaqah, dan bantuan apapun, juga menyukai kerja keras dari umatnya.

 

Islam tidak menganjurkan umatnya bermalas-malas, tetapi bekerja keras seolah-olah akan hidup selamanya, seraya beribadah seolah esok hari akan dipanggil oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'aala, dan tidakkah hanya kaum itu yang bisa merubah nasib dan masa depannya, dengan rida dan izin Allah Subhaanahu Wa Ta'aala.

 

Itulah nilai dan ajaran Islam yang amat agung dan luhur. Pertanyaannya sekarang adalah, adakah semua nilai dan ajaran Islam Yang Mulia ini sungguh kita jalankan dalam kehidupan di masa kini? Kehidupan yang penuh dengan modernitas serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan yang penuh dengan gaya dan corak kehidupan yang dipengaruhi oleh globalisasi. Itu pertanyaan pertama yang harus kita jawab.  

 

Pertanyaan kedua adalah, adakah kita semua, para umara dan para ulama, juga gigih mengambil tanggung jawab, dan mengambil risiko, dan berdiri di depan untuk memastikan bahwa semua ajaran dan nilai-nilai Islam itu sungguh dijalankan oleh umat kita, kita semua? Inilah renungan yang harus kita jawab bersama, dan saya yakin dengan rida Allah Subhaanahu Wa Ta'aala, kita semua, utamanya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, akan berdiri di depan untuk mengemban misi besar, misi yang mulia ini.

 

Saya yakin, Saudara-saudara semua, kita, akan semakin bersyukur kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aala dan hidup umat akan lebih teduh dan bahagia manakala semua ajaran itu benar-benar kita amalkan dan kita jalankan.

 

Saya juga yakin, manakala kehidupan kita, kehidupan umat Islam, benar-benar seperti yang difirmankan Allah Subhaanahu Wa Ta'aala dan yang disabdakan serta dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad Sholallaahu 'Alaihi Wasallam, Islam akan sungguh menjadi rahmat bagi semesta alam.

 

Demikianlah, Saudara-saudara, yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu Wa Ta'aala, membukakan pintu maaf atas kesalahan dan kekhilafan kita semua. Dan semoga pula, Allah terus membimbing kita semua ke jalan yang benar, jalan yang diridai Allah Subhaanahu Wa Ta'aala.

 

Dengan harapan dan ajakan itu semua, dengan terlebih dahulu memohonkan rida Allah Subhaanahu Wa Ta'aala dan dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirraahiim, prasarana dan sarana Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang berada di Bekasi, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur, dengan ini saya resmikan penggunaannya.

 

Sekian, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI