Sambutan Presiden RI pada Pesta Kesenaian Bali Ke-33, Denpasar, 10 Juni 2011

 
bagikan berita ke :

Jumat, 10 Juni 2011
Di baca 789 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN PEMBUKAAN PESTA KESENIAN BALI KE-33,

UTSAWA DHARMA GITA TINGKAT NASIONAL KE-11,

DAN BALI WORLD CULTURAL FORUM

BALI ART CENTER, DENPASAR, BALI

TANGGAL 10 JUNI 2011

 

 

Om Swastiastu,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

Yang saya muliakan, Sekretaris Jenderal The United Nations World Tourism Organisation, Mr. Taleb Rifai,

Yang saya muliakan, para Duta Besar dan Pimpinan Organisasi Internasional,

Yang saya hormati, saudara Gubernur Bali,

Yang saya hormati, Pimpinan Parisada Hindu Dharma Indonesia,

Yang  saya  hormati,  para  peserta Bali World  Cultural  Forum,  dan  para seniman  serta budayawan yang datang dari berbagai penjuru dunia,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Malam ini, dengan penuh rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kita dapat berkumpul bersama-sama untuk menghadiri Peresmian Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-33, yang dirangkaikan dengan Peresmian Pembukaan Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional ke-11, dan Bali World Cultural Forum tahun 2011.

 

Pada kesempatan yang baik ini, atas nama negara dan pemerintah, saya ucapkan selamat datang, dan selamat mengikuti pameran dan kegiatan Utsawa Dharma Gita kepada para peserta, baik yang datang dari Provinsi Bali, maupun dari seluruh tanah air.

 

Kepada Yang Mulia, Sekretaris Jenderal United Nations World Tourism Organisation,  beserta para peserta Bali World Cultural Forum yang datang dari berbagai penjuru dunia, saya ucapkan selamat datang dan selamat menikmati keindahan Pulau Dewata yang penuh dengan pesona. Kehadiran saudara-saudara dalam forum yang penting ini dapat meningkatkan kerjasama, saling berbagi informasi, serta meningkatkan tekad kita untuk membangun tatanan dunia yang lebih beradab dan bermartabat melalui pariwisata dan pertukaran budaya.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Desa Kala Patra yang berarti adaptasi diri dalam multikulturalisme yang menjadi tema besar Pesta Kesenian Bali kali ini, saya nilai tepat dan inspiratif. Tepat, karena kita hidup di bumi ini dengan ragam tradisi dan budaya yang berbeda, dan karenanya kita mesti dapat hidup berdampingan, saling mengisi, dan saling beradaptasi. Dalam masyarakat global yang multikultural, keserasian sosial dan harmoni antar budaya bangsa-bangsa dapat menghindarkan kita dari benturan peradaban. Melalui keserasian dan harmoni antar bangsa, kita dapat membentangkan jembatan peradaban, baik antara peradaban barat dan timur, maupun peradaban utara dan selatan. 

 

Tema ini juga inspiratif untuk bersama-sama umat manusia di muka bumi ini, menumbuh-kembangkan nilai-nilai universal kekayaan budaya masing-masing negara. Saya yakin dan percaya, di dalam makna setiap budaya dan peradaban yang adiluhung, terdapat kesamaan nilai-nilai budaya universal. Dalam setiap budaya dan peradaban adiluhung, tentu juga terdapat perbedaan, namun, justru perbedaan yang melahirkan warna-warni keindahan dalam harmoni yang serasi. Itulah modal sosial yang dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya nilai-nilai toleransi, adaptasi, dan harmoni dalam budaya global dan multikultural.

 

Dalam sebulan ini, kita akan menyaksikan mozaik budaya yang kaya warna melalui pameran,  pawai, pagelaran seni, sarasehan, dan forum budaya dunia,  yang digelar pada Pesta Kesenian Bali ke-33 ini. Pesta Kesenian Bali ini menjadi ajang penyajian puncak-puncak kreativitas hasil karya seni dan budaya, inovasi, serta apresiasi yang tinggi pada budaya Bali. Pesta kesenian ini ditunggu-tunggu tidak hanya oleh masyarakat Bali, tetapi juga oleh para wisatawan, baik yang datang dari dalam negeri maupun dari mancanegara. 

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Jika kita menyebut Bali, yang terbayang adalah pesona keindahan alam, pagelaran seni yang bermutu tinggi, dan tampilan kreativitas dari tangan-tangan seniman yang kreatif. Saya pun sudah tidak terhitung berapa kali berkunjung ke Pulau Dewata ini. Siapapun yang pernah menginjakkan kakinya di tanah budaya ini, saya yakin, akan terus berkeinginan untuk datang kembali.

 

Kita tidak bosan menatap keindahan Danau Bedugul. Kita tidak bosan menikmati deburan ombak di Tanah Lot. Kita pun akan senantiasa terkenang dengan desiran angin di Kintamani. Dan, kita tidak akan lupa akan tarian yang amat mengesankan dari penari Bali yang trampil dan mempesona. Sejak lama, Pulau Bali telah menjadi ikon pariwisata Indonesia, dan menjadi salah satu tujuan utama wisatawan mancanegara. Karenanya, Bali seringkali disebut sebagai The Best Island in the World.

 

Mulai malam ini, kita akan dapat menikmati hampir seluruh budaya Bali. Pesta Kesenian Bali, yang untuk pertama kali digelar tahun 1978, atas gagasan Bapak Ida Bagus Mantra, Gubernur Bali ketika itu, telah mampu merawat dan menjaga kekhasan budaya Bali yang mengagumkan. Pesta Kesenian Bali, menjadi jendela budaya dan jembatan komunikasi antar budaya lokal, budaya nasional, dan budaya mancanegara, serta menjadi wahana interaksi konstruktif, antara seniman dan budayawan dengan masyarakat luas. Karena itulah, setiap kali diselenggarakan Pesta Kesenian Bali, setiap kali pula, saya tergerak untuk hadir dan menikmatinya dengan apresiasi yang tinggi.

 

Saudara-saudara,

 

Saat ini, dunia pariwisata menunjukkan peran yang sangat penting, tidak hanya bagi pelestarian nilai-nilai budaya tetapi juga bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Dunia pariwisata telah memberikan peluang kerja bagi berjuta-juta orang di seluruh dunia, menjadi salah satu sektor unggulan bagi negara berkembang, dan sebagai kunci stimulus dan transformasi menuju ekonomi ramah lingkungan.

 

Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam menghadapi krisis global. Pasca krisis global tahun 2008 yang lalu, justru jumlah wisatawan semakin meningkat. Kawasan Asia Pasifik menjadi kawasan yang mencatat pertumbuhan paling tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Mengingat pertumbuhan yang sangat baik dalam pengembangan pariwisata, kita harus lebih memberikan perhatian pada penerapan prinsip-prinsip kode etik pariwisata dunia, global code of ethics for tourism. Kode etik yang mengamanatkan pembangunan pariwisata yang berbasis pada keseimbangan antara perolehan keuntungan ekonomi dengan dampak sosial dan budaya, serta perlindungan lingkungan hidup. Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia berkeinginan agar kawasan Asia Tenggara dapat menjadi contoh bagi penerapan global code of ethics for tourism.

 

Hadirin yang saya cintai,

 

Bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali, saya menyambut baik penyelenggaraan Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional ke-11. Utsawa Dharma Gita sangat penting bagi umat Hindu dalam memantapkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran kitab suci Weda.  

 

Utsawa Dharma Gita sebagai bagian dari tradisi keagamaan umat Hindu, kaya dengan nilai-nilai budaya dan spiritual sehingga dapat menjadi sumber inspirasi, bagi pembangunan karakter bangsa. Melalui kegiatan Utsawa Dharma Gita, Umat Hindu diajak untuk memaknai ajaran kitab suci Weda dalam kehidupan bermasyarakat, untuk menumbuhkan sikap toleransi, serta untuk membangun akhlak dan moralitas yang mulia.

 

Pada kesempatan kali ini, saya juga akan membuka secara resmi acara Bali World Cultural Forum 2011. Pada forum budaya ini, peserta akan, antara lain, membahas budaya Bali ditinjau dari berbagai aspek. Kita harapkan dari pandangan dan pengalaman peserta yang datang dari berbagai negara akan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan dan pelestarian budaya Bali. Bali World Cultural Forum merupakan bagian dari perjalanan gagasan kita untuk mewujudkan forum budaya dunia. World Cultural Forum, yang insya Allah, kita selenggarakan pada tahun 2012, yang juga akan kita adakan di Bali. Kita ingin saudara-saudara, Pulau Dewata, yang memiliki kekuatan budaya dan spiritual, akan menjadi tempat berlangsungnya World Cultural Forum yang dapat kita selenggarakan secara berkala.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sebelum mengakhiri sambutan ini, kepada para seniman dan penggiat seni, baik yang datang dari Bali maupun dari seluruh pelosok tanah air  dan mancanegara, saya mengajak saudara semua untuk menjadikan Pesta Kesenian Bali ini sebagai icon apresiasi budaya bertaraf internasional. Melalui Pesta Kesenian Bali, mari kita tingkatkan apresiasi terhadap seni budaya Bali serta budaya yang lain, sekaligus mengumandangkan pesan persaudaraan dan perdamaian ke seluruh penjuru dunia.

 

Mari kita jadikan pula Pesta Kesenian Bali sebagai ajang promosi pariwisata Bali, sekaligus  pariwisata nusantara secara keseluruhan. Mari kita tunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki keragaman budaya yang amat kaya warna. Mari kita tunjukkan pula bahwa Bali dapat menyuguhkan kepariwisataan yang berbasis  lingkungan, ecotourisms, serta ekonomi yang berbasis budaya dan warisan, heritage economy.

 

Kepada saudara Gubernur Bali, saya berpesan agar dapat terus menghidupkan dan mengembangkan Pesta Kesenian Bali di masa mendatang. Perluas kehadiran partisipan dari daerah lain, dan dari dunia, agar lebih akbar dan lebih sukses perhelatan ini. Kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, lanjutkan pembangunan kepariwisataan yang berorientasi pada pengembangan destinasi pariwisata yang lebih beragam sesuai dengan potensi dan keunggulan masing-masing daerah. Terus berikan dukungan dan fasilitas untuk meningkatkan kualitas pembangunan kepariwisataan yang makin kompetitif, dengan tetap mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan hidup, dan perluasan pemberdayaan masyarakat.

 

Akhirnya, dengan memohon rida Tuhan Yang Maha Kuasa, Pesta Kesenian Bali ke-33, bersamaan dengan  Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional ke-11, dan Bali World Cultural Forum 2011, saya nyatakan dengan resmi dibuka.

 

Terima kasih.

Wassalamu'aaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Om Santi Santi Santi Om.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan

Kementerian Sekretariat Negara RI