Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hardiknas dan Harkitnas, Jakarta, 20 Mei 2011

 
bagikan berita ke :

Jumat, 20 Mei 2011
Di baca 950 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA PUNCAK PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL

TANGGAL 20 MEI 2011

DI JI-EXPO, KEMAYORAN, JAKARTA




Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawaty Boediono,

Para tamu undangan dan hadirin sekalian yang saya muliakan, utamanya para pendidik dan para siswa yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Pada kesempatan yang baik dan pada hari yang bersejarah ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita masih diberikan kekuatan, semangat, dan tekad untuk melanjutkan bakti kita kepada bangsa dan Negara, utamanya di dalam memajukan pendidikan nasional dan di dalam melanjutkan pembangunan bangsa menuju masa depan Indonesia yang lebih maju, lebih aman, lebih adil, lebih demokratis, dan lebih sejahtera.

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional tadi, tema peringatan, baik Hari Pendidikan Nasional, maupun Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2011 ini adalah "Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa," dengan sub tema "Raih Prestasi, Junjung Tinggi Budi Pekerti." Saya mengajak Saudara semua, seluruh rakyat Indonesia untuk mengimplementasikan tema dan sub tema yang kita usung bersama dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2011 ini.

 

Saudara-saudara,

 

Barangkali ada yang bertanya "Mengapa karakter manusia dan karakter sebuah bangsa itu penting?" Aristoteles pernah mengatakan bahwa ada dua keunggulan atau kehebatan manusia, yang disebut dengan human excellence, pertama adalah excellence of thought, keunggulan, kehebatan dalam pemikiran, yang kedua adalah excellence of character, kehebatan dan keunggulan dalam karakter. Kalau kita pahami dengan seksama, sesungguhnya kedua jenis keunggulan manusia itu dapat dibangun, dibentuk, dan dikembangkan melalui pendidikan. Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada para pendidik, baik yang formal maupun yang tidak formal, baik yang mengemban tugas pendidikan secara langsung maupun tidak langsung, dan hakikatnya kita semua. Bahwa sasaran pendidikan bukan hanya kepintaran, kecerdasan, ilmu, dan pengetahuan. Tetapi juga moral, budi pekerti, watak, nilai, perilaku, mental, dan kepribadian yang tangguh, yang unggul, dan yang mulia. Dan yang kedua inilah sesungguhnya karakter, karakter manusia, yang akhirnya menjadi karakter masyarakat dan karakter bangsa.

 

Kita ingin, Saudara-saudara, 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, 30 tahun lagi, seratus tahun ke depan akan muncul, akan lahir, akan berkembang manusia-manusia Indonesia yang unggul. Kemudian, kalau kita lanjutkan pertanyaan kita, mengapa Indonesia, negeri kita, memerlukan manusia-manusia yang unggul. Saudara-saudara, tidakkah kita, sebagai bangsa, ingin dan bertekad untuk di abad ke-21 ini, Indonesia menjadi Negara maju, developed country. Tiga tahun yang lalu, tepat tanggal 20 Mei tahun 2008, dalam memperingati satu abad Kebangkitan Nasional, saya menyampaikan pidato di Gelora Bung Karno, Senayan. Saya katakan waktu itu, Insya Allah dengan rida Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan persatuan, kebersamaan dan kerja keras seluruh rakyat Indonesia, di abad 21 ini, Indonesia bisa menjadi Negara maju.

 

Tetapi menjadi Negara maju tidak datang dari langit. Tidak seperti membalik telapak tangan. Tidak akan datang dengan sendirinya. Saya katakan waktu itu, ada tiga syarat yang harus kita penuhi agar Negara kita menjadi Negara maju di abad ke-21 ini. Syarat yang pertama, kemandirian bangsa harus makin tinggi, syarat yang kedua, daya saing bangsa juga harus makin tinggi, sedangkan syarat yang ketiga, kita harus mampu membangun peradaban yang unggul dan mulia.

 

Tiga syarat itu sesungguhnya bisa dicapai kalau manusia-manusia Indonesia makin ke depan makin unggul, dan itu semua bisa dicapai manakala pendidikan di negeri kita ini dapat kita majukan dan semakin berkualitas. Saya kira Saudara sepakat dengan saya. Bangsa kita tidak boleh kalah unggulnya dengan bangsa-bangsa lain. Tidak boleh kalah dengan Bangsa Jepang, Bangsa Korea, Bangsa India, Bangsa Tiongkok, Bangsa Arab, Bangsa Australia, bangsa Eropa, Bangsa Amerika, Bangsa manapun juga.

 

Saya yakin, melihat potensi yang besar dari bangsa kita, melihat kemajuan anak-anak kita, generasi muda sekarang ini. Sekali lagi dengan rida Allah kita akan menjadi bangsa yang maju, bangsa yang unggul di masa yang akan datang. Saya ingin menggaris bawahi apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional tadi. Sesungguhnya manusia atau bangsa yang unggul, baik unggul dalam pemikiran, maupun unggul dalam karakter. Seperti apa yang hendak kita tuju, yang hendak kita bentuk. Saya mengedepankan lima hal. Pertama, manusia-manusia Indonesia yang sungguh bermoral, berakhlak, dan berperilaku baik. Oleh karena itulah, masyarakat kita harus menjadi masyarakat yang religius, masyarakat yang beradab, masyarakat yang anti kekerasan. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, manusia Indonesia, Bangsa Indonesia haruslah menjadi manusia dan bangsa yang cerdas dan rasional, berpengetahuan, sungguh memiliki daya nalar yang tinggi, punya visi, punya ide untuk membangun masa depan yang baik. Itu yang kedua.

 

Yang ketiga, manusia-manusia Indonesia haruslah makin ke depan menjadi manusia yang inovatif dan terus mengejar kemajuan. Mereka akan kreatif dan inovatif. Mereka akan bekerja keras untuk mengubah keadaan. Negara kita tidak akan pernah berubah sampai kapan pun kalau kita tidak mengubahnya ke arah yang lebih baik. Itu yang ketiga.

 

Yang keempat, saya mengajak Saudara-saudara untuk memperkuat semangat harus bisa, can do spirit. Seberat apapun persoalan yang kita hadapi, kalau kita sungguh ingin menyelesaikan, jawabannya selalu ada, tidak pernah menyerah, mencari solusi, dan kemudian dijalankan solusi itu. Itu yang keempat.

 

Yang kelima, atau yang terakhir, kita semua, manusia Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, haruslah menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa dan negaranya, dan mencintai tanah airnya. Dalam tata hubungan dunia sekarang ini, memang kita tidak ingin menjadi, atau menganut nasionalisme yang sempit, narrow nationalism, tetapi nasionalisme yang cerdas, dan patriot yang sejati, cinta pada bangsa dan negaranya, tanah airnya, dan kemudian rela berkorban untuk memajukan negeri ini.

 

Itulah Saudara-saudara, yang ingin saya sampaikan. Dan kini, sejarah menunggu apa yang akan dilakukan oleh kita semua, oleh bangsa kita. Kita bisa menulis sejarah yang tidak ada artinya, yang tidak akan dibanggakan oleh generasi yang akan datang. Atau kita menulis sejarah yang bisa mengubah keadaan, memberikan harapan bagi masa depan kita. Mari kita pilih yang kedua ini. Oleh karena itu, dalam semangat Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional, marilah kita bersatu padu, melangkah bersama, bekerja keras, melalui jalur pendidikan dan semua upaya untuk memajukan bangsa kita menjadi bangsa unggul. Dengan menjadi bangsa unggul, Indonesia akan menjadi negara maju.

 

Selamat berjuang, selamat berjuang, Tuhan beserta kita.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI