Sambutan Presiden RI pada Rapat Kerja dengan Pemimpin dan Pejabat Provinsi Kepri, 27 Februari 2011

 
bagikan berita ke :

Minggu, 27 Februari 2011
Di baca 703 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

RAPAT KERJA DENGAN PEMIMPIN DAN PEJABAT

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DI TANJUNG PINANG, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TANGGAL 27 FEBRUARI 2011

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirraahiim,

 

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Hadirin peserta rapat kerja yang saya hormati,

 

Alhamdulillah kita semua masih diberikan kesempatan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'aala untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita semua kepada bangsa dan negara tercinta. Saya mengucapkan terima kasih kepada kehadiran semua untuk melaksanakan rapat kerja hari ini yang saya pimpin langsung, untuk menyatukan langkah dan tindakan kita membangun Kepulauan Riau khususnya, dan Indonesia pada umumnya, menuju ke masa depan yang lebih baik. Ini hari libur, hari Minggu, tetapi untuk negara dan untuk rakyat, saya kira, kita tidak boleh menghitung-hitung apakah ini hari libur atau tidak.

 

Mari kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan sinergi. Sinergi ini sangat penting agar hasil yang kita capai juga baik. Rapat kerja hari ini akan fokus pada pembangunan lanjutan Provinsi Kepulauan Riau. Oleh karena itu, setelah pengantar saya ini, saya memberi kesempatan kepada Pak Gubernur untuk mempresentasikan rencananya, sekaligus menyampaikan hal-hal mengemuka di dalam manajemen pembangunan yang sedang dilaksanakan.

 

Sebaliknya, dari jajaran pemerintah pusat, mari kita lakukan sesuatu, pertama-tama, agar pembangunan di provinsi ini berjalan dan berhasil dengan baik, sekaligus kita integrasikan dengan konsep, strategi, rencana, dan pelaksanaan pembangunan secara nasional.


Untuk kita ketahui, bahwa berbicara tentang pembangunan Kepulauan Riau, setidak-tidaknya, ada tiga konteks yang mesti kita pahami.

 

Konteks pertama adalah konteks lokal, yang Pak Gubernur, Pak Bupati, Bapak dan Ibu Walikota, semua, lakukan di provinsi ini haruslah langsung memajukan masyarakat dan daerah, baik provinsi, kabupaten, dan kota. Kalau secara nasional, berkali-kali saya menyampaikan bahwa pembangunan kita ini harus pro pertumbuhan, pastikan pertumbuhan terus terjadi dan makin tinggi. Perlu lapangan pekerjaan, pastikan dengan pertumbuhan ekonomi di provinsi ini lebih banyak pekerjaan yang tersedia, lebih sedikit saudara kita yang menganggur.

 

Pro kemiskinan. Pastikan tiap tahun angka kemiskinan terus menurun. Tentu Kepulauan Riau memiliki potensi yang tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan, mengurangi pengangguran, dan mengurangi kemiskinan.

 

Dan yang terakhir, kalau strategi pembangunan ekonomi nasional pro-lingkungan hidup, pastikan di keseluruhan wilayah provinsi ini, lingkungan tetap  terpelihara. Apalagi Kepulauan Riau ini pintu gerbang, showcase, kita kepada dunia. Akan mudah dilihat secara kasat mata kalau lingkungan di provinsi ini tidak terpelihara dengan baik.

 

Jadi secara lokal pastikan apa yang Pak Gubernur dan Saudara lakukan semua, langsung menyentuh kepada empat sasaran utama, pertumbuhan, lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan pemeliharaan lingkungan.

 

Konteks pertama adalah konteks pembangunan dari sisi daerah dan masyarakat lokal itu sendiri.

 

Konteks yang kedua adalah konteks nasional. Kalau kita, sebagaimana sebagian dari Saudara hadir di acara rapat kerja di Jakarta, baik bulan Januari maupun Februari yang lalu, maka kalau secara nasional kita ingin melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, maka yang dilakukan di Riau ini bagian integral dari kesemuanya itu, tidak boleh ada miss match,  tidak boleh ada yang tidak klop satu sama lain. Oleh karena itu, mari kita pastikan pembangunan nasional termasuk memasukan pembangunan Riau, bicara koridor ekonomi, bicara zona ekonomi, bicara cluster industri, haruslah juga braining Kepulauan Riau on board, masuk di dalam kesemuanya itu.

 

Sedangkan konteks yang ketiga adalah konteks pembangunan di kawasan ini. Dahulu kita mengenal segitiga Sijori, Singapura, Johor, Riau. Baca, Riau itu sekarang Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, itu masih relevan. Tetapi ingat, konsep Sijori sekarang ini tidak sama dengan dua puluh, tiga puluh tahun yang lalu ketika konsep ini kita gagas. Sekarang Singapura telah tumbuh menjadi satu trade center, service center, financial center, Meeting Incentive Conference and Exhibition (MICE) center, pada tingkat dunia. Malaysia juga berkembang dengan pesat. Johor berkembang dengan pesat, demikian juga Johor baru.

 

Oleh karena itu, dahulu seolah-olah Sijori itu hanya Batam. Maka, ke depan, harus memasukan seluruh wilayah Kepulauan Riau. Dengan demikian, kawasan yang terus tumbuh di kawasan ini, Segitiga Sijori, katakanlah itu juga disertai dengan perkembangan dan pertumbuhan Kepulauan Riau.

 

Saya ingin memberi contoh, Saudara-saudara. Dahulu, seolah-seolah bintangnya, star-nya, itu Singapura, the center is Singapore. Ke depan tidak boleh kita ber-mindset atau bermental seperti itu. Ok, Singapura salah satu world center, tetapi kalau pandai kita mengembangkan dan membangun provinsi ini, sebagaimana kemarin yang kita bicarakan di Bintan ketika saya memberikan nama "Pesona Lagoi Bintan, The Wonder of Lagoi Bintan sebagai satu kawasan wisata baru, insya Allah  pada saatnya nanti, itu juga menjadi center yang tidak akan kalah dengan Singapura.

 

Ditempat-tempat yang lain, kita juga harus berpikir begitu. Percayalah, dengan falsafah ada gula, ada semut, membangun kawasan ini, wisatanya, jasanya, industrinya, tekad, sistemnya, itu akan menarik. Kalau sekarang, setiap tahun di Singapura, 15 sampai 17 juta wisatawan, yang ke provinsi ini sekitar 3 juta. Insya Allah lima tahun lagi, sepuluh tahun, lebih dari itu. Dan konsepnya, no longer, tidak lagi tempat kita ini satelitnya Singapura. Kita akan menjadi new economic center. Oleh karena itu saya ingin dan mari kita jadikan pola pikir kita mulai hari ini, membangun Kepulauan Riau haruslah membangun secara utuh, secara konprehensif, dan forward looking, menjangkau ke depan.

 

Saya beberapa kali ke sini, terbang rendah, melintasi air, jalan darat, saya membayangkan, dengan rida Allah, kalau ini bisa kita bangun, maka segalanya ada. Kawasan wisata ada, banyak pilihan yang tidak dimiliki Singapura yang tidak dimiliki oleh Johor misalnya. Yang kedua untuk industri, industrial center, bisa. Untuk tempat-tempat jasa, transportasi, energi, apapun bisa. Untuk pertanian khusus yang bisa menjadi supplier untuk kawasan ini, juga bisa.

 

Makanya saya undang Rektor IPB hari ini untuk saya tugasi lakukan research di provinsi ini, kira-kira tanaman apa yang klop yang itu menjadi unggulan, yang bisa kita pasok ke Singapore. Saya pernah datang ke Singapura dilapori oleh Duta Besar kita Pak Wardana, "Pak, ada sekian ribu ton yang diperlukan di Singapura untuk sayur, untuk buah", dan seterusnya, dan seterusnya. Mengapa tidak kita pasok dari tempat ini yang hanya 40 menit? Mengapa tidak?

 

Oleh karena itu, boleh, nanti pertaniannya yang sesuai dengan keinginan rakyat, pasti. Kemarin disebut 1000 hektar sawah, misalkan, apapun. Tetapi, kalau kita cerdas, ada kawasan perekonomian, pertanian khusus, yang memproduksi komoditas pertanian khusus yang nyata-nyata demand-nya di Singapura tinggi dengan kualitas yang bagus, fresh, kemudian dekat secara geo-ekonomi dan lain-lain.

 

Itu yang saya inginkan menjemput ke depan, demand-nya, ada, 17 juta yang datang ke Singapura. Kalau hanya di Singapura jenuh paling-paling. Bawa ke sini. Makanya saya ingin, kepada Pak Bupati, kemarin, semua, jaga hijaunya tempat ini. Dilihat dari Singapura disana gedung-gedung tumbuh, disini masih ada yang serba hijau, green, beautiful, ombak dengan tentu kawasan wisata yang baru. Dia tidak punya, kita punya. Begitu cara kita mendapatkan opportunity, tampil beda.

 

Oleh karena itu, saya ingin, dan sebagaimana saya sampaikan kemarin di Tanjung Pinang, tanggal 25, pertanian termasuk kelautan dan perikanan kemudian special industry yang sangat diperlukan special services, jasa-jasa, dan wisata, mari sangat kita kembangkan. Saya lihat kemarin, mulai dari Natuna, Anambas, kemudian Batam, Bintan, Karimun, Singkep, Lingga, luar biasa. Ini para Menteri kalau lihat, Pak Chairul Tanjung, luar biasa, so beautiful.

 

Ayo, jangan diterlantarkan anugerah Allah Subhaanahu Wa Ta'aala, mari kita kelola dengan baik. Jadi saya hanya memberi contoh soal sayur, soal buah, soal bunga. Kalau di sini ada sekian ratus hektar atau ribu hektar dedicated untuk itu, kita punya captive market ditambah ini sendiri akan berapa nanti, batam, Bintan, Karimun, itu juga captive market. Mari kita tidak tradisional, tidak konservatif. Mari kita cerdas, to find opportunities, to create opportunities.

 

Saudara-saudara,

 

Dan saya sangat kritis kalau ada di antara kita yang careless terhadap lingkungan. Di Jakarta, itu mungkin tiap bulan, saya telepon Gubernur Jakarta kalau saya lihat ada yang nggak beres. Demikian juga di provinsi yang lain. Oleh karena itu, sekali lagi lingkungan, lingkungan, lingkungan. Itu harus yang lain tidak jalan, yang lain juga jalan, tetapi beda kok, orang yang peduli lingkungan dengan tidak. Dan percayalah, anak cucu kita akan sangat berbahagia pada saatnya nanti, kalau kita majukan mereka, kita bangun negeri ini, tetapi lingkungan juga kita jaga.

 

Itulah pengantar saya, Saudara-saudara. Dan setelah ini kita dengarkan laporan dan presentasi dari Gubernur Kepulauan Riau dan nanti di akhir rapat kerja ini kita akan jelaskan kepada pers apa yang ingin kita lakukan bersama ke depan, utamanya jajaran pemerintah secara nasional maupun daerah sendiri.

 

Terima kasih.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI