Sambutan Presiden RI pada The Presidential Lecture oleh Profesor Ha-Joon Chang, Jakarta, 19 Mei 2011

 
bagikan berita ke :

Kamis, 19 Mei 2011
Di baca 769 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA
THE PRESIDENTIAL LECTURE OLEH PROFESOR HA-JOON CHANG

TANGGAL 19 MEI 2011, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Yang saya hormati Profesor Ha-Joon Chang,

Para tamu terhormat kita, Bapak Menteri dan Bapak Duta Besar dari Korea Selatan, Bapak Duta Besar dari Inggris,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Pertama-tama, saya mengucapkan selamat datang kepada Profesor Chang, dan terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan ceramah pada forum, The Presidential Lecture, pada hari ini. Sebagaimana disampaikan oleh Saudara Gita Wirjawan tadi, Profesor Chang adalah tokoh dan ekonom terkemuka di dunia. Saya tahu karena saya membaca beberapa buku tulisan beliau. Pemikiran Profesor Chang tidak selalu segaris dengan mainstream, pemikiran para ekonom dunia. Oleh karena itu, saya mengajak Saudara semua untuk menyimak pemikiran-pemikiran beliau, yang dapat melengkapi perspektif kita atas tata perekonomian dunia, maupun isu-isu pembangunan ekonomi, utamanya di negara-negara berkembang.

 

Sebagaimana kita ketahui, tema dari ceramah yang akan disampaikan oleh Profesor Chang adalah "Indonesia toward an emerging economy, lessons from Korea and beyond". Ya, tema ini terasa tepat dengan apa yang tengah kita lakukan sekarang ini. Profesor, barangkali Bapak telah mendengar dari Menteri-Menteri yang mendampingi, bahwa kami, Indonesia, memiliki ambisi, barangkali ambisi yang cukup besar, untuk dalam waktu 15 sampai 20 tahun mendatang, negara kami bisa menjadi emerging economy. Masterplan ke arah itu sedang kami finalkan, dan dalam waktu dekat akan saya luncurkan, yang sesungguhnya implementasi dari masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia itu, tiada lain sebuah breakthrough, untuk kita jalankan dengan sekuat tenaga. Meskipun tetap masterplan itu berangkat dari konsep, strategi, dan kebijakan yang dapat kami pertanggungjawabkan, yang berangkat dari keadaan nyata sekarang ini, termasuk potensi yang kami miliki, yang bisa kami bangun dan kembangkan di masa depan.

 

Terus terang Profesor Chang, saya selaku Presiden tengah membangun keyakinan bangsa Indonesia, bahwa, sekali lagi, cita-cita kita untuk menjadikan Indonesia sebagai emerging economy, 15-20 tahun mendatang itu bisa kita capai, karena tentu sebagaimana layaknya merespons sebuah gagasan baru, rencana baru, ada yang skeptis, ada yang pesimis, ada yang menganggap apa yang akan Indonesia lakukan terlalu ambisius. Tetapi saya dan banyak teman-teman di negeri ini optimis, bahwa insya Allah, goal atau tujuan itu akan dapat kami capai. Paling tidak ada tiga alasan, Professor Chang, mengapa kami patut beroptimis: pertama, potensi kami, potensi Indonesia, belum dikembangkan secara penuh. Yang kedua, dalam krisis global 2008-2009 yang lalu, ekonomi Indonesia relatif bertahan, selamat. Dan ini menunjukkan bahwa kita punya modal untuk kita gunakan, meningkatkan ekonomi kami. Sedangkan yang ketiga, yang membuat kami optimis adalah kami sadar masih banyak kekurangan dan kelemahan di Indonesia, apakah berkenaan dengan policies, institutions, infrastructures, bottlenecking, competitiveness, dan sebagainya. Justru dengan titik lemah atau kekurangan-kekurangan seperti itu, manakala dapat kami perbaiki dan kami koreksi tentu ekonomi Indonesia, sekali lagi, akan jauh lebih baik, dan jauh lebih maju.

 

Saya perlu menyampaikan dalam pengantar ini bahwa, kami, Indonesia, juga memilih apa yang harus kami lakukan, baik dari kacamata ideologi maupun kebijakan dan strategi ekonomi. Saya sendiri meyakini, Professor, dan memilih bahwa jalan tengah, the third way, barangkali itu yang cocok untuk Indonesia. Di satu sisi kaidah efisiensi pasar, penting, tetapi peran dan intervensi pemerintah tetap diperlukan. Oleh karena itu, kami tidak mengadopsi semua yang didoktrinkan oleh, yang disebut, The Washington Consensus, atau teori neoliberalisme, karena, sekali lagi, banyak yang tidak tepat untuk diterapkan di Indonesia sekarang ini. Sebagai negara berkembang, sasaran kami bukan hanya growth, tetapi juga job creation dan poverty reduction. Tiga tujuan itulah yang hendak kami capai. Dan kami sadar untuk menjadi emerging economy tidak cukup hanya mengandalkan ekonomi sumberdaya alam, meskipun banyak orang mengatakan Indonesia berpotensi besar di bidang itu, tetapi kami sendiri tidak akan menjadikan sumber daya alam sebagai perahan, tumpuan satu-satunya, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membangun ekonomi kami. Kami harus meningkatkan industri dan ekonomi jasa, manufacturing and services.

 

Terakhir, tentu kami semua, Professor Chang, ingin mendengar pengalaman Korea, dalam keberhasilannya menjadi negara industri. Tentu kita akan mengetahui nanti, mana-mana yang cocok untuk diterapkan di Indonesia, dari kisah keberhasilan di Korea. Mana-mana yang khas atau unique Korea sendiri. Saya pribadi, kagum dan hormat kepada Korea sebagai bangsa yang sukses. Saya yakin di samping strategi dan kebijakan ekonomi yang tepat yang dijalankan oleh Korea, juga semangat, disipilin, dan kerja keras bangsa Korea yang patut dicontoh.

 

Itulah pengantar saya, Profesor Chang dan Saudara-Saudara, semoga forum ini membawa manfaat bagi kita semua, terutama di dalam upaya besar kita untuk memajukan perekonomian di negeri tercinta ini. Setelah ini, saya persilahkan Profesor Chang untuk menyampaikan ceramahnya, dan marilah kita simak dengan baik ceramah beliau. Terima kasih.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan

Kementerian Sekretariat Negara RI