Sambutan Presiden RI pada World Batik Summit 2011, Jakarta, 28 September 2011

 
bagikan berita ke :

Rabu, 28 September 2011
Di baca 805 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN RI PADA WORLD BATIK SUMMIT 2011,

"INDONESIA: GLOBAL HOME OF BATIK"

DI JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA,

RABU, 28 SEPTEMBER 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya cintai, Ibu Negara dan Ibu Herawati Boediono,

Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara,

Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,

Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para Pimpinan Organisasi Internasional,

Yang saya hormati, Pimpinan Yayasan Batik Indonesia, Ibu Yultin Ginandjar Kartasasmita, Bapak Joop Ave, dan Para Pejuang, Pecinta dan Tokoh-Tokoh Batik Indonesia,

Saudara Gubernur DKI Jakarta, para Tamu Kehormatan dari Negara-Negara Sahabat, para Pembicara dan Peserta, baik konferensi maupun pameran, para Pimpinan Dunia Usaha yang bergerak di bidang batik dan perbatikan, para Seniman, Budayawan Batik, para Pengrajin, dan hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas perkenan, rahmat dan rida-Nya, hari ini, kita dapat bersama-sama mengikuti acara pembukaan World Batik Summit pada tahun 2011 ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Yayasan Batik Indonesia atas prakarsanya untuk menyelenggarakan World Batik Summit ini. Saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan UNESCO untuk kawasan Asia Pasifik, Bapak Prof. Hubert Gijzen, yang tadi juga telah memberikan kata sambutannya dan tentunya ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada para pembicara dari negara-negara sahabat yang juga sama-sama kita menyukseskan World Batik Summit yang diselenggarakan di Jakarta tahun ini.

 

Bapak, Ibu, hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Segaris dan senada dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Joop Ave tadi. Kalau saya ditanya oleh seseorang atau banyak orang menyangkut bagaimana saya melihat batik, maka jawaban pertama saya adalah, saya cinta batik, saya suka batik, dan saya suka dan sering memakai batik. Ada sedikit bedanya cinta dan suka batik dengan di samping cinta dan suka, yang bersangkutan juga suka dan sering memakai yang dicintanya itu batik. Ini modal awal kalau kita semua yang ada di ruangan ini, rakyat Indonesia, sahabat-sahabat kita, bangsa lain di dunia juga suka dan cinta batik, dan sekaligus suka memakai batik, maka masa depan batik akan cerah. Jika dialog itu kita lanjutkan, dan yang bertanya kepada saya tadi bertanya kembali: Pak SBY setelah anda suka batik dan suka memakai batik, maka pertanyaannya: Mengapa anda kok suka batik dan suka memakai batik? Jawaban saya pertama-tama khusus pertanyaan kedua ini, batik itu indah, batik itu khas dan memiliki nilai budaya yang tinggi. UNESCO mengatakan outstanding universal values yang melekat pada batik itu. Dan meskipun batik ada di banyak negara, bukan hanya di Indonesia tetapi saya barangkali subjektif, tetapi batik, kalau bicara batik, maka melekat dengan seni budaya Indonesia. UNESCO atas perjuangan banyak pihak, teman-teman dan kita semua, tanggal 2 Oktober tahun 2009 telah menetapkan batik dengan judul sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

 

Inilah yang saya sebutkan outstanding universal values sekaligus khas, sekaligus memiliki kandungan nilai budaya yang tinggi. Dan oleh karena itu, tanggal 2 Oktober juga, sejak itu, saya tetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Masih sekitar dialog, kalau, akhirnya pertanyaan seorang tadi dilanjutkan, maka pertanyaannya akan menjadi begini: Kalau anda, Pak SBY, suka batik dan suka memakai batik, karena anda mengatakan indah, khas, kaya nilai seni, dan melekat dengan seni budaya Indonesia, maka bagaimana masa depan batik ini? Apa yang mesti kita lakukan, dan Pak SBY sendiri akan berbuat apa terhadap masa depan batik Indonesia? Pertanyaan yang ketiga ini berbeda dengan yang pertama dan yang kedua karena jawabannya tiada lain adalah itulah sebabnya hari ini kita menyelenggarakan World Batik Summit. Dan, yang menjawab bukan hanya saya tetapi yang menjawab harus kita semua. Termasuk kalau menyangkut Indonesia. Apa yang akan Indonesia lakukan menyangkut batik ini? Tujuan dan sasarannya seperti apa di tahun-tahun mendatang, di masa depan, serta bagaimana melaksanakannya adalah yang disampaikan oleh Ibu Marie Pangestu tadi yang berjudul cetak biru atau blue print tentang pelestarian dan pengembangan batik nasional 2012-2025. Silahkan ikut membaca karena itulah sebetulnya yang akan dilaksanakan oleh bangsa ini untuk melestarikan dan mengembangkan batik kita, baik di tingkat Indonesia maupun di tingkat dunia.

 

Bapak-Ibu pmasih ingat tahun 2008, kita juga melakukan hal yang sama. Kita membuat semacam blue print, semacam action plan, untuk pengembangan ekonomi kreatif, untuk jangka menengah dan jangka panjang. Setelah itu kita lakukan upaya luar biasa, to develop our creative industry, our creative economy, dan statistik menunjukkan, perkembangan di negeri kita, industri kreatif dan ekonomi kreatif baik. Harapan saya pengembangan batik di masa depan dari perspektif ekonomi juga sama baiknya bahkan harapan saya lebih baik lagi.

 

Saudara-saudara hadirin yang saya hormati,

Kita mengetahui bahwa ada empat produk budaya Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai world intangible cultural heritage. Kita bangga dan bersyukur. Saya kira semua sependapat dengan saya. Sebagai bangsa Indonesia, ketika wayang, keris, batik, dan angklung ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak benda pada tingkat dunia, pastilah kita bersyukur dan bangga. Tetapi, tugas dan kewajiban kita lebih dari sekedar syukur dan bangga. Menurut saya, dan saya mengajak saudara semua, kita atau, sebagai wujud dari rasa syukur dan bangga itu, khusus batik, ke depan ini harus betul-betul bisa melestarikan dan melindunginya. Bisa melaksanakan pendidikan termasuk transformasi keahlian dan juga dari berbagai segi, dari berbagai dimensi, kita juga bisa terus memajukan dan mengembangkannya.

 

Bagi Indonesia, saudara-saudara, mengembangkan batik tentunya harus kita letakkan dalam konteks yang tadi itu, sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang bersifat tak benda atau intangible. Tetapi, mari kita letakkan pula dalam aspek atau dimensi yang lebih lengkap. Paling tidak, saya melihat ada empat aspek yang harus kita kembangkan bersama-sama. Yang harus kita sentuh dan kelola dengan baik secara bersama pula.                                                                                                                        

Pertama, mesti kita lihat dari aspek atau dimensi budaya.

Yang kedua, dari aspek dan dimensi ekonomi.

Yang ketiga, dari aspek dan dimensi lingkungan, dan

Yang Keempat, barangkali tidak terfikirkan oleh kita, mari kita letakkan batik ini sebagai "sarana diplomasi" dan dalam kerangka membangun persahabatan dengan negara-negara sahabat. Saya mengajak rakyat Indonesia termasuk komunitas intelektual dan seniman batik, industri batik, dan pemerintah, untuk betul-betul ke depan ini makin berkolaborasi dan bersinergi dalam melestarikan dan mengembangkan batik kita. Jangan kita jadikan, melestarikan, melindungi, mengembangkan dan hal-hal seperti itu sebagai beban atau sebagai masalah. Keliru kalau kita menganggapnya sebagai beban dan masalah. Marilah kita jadikan semuanya itu opportunity, great opportunity, peluang yang insya Allah akan membawa manfaat dan keuntungan yang besar bagi bangsa Indonesia.

 

Saya berani dan harus mengatakan seperti itu karena mari kita lihat keempat aspek atau dimensi yang saya sampaikan tadi. Aspek budaya, semua sependapat, batik indah, khas dan mulai memiliki kandungan seni yang tinggi. Menjadi identitas seni budaya kita dan juga sekali lagi telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu dari World Intangible Cultural Heritage. Kita syukuri, kita kembangkan, kita lestarikan. Yang kedua, dari aspek ekonomi. Saya katakan tadi, ekonomi kreatif di negeri kita terus berkembang, prospeknya baik. Saya punya statistik. Penjualan batik pada tahun 2006, di dalam negeri, itu berjumlah Rp. 2,9 trilyun. Pada tahun 2010, it was last year, telah naik menjadi Rp. 3,9 trilyun, hampir 4 trilyun. Ekspor batik ke negara lain pada tahun 2006 masih berjumlah US$ 14,3 juta sedangkan tahun lalu sudah menjadi US$ 22,3 juta atau meningkat sebesar 56 persen. Saya masih melihat peluang untuk meningkat lebih tinggi dan lebih besar lagi. Mari kita lihat dari sisi siapa yang membuat batik ini. Dari sisi ekonomi rakyat, dari segi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, maka data menunjukkan, dari 55.000 unit usaha batik, 99% dijalankan oleh usaha mikro dan usaha kecil. Ini tentu baik. Kalau bisa terus kita tingkatkan karena akan makin menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran yang ada di negeri kita. Itu dari aspek ekonomi. Dari aspek lingkungan, saya ingin menyampaikan, untuk menjadi kesadaran kita bahwa memang benar industri batik karena limbah, bahkan pewarnaannya bisa menimbulkan masalah lingkungan. Oleh karena itu, mari kita lakukan tindakan yang tepat untuk mencegah dan mengatasinya. Saya berharap Yayasan Batik Indonesia, pemerintah, semua pihak termasuk industri batik, dunia industri batik untuk juga melakukan pendidikan, pembinaan dan pengawasan yang baik atas pengelolaan limbah zat pewarna batik ini. Dan dalam banyak pameran, saya sering dijelaskan, saya melihat langsung. Pak SBY, ini zat pewarna-pewarna yang ramah lingkungan, yang bisa diproduksi di negeri ini. Hutan kita kaya dengan zat pewarna ini.

 

Saya mendorong lembaga research and development untuk terus melakukan pengembangan atau inovasi dari zat-zat pewarna batik ini agar benar-benar kita juga bisa menjaga kelestarian lingkungan kita. Itu yang ketiga. Sedangkan yang keempat atau yang terakhir saya katakan tadi adalah dari aspek diplomasi dan hubungan internasional. Ya, batik bagaimana pun, sekalipun ada di banyak negara tetapi batik Indonesia betul-betul khas, indah dan itu menjadi kebanggaan. Bangsa lain kalau ingat batik, hampir pasti ingat Indonesia. Jika Amerika dikenal oleh bangsa lain karena Hollywood, karena Coca Cola misalnya. Jika Turki dikenal oleh bangsa lain karena blue mosque. Jika Singapura membuat lambang singa, lions. Maka Indonesia juga punya. Dan kita punya banyak sebenarnya termasuk batik yang bisa bangsa lain mudah mengidentifikasi, ah kalau ingat itu ingat Indonesia. Apa contohnya? Pertama-tama tentu Batik, yang kedua Angklung, yang ketiga Keris, yang keempat, Wayang, kelima Candi Borobudur, keenam Candi Prambanan, ketujuh Bali, kedelapan Raja Ampat, kesembilan Danau Toba, kesepuluh Komodo, kesebelas Nasi Goreng, not fried rice, nasi goreng, beda. Datang ke Eropa, ke Jepang, ke Amerika, nasi goreng bukan fried rice, itu khas Indonesia, ada kopi luwak nomor 12 nomor 13, 14, sampai 200, masih banyak lagi. Kita sering malu, sering tidak pandai, tidak kreatif untuk mengabarkan kepada dunia bahwa banyak sekali yang dimiliki oleh Indonesia, yang khas, yang indah, yang unggul dan sebagainya.

 

Saya sudah meminta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata beserta para seniman dan budayawan dan saya tahu sedang bekerja untuk membikin buku dan dipromosikan seperti bukunya Pak Dipo Alam tadi, yang kira-kira judulnya The Wonders of Indonesia. Di banyak kesempatan ketika saya bertugas di luar negeri, saya menggunakan batik, dan saya juga sering memberikan cinderamata kepada sahabat-sahabat saya, world leaders yang tentunya tidak lain adalah batik Indonesia. Jadi, kita semua harus menjadi duta  bangsa. Kita semua harus bisa mempromosikan tentang negeri kita, bisa mewartakan kepada dunia tentang Indonesia. Saudara-saudara, memang ada dua golongan di antara banyak golongan di antara kita. Satu adalah mereka yang mencintai dan membanggakan negerinya tetapi memilih diam, silent. Ada juga golongan yang sangat aktif berbicara tetapi tidak sering menceritakan tentang kebolehan dan kelebihan negeri kita. Yang diceritakan biasanya, yang dilebih-lebihkan kebolehan dan kebaikan negara lain. Dua-duanya dalam era demokrasi dan kebebasan dibenarkan. Cuma, sebagai Kepala Negara, saya ingin bikinlah lebih seimbang. Dengan demikian dunia tidak salah mengerti tentang Indonesia. Negara kita memang ada yang belum baik, ada yang masih begini, begitu, tapi kan juga sudah ada yang baik dan banyak yang bisa kita ceritakan pada dunia lain. Saya sering mengikuti televisi internasional, misalkan Channel News Asia dari Singapura. Itu sering sekali menceritakan tentang kebolehan, keindahan, keunggulan Singapura misalnya Business MICE, Meetings, Incentives, Conventions, dan Exhibitions, Saya juga melihat CCTV dari Republik Rakyat Tiongkok yang sering menceritakan budaya Tiongkok, pariwisata Tiongkok dan hal-hal seperti itu. Alangkah manisnya dan indahnya kalau kita juga memasukkan hal-hal yang bisa diketahui dunia tentang Indonesia, kebudayaan kita, pariwisata kita, keindahan alam kita dan sebagainya. Sekali lagi kita akan menjadi bangsa yang dilihat oleh dunia apa adanya. Ada yang kurang baik tapi juga banyak yang sudah baik.

 

Bapak Ibu hadirin sekalian yang saya hormati,

Dari semuanya itu maka, sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin menyampaikan harapan dan ajakan saya. Pertama, mari kita jadikan World Batik Summit ini untuk mencapai tujuan, goals, untuk melestarikan dan mengembangkan batik, tentu di Indonesia utamanya dan di dunia. Yang kedua, mari kita bangun dan perkuat kerja sama dan kemitraan diantara semua pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dan kemitraan dengan mitra-mitra kita dari negara sahabat. Sedangkan, yang ketiga, di samping mari selalu kita pastikan bahwa dalam melestarikan dan mengembangkan batik, lihatlah dari aspek budaya, aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek hubungan antar bangsa tadi. Saya fikir, satu lagi, bahwa semua yang kita lakukan ini, akhirnya mestilah bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat kita termasuk peningkatan penghasilan para pengrajin batik. Ini adalah sisi moral dan sisi kemanusiaan ketika kita ingin membikin industri dan ekonomi batik ini berkembang pesat di negeri kita dan juga pada tingkat dunia. Itulah tiga harapan dan ajakan saya. Mari saudara-saudara dengan sangat serius dan dengan tekad yang tinggi benar-benar kita kembangkan batik di negeri tercinta ini. Marilah kita menyapa dunia dengan batik: Batik Indonesia, Kebanggan kita semua!  

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI